tag:blogger.com,1999:blog-19857012375213022162024-03-25T23:16:47.569+07:00All About MeNessia Adista a.k.a EchaecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.comBlogger126125tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-50101393903115753072024-03-20T23:28:00.001+07:002024-03-20T23:28:14.338+07:00Nostalgia Kue Lebaran Eyang<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space-collapse: preserve;">Sudah memasuki minggu kedua Ramadan, artinya tidak lama lagi kita akan menjumpai hari lebaran. Baik yang mudik ke kampung halaman ataupun yang tidak ke mana-mana karena tidak punya kampung, pasti sama-sama punya makanan yang ditunggu di hari raya. Namanya hari raya, biasanya orang-orang akan sebisa mungkin menyediakan makanan spesial yang berbeda dari biasanya. Eh iya, nggak masalah kan ya lagi puasa ngomongin makanan. Hehehe…</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Untuk saya pribadi, saya ingin nostalgia ke masa kecil saya ketika lebaran di rumah eyang. Nggak bisa dibilang mudik ya, karena rumah eyang ada di tengah kota Bandung dan hanya berjarak 6 km dari rumah saya dulu. Ada satu kue yang saya ingat sekali selalu ada di meja makan rumah eyang, yaitu kue lapis legit.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVRGZ-4XRgpE0Ooj0flJ_hYJrl3BQZlvUKpMO7QI5gQBTQYI1Ml804xJuMXiFSDb-p-CnEi6YGkPa5d7yCBgNFirSfnK1avN6dXHUSydqUNgqqxTzM4WjTyPf2TS9lRjCDQ2KERtQaiFaW77y4XQRC1PbNKU-uJ9ynAh4cKMPc-jQMTJt_5AqBAX5N6ai/s739/images%20(4).jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="415" data-original-width="739" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVRGZ-4XRgpE0Ooj0flJ_hYJrl3BQZlvUKpMO7QI5gQBTQYI1Ml804xJuMXiFSDb-p-CnEi6YGkPa5d7yCBgNFirSfnK1avN6dXHUSydqUNgqqxTzM4WjTyPf2TS9lRjCDQ2KERtQaiFaW77y4XQRC1PbNKU-uJ9ynAh4cKMPc-jQMTJt_5AqBAX5N6ai/s320/images%20(4).jpeg" width="320" /></a></div><i><div style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Lapis legit eyang mirip seperti yang di gambar ini, sangat moist dan seketika lumer ketika masuk mulut. Nyam...</span></i></div></i></div><div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Sumber gambar: YouTube Kiko Kuliner Channel</span></i></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div style="text-align: center;"><br /></div></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Lapis legit mungkin memang bukan makanan khas Bandung ya, tapi buat saya menjadi cukup khas hari raya karena kalau bukan lebaran jarang sekali kue ini tersedia di meja makan rumah eyang, apalagi rumah saya. Hehe… Rasa kue buatan eyang juga sangat enak, karena dibuat dari bahan terbaik dan dengan sentuhan tangan eyang yang ajaib. Tiap hari lebaran eyang selalu menyediakan banyak kue, mulai dari kue kering sampai kue basah. Maklum, almarhum eyang kung adalah anak tertua, jadi pada hari raya selalu dikunjungi adik-adik hingga ponakan-ponakannya.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya ingat, saat membuat kue lain eyang suka membolehkan cucu-cucunya ikut membantu, termasuk saya. Misalnya ikut menuangkan bahan, mencetak, dan sebagainya. Tapi untuk lapis legit, sepertinya selalu eyang sendiri yang membuatnya. Sepertinya karena prosesnya yang super ribet juga modal yang lumayan mahal, jadi eyang tidak mau mengambil resiko kuenya gagal kalau tangan-tangan kecil kami ikut membantu. Hahaha…</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Buat yang belum tahu, untuk menghasilkan kue lapis legit yang enak seperti buatan eyang, bahan yang dipakainya premium dan terhitung cukup mahal dibandingkan kue jenis lain. Telur yang dipakai saja bisa 20 butir atau lebih. Dan mentega atau <i>butter</i> yang dipakai juga harus yang kualitas terbaik untuk menghasilkan kue yang super legit.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Lapis legit buatan eyang adalah tipe lapis legit yang basah, karena hanya menggunakan sedikit terigu. Dan lapisannya juga tipis-tipis. Bisa dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan kue ini. Pantas saja kalau beli lapis legit harganya lumayan mahal, karena selain bahan yang premium, proses pemanggangannya juga sangat merepotkan.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebelum dipanggang, ada proses <i>mixing</i> adonan yang juga tidak simpel. Putih telur, kuning telur, dan butter harus diproses secara terpisah. Proses <i>mixing</i> juga membutuhkan waktu cukup lama supaya adonan bisa mengembang sempurna, masing-masing bahan butuh waktu 15-30 menit di <i>mixer</i>.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Setelah adonan jadi, proses memanggangnya membutuhkan kesabaran super. Bayangkan saja, tiap lapisan harus dipanggang satu persatu, padahal lapisannya sangat tipis-tipis. Caranya satu lapis adonan dituang ke loyang lalu dipanggang di oven selama sekitar 5 menit, kemudian dituang lagi lapisan selanjutnya lalu dipanggang lagi sekitar 5 menit. Terus begitu diulang sampai adonan habis. Kata eyang dulu, sampai adonan habis itu sekitar 20-25 lapisan. Astaga, membayangkannya saja saya sih sudah mundur duluan, capek.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Berarti dari mulai proses membuat adonan yang membutuhkan 3 kali <i>mixing</i> (adonan kuning telur, adonan putih telur, dan adonan mentega) sampai proses pemanggangan bisa memakan waktu lebih dari 3 jam! Lalu repotnya lagi karena harus tiap 5 menit membuka oven dan menuangkan adonan, jadi proses pemanggangan juga tidak bisa ditinggal. Tidak seperti kue lainnya yang begitu masuk oven ya ditinggal saja sampai <i>timer</i> berbunyi dan kue matang sempurna. Jadi dalam pembuatan lapis legit, selama 3 jam itu kita harus <i>stay</i> di dekat oven agar kue tidak gagal. Ya ampun, repot sekali ya.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sekarang memang eyang sudah tidak pernah lagi membuat kue lebaran apapun karena kondisinya yang sudah tidak memungkinkan. Saya cukup kangen juga dengan lapis legitnya eyang. Tapi anak dan cucu eyang sepertinya tidak ada yang sesabar eyang untuk memanggang lapis demi lapis kue ini. Makanya meski resep sudah diturunkan oleh eyang ke anak-anaknya, tapi lapis legit tidak lagi ada di meja makan rumah eyang di kala lebaran sekarang, karena tidak ada yang berminat membuatnya.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Memang ternyata eyang itu sejak dulu luar biasa kesabarannya. Pantas saja sekarang di usia senjanya eyang selalu sabar menjalani hari-harinya meski semakin lama semakin banyak keluhan di fisiknya. Ah, kalau bicara soal kesabaran eyang sepertinya saya harus membuat satu tulisan khusus lagi nih. Hehehe…</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnR0lv6c7y1J21sF4KIIn-pJkidAS32BACt8yRtDIztYWkwZUZXqlaNysCEj-Hc5aLXBfZyOsrOFL5vjmHZD64voQk6r8RHYaCUxKZYOwyh9Ks3o_XeHD1KTGqqmzmz2jjw-OsH7nlbkN1KeDx2J366E9GJL_ZgqYZ4nibnOY38z2BjLS3tAWpiHn8Z_SV/s1200/Banner%20Tantangan%20MGN%202024.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="675" data-original-width="1200" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnR0lv6c7y1J21sF4KIIn-pJkidAS32BACt8yRtDIztYWkwZUZXqlaNysCEj-Hc5aLXBfZyOsrOFL5vjmHZD64voQk6r8RHYaCUxKZYOwyh9Ks3o_XeHD1KTGqqmzmz2jjw-OsH7nlbkN1KeDx2J366E9GJL_ZgqYZ4nibnOY38z2BjLS3tAWpiHn8Z_SV/s320/Banner%20Tantangan%20MGN%202024.jpg" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tulisan ini diikutsertakan untuk <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-blogging-mgn-maret-2024-cerita-kuliner/" target="_blank">tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> bulan Maret 2024. </span></span></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-41519543393020988342024-02-20T22:45:00.001+07:002024-02-20T22:47:51.989+07:00Harapkan, Doakan<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"> <span style="white-space-collapse: preserve;">Tanggal 14 Februari 2024 jadi hari perayaan demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Semua warga berhak memberi suara untuk memilih pemimpin negara untuk 5 tahun ke depan. Tak usahlah ya bertanya siapa pilihan saya, cukup saya saja yang tahu. Mari tetap junjung saja salah satu prinsip pemilu: rahasia. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebenarnya topik politik adalah salah satu topik yang cukup sering saya hindari, baik di dunia maya maupun nyata. Saya sering tidak nyaman membicarakan politik. Tapi berhubung tema <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-blogging-mgn-februari-2024-harapan-untuk-pemimpin-indonesia-isu-meresahkan-yang-diharapkan-bisa-diselesaikan-para-pimpinan/" target="_blank">tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> di awal tahun ini adalah tentang “Harapan untuk Pemimpin Indonesia”, jadi ya sepertinya akan sedikit menyinggung soal pemimpin dan politiknya. Sedikit saja, karena saya tidak punya cukup ilmunya jadi tidak boleh juga ya berkomentar terlalu banyak. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Presiden Orang Terhebat</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dulu, ketika masih kecil saya berpikir bahwa presiden adalah sosok yang sangat luar biasa, bisa memimpin sebuah negara super besar seperti Indonesia yang secara bentuk terpisah-pisah oleh lautan. Tapi semakin besar dan semakin saya banyak mendengar soal politik, kehebatan presiden di mata saya tidak lagi sebesar dahulu. Setelah dewasa saya melihat dalam politik kadang orang-orang yang terlibat berusaha mendapatkan keinginan dengan cara-cara yang kurang sesuai. Berbagai kecurangan terjadi, praktik politik uang, hingga tebaran janji-janji palsu.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Apakah saya salah kalau mulai berpendapat bahwa politik itu “kotor”? Mungkin ada yang berpikir begitu ya, tapi jujur itu yang saya pikirkan. Calon presiden sebelum dipilih menebar janji-janji manis untuk kesejahteraan seluruh masyarakat. Tapi begitu terpilih dan menjalankan tugasnya, nyatanya banyak janji yang tidak terlaksana. Malah muncul kebijakan-kebijakan yang seringkali merugikan masyarakat secara umum. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Belum lagi kasus-kasus orang di sekitar presiden yang tertangkap KPK, seperti misalnya para menteri. Meski tidak berkaitan langsung dengan presiden, tapi menteri-menteri tersebut kan dipilih langsung oleh presiden. Jadi ketika ada menteri yang tersandung kasus korupsi, ada penyesalan kenapa presiden memilih orang yang kurang jujur untuk memegang peran menteri. Dan secara tidak langsung itu berdampak juga pada kesejahteraan masyarakat. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Jujur saja pada pemilihan kali ini pun saya tidak yakin harus memilih siapa. Hingga detik terakhir pun ketika di dalam bilik suara saya masih bimbang dan sempat termenung menatap surat suara. Di mata saya ketiga pasangan punya kekurangan besar yang berbeda-beda. Kecenderungan kepada salah satu paslon memang ada, tapi kekurangannya itu tetap membuat saya ragu. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTQ81tD7mTWlsvrQf1NFKKgp80YJjnMycbMH2P8s4q4WmwZfn1mLySKFL43sDn7tGQB_S3798fOrv2SnJJcBPE9lnjaVdlrDfahmO_zgcbN3hyInaa_fOOvMaXwZyhXpUH1xWVx1LteZoOOFnVC_-1nbdKX-qo29PI-IK7OYeGF4FLXm50SFpU-Fle6F8b/s1280/choice-2692575_1280.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="474" data-original-width="1280" height="119" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTQ81tD7mTWlsvrQf1NFKKgp80YJjnMycbMH2P8s4q4WmwZfn1mLySKFL43sDn7tGQB_S3798fOrv2SnJJcBPE9lnjaVdlrDfahmO_zgcbN3hyInaa_fOOvMaXwZyhXpUH1xWVx1LteZoOOFnVC_-1nbdKX-qo29PI-IK7OYeGF4FLXm50SFpU-Fle6F8b/s320/choice-2692575_1280.jpg" width="320" /></a></div><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Pada akhirnya memang saya harus memilih bukan yang paling baik, tapi yang tidak terlalu “jahat”.</i></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Harapan Sebagai Masyarakat Umum</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebagai masyarakat, tentu saya dan kita semua boleh menaruh harapan terhadap pemimpin kita, siapapun nanti yang akan terpilih. Harapan utama saya sebenarnya supaya pemimpin Indonesia nantinya bisa menjadi orang yang jujur dan amanah. Orang jujur tidak akan membohongi masyarakat apalagi untuk kepentingan pribadinya. Orang amanah akan sadar tugas utamanya sebagai presiden adalah menjaga negara dan menyejahterakan rakyat, dan pasti akan bekerja keras untuk itu. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Pemimpin yang jujur dan amanah akan selalu ingat bahwa dia bisa menjadi presiden adalah karena dipilih oleh rakyat. Karena itu, kesejahteraan rakyat akan selalu ditempatkan di atas kepentingan pribadinya maupun golongan. Kebijakan yang diambil akan dipikirkan untuk kepentingan masyarakat umum, bukan yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Presiden juga akan menjadi role model bagi pejabat-pejabat di bawahnya. Jika presidennya jujur dan amanah, harapannya tentu pejabat di bawahnya pun akan berlaku jujur dan amanah. Atau minimal, akan lebih segan untuk berbuat tidak jujur atau tidak amanah, misalnya korupsi.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Harapan Sebagai Ibu</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saat ini peran utama yang saya jalani adalah sebagai ibu dalam keluarga kecil saya. Dan sebagai ibu, fokus utama saya tentu untuk kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anak. Bidang yang menjadi concern utama saya saat ini khususnya adalah masalah kesehatan dan pendidikan. Saya berharap kebijakan presiden terbaru siapapun itu akan memudahkan masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan dan pendidikan secara maksimal. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sejak saya punya anak pertama hingga sekarang anak keempat, saya merasakan pelayanan kesehatan dari pemerintah sudah ada peningkatan. Misalnya saja pelayanan imunisasi bayi. Dulu hanya ada sedikit jenis vaksin yang disubsidi pemerintah dan bisa diberikan murah di puskesmas. Jadi kalau mau bayinya dapat vaksin lengkap, orang tua harus merogoh kocek cukup dalam. Artinya tentu tidak seluruh kalangan bisa mengakses vaksin bayi secara lengkap. Tapi sekarang, hampir semua jenis vaksin yang disarankan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sudah bisa diakses secara murah di puskesmas. Jadi pelayanan vaksin bisa menjangkau hingga masyarakat kelas bawah. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Selain vaksin, kepedulian pemerintah terhadap perkembangan anak-anak juga meningkat. Misalnya saja soal stunting, yang semakin sering disebut oleh pemerintah sekarang. Jika pemerintah semakin peduli terhadap perkembangan anak-anak, dan memberikan solusi penanganan yang menyeluruh, tentu akan berdampak panjang pada masa depan negara. Karena anak-anak inilah yang nantinya akan meneruskan pembangunan dan pengembangan negara ini. Semoga pelayanan kesehatan ini akan terus membaik dan menjangkau seluruh kalangan masyarakat ya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Soal pendidikan juga cukup menjadi concern saya. Sudah beberapa tahun anak saya mulai masuk sekolah, jadi saya sedikit banyak mulai melihat beberapa masalah dalam sistem pendidikan. Salah satunya adalah kurikulum yang terus berganti. Saya tahu memang jaman terus berubah, kurikulum juga mungkin perlu berubah disesuaikan dengan kondisi jaman. Tapi perubahan drastis jika dilakukan terlalu sering tentu akan membingungkan bagi orang-orang di lapangan, terutama guru. Kalau gurunya bingung, bagaimana bisa mendidik siswanya? Apa tiap ganti menteri pendidikan juga kurikulumnya ikut ganti? Pusing nggak tuh? </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kesejahteraan para guru juga masih sering menjadi perbincangan. Padahal, supaya siswa dapat belajar dengan baik, gurunya harus sejahtera dulu. Bayangkan bila guru tidak mendapat gaji yang layak, guru tersebut harus mencari sampingan untuk memenuhi kebutuhan. Apa guru itu bisa mengajar dengan sungguh-sungguh? Lalu apa akan terus ada yang mau menjadi guru jika gaji yang didapatkan tidak layak? Jika tidak ada guru berkualitas, bagaimana bisa menghasilkan siswa yang berkualitas? </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sistem penerimaan siswa baru juga saya lihat cukup berantakan. Penerapan sistem zonasi yang tujuan awalnya untuk pemerataan pendidikan, nyatanya malah menyulitkan siswa dan jadi celah untuk banyak terjadi kecurangan. Syarat pendaftaran siswa yang dihitung berdasarkan jarak rumah ke sekolah tidak didukung sebaran sekolah yang merata. Akhirnya siswa pintar pun bisa saja sulit mendaftar sekolah jika tidak ada sekolah yang dekat dengan rumahnya. Masih perlu banyak pembenahan jika sistem ini ingin diteruskan. Padahal pendidikan wajib bisa menjangkau masyarakat dari seluruh kalangan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Penutup</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Meski saya menuliskan harapan-harapan pada pemimpin Indonesia nantinya, namun saya tetap tidak mau terlalu banyak berharap. Karena semakin banyak kita berharap pada manusia, akan semakin mudah juga kita untuk kecewa.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Pada akhirnya, daripada terlalu banyak berharap pada presiden baru, saya lebih memilih untuk berdoa pada Allah SWT supaya pemimpin Indonesia nantinya akan menjadi pemimpin yang takut kepada-Nya. Karena pemimpin yang takut pada Tuhannya pasti akan selalu berusaha untuk berbuat baik demi kesejahteraan seluruh masyarakat dan menjauh dari hal-hal buruk yang bisa merugikan masyarakat secara umum. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Mari do'akan pemimpin terpilih kita. Angkat tangan dan panjatkan doa sebanyak-banyaknya, semoga pemimpin kita bisa memajukan negara ini, membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, dan bisa menjaga perdamaian di negara ini. Aamiin.. </span></span></p><div><br /></div><br /><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-lnLMl83Ohc2FWzgURl9oJ_ai3aCGe-huFCp6FgCa72qPCYrZkiA5IZTIXXH53340tpN76TA0EjqpJxJ6w9H434lETzSoYyKLic2tTDxR8ndTO6Vq1fZ2WDF2dGS450mFSUxXfB9506amedtUyV_uPuTl0wmnBtyYhnjFgc9cTkYP7D1JlHLS63osM22p/s1200/Banner%20Tantangan%20MGN%202024.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="675" data-original-width="1200" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-lnLMl83Ohc2FWzgURl9oJ_ai3aCGe-huFCp6FgCa72qPCYrZkiA5IZTIXXH53340tpN76TA0EjqpJxJ6w9H434lETzSoYyKLic2tTDxR8ndTO6Vq1fZ2WDF2dGS450mFSUxXfB9506amedtUyV_uPuTl0wmnBtyYhnjFgc9cTkYP7D1JlHLS63osM22p/s320/Banner%20Tantangan%20MGN%202024.jpg" width="320" /></a></div><br />ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-90550310264906861502024-02-14T08:57:00.002+07:002024-02-14T08:57:42.338+07:00Dear Echa... <p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"> <span style="white-space-collapse: preserve;"><i>Dear</i> Echa… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Hai! Apa kabar, Cha? Kayaknya sudah lama ya nggak menyapa diriku sendiri. Gimana? Sibuk ya sama kehidupan “baru” sebagai ibu dengan 4 anak? Sampai-sampai lupa caranya ngobrol sama diri sendiri. Hehe… Masih adaptasi kan ya? Tapi semoga bisa cepat punya ritme yang paling pas ya dalam mengurus suami, rumah, beserta 1 anak SD, 1 anak TK, 1 balita, dan 1 bayi, juga menjalani peran-peran lainnya di lingkungan sosial. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Seru ya menjalani hari dengan 4 anak? Rumah nggak pernah sepi dari teriakan anak-anak. Kadang teriakan bercanda dan tertawa, tapi kadang berubah jadi teriakan marah dan nangis juga. Belum lagi rumah yang berantakan bikin makin pusing. Mainan yang bertebaran di seluruh penjuru rumah, lantai dengan tumpahan berbagai makanan, <i>sink</i> dapur yang nggak pernah kosong, cucian dan setrikaan yang nggak habis-habis.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kadang bikin senewen sih ya, dan pegal-pegal juga seharian bersih-bersih. Tapi jangan pernah lupa, Cha, suara teriakan mereka dan rumah yang berantakan itu menunjukkan bahwa anak-anak ada di rumah, dan dalam keadaan sehat. Coba diingat pas kemarin mereka bergantian demam. Rumah memang lebih tenang dan rapi, tapi hati nggak tenang kan ya bolak-balik ngecek suhu anak dan tarikan napasnya. Jadi syukuri saja ramainya rumah sekarang, yang penting anak-anak sehat. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Masalah mental gimana, Cha? Aman dong? <i>At least</i> nggak separah waktu pas masih hamil kan? Hormon hamil kemarin itu sepertinya memang berpengaruh besar ya, sampai bikin emosi super labil. Kecolek sedikit nangis, kesenggol sedikit ngamuk. Tapi ternyata setelah melahirkan jadinya nggak terlalu senggol bacok ya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dan alhamdulillah segala kekhawatiran selama hamil nggak terjadi. Saat itu kamu selalu cemas nggak bisa menjalani peran sebagai ibu 4 anak. Kamu selalu khawatir nggak mampu mengurus keluarga “kecil”mu dengan baik. Bahkan kamu sampai sempat minta suami untuk siap-siap jika kamu sampai kena <i>post partum depression</i>. Buktinya sekarang? Kamu bisa! Semua tetap aman terkendali, dan kamu sendiri pun bahagia, jauh dari depresi. Justru semakin bahagia kan dengan bertambahnya anggota keluarga baru? </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Itulah Cha, kadang memang <i>overthinking</i> itu nggak baik untuk kesehatan mental. Terlalu banyak “gimana kalau nanti begini atau begitu”, pada akhirnya hanya bikin semakin takut menghadapi masa depan. Padahal kan memang nggak ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti. Belum tentu semua yang dikhawatirkan itu akan terjadi. Bisa saja yang terjadi nanti justru sebaliknya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kalau takut, ingat satu-satunya tempat bersandar itu Allah SWT. Cuma Allah yang bisa memberi kekuatan dan membantu melewati apapun yang terjadi. Jangan pernah lupa kalau Allah selalu ada di setiap tarikan napas, nggak akan pernah pergi. Terlalu banyak berandai-andai tentang apa yang akan terjadi nanti itu nggak bikin tenang, malah semakin takut. Makanya, berserah diri saja ke Allah, sambil tetap berusaha yang terbaik.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Satu lagi, jangan terlalu banyak menyalahkan diri sendiri atas semua hal buruk yang terjadi. Ingat, semua yang terjadi itu sudah diatur oleh Allah, <i>InsyaAllah</i> ada hikmah dalam hal buruk sekalipun. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kamu itu hebat, Cha. Kamu selalu berusaha memberikan segala yang terbaik untuk semua orang di sekitarmu. Kalau ternyata memang ada sedikit kesalahan yang kamu lakukan terutama pada anak-anakmu, ingat bahwa kamu itu manusia, wajar berbuat salah. Tapi lalu jangan terlalu lama menyalahkan diri sampai tenggelam dalam rasa <i>insecure</i> ya. Ingat, apapun yang terjadi anak-anakmu tetap sangat mencintaimu dan membutuhkanmu.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cintai dirimu sendiri, Cha. <i>You deserve to be loved and happy</i>. Mungkin sekarang caramu menemukan bahagia harus sedikit diubah, bukan lagi dengan cara seperti dulu saat kamu hanya sibuk dengan dirimu sendiri. Tapi sekarang kamu tetap bisa bahagia kok, hanya perlu sedikit mengubah cara pandangmu saja.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tetap semangat ya, Cha! Semangat untuk terus menjadi lebih baik, semangat untuk terus mencintai diri sendiri, dan semangat untuk terus bahagia. 🙂</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYDn6nn41TwSpS8utOOCyWJ2T-PNxFPONV3kiafDFvvlN-Nlfq4sg68OSEIianthd0HjpY8L7wIsYSW_ixEQuOErr-rklokUbPV8liXA2U6uiRrXaTs-EmXsKQF0U_aruMvOHCAqf3uPx27_FGmUtNVOee2A0fdVykdHOc8UcXxDjrggoomlwpN7TeSOf6/s1280/self-love-7454665_1280.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYDn6nn41TwSpS8utOOCyWJ2T-PNxFPONV3kiafDFvvlN-Nlfq4sg68OSEIianthd0HjpY8L7wIsYSW_ixEQuOErr-rklokUbPV8liXA2U6uiRrXaTs-EmXsKQF0U_aruMvOHCAqf3uPx27_FGmUtNVOee2A0fdVykdHOc8UcXxDjrggoomlwpN7TeSOf6/w320-h320/self-love-7454665_1280.png" width="320" /></a></span></div><span style="font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span><p></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-78666254801443064142023-12-10T20:39:00.002+07:002023-12-11T05:32:18.547+07:00Sakha Abhiru Putra (part 2: Persalinan) <p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sekitar<span style="font-size: 12pt; white-space: pre-wrap;"> jam 4.30 sore aku kabarin suami aku kalau aku sudah merasakan kontraksi intens. Suami tadinya mau jemput anak-anak dulu yang lagi ngaji di masjid. Tapi lalu ternyata adik ipar aku mau bantu</span></span><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; white-space: pre-wrap;"> jemput anak-anak, jadi suami langsung ke rumah jemput aku untuk segera ke klinik. Setelah angkut semua tas ke mobil, aku sama suami dan Kiana pergi ke rumah mama aku untuk nitipin Kiana dan minta doa dari mama papa. Akhirnya menjelang magrib aku dan suami pergi ke Klinik Mutiara Cikutra, tempat yang kami pilih jadi tempat bersalin. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sekitar jam 6.30 malam kami tiba di KMC dan langsung disambut sama bidan jaganya. Aku dan janin langsung diperiksa di ruang observasi, dicek denyut jantung janin, frekuensi kontraksi, dan gerakan janin. Pembukaan juga dicek dan ternyata sudah bukaan 4. Bidannya langsung memperkirakan, karena sudah anak ke-4 sepertinya bukaan akan bertambah 1 cm setiap setengah jam, jadi kira-kira bayi akan lahir sekitar jam 10 malam.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Entah kenapa persalinan kali ini aku santuy banget, nggak pake deg-degan atau khawatir apaaa gitu. Rasanya pas persalinan sebelumnya ada saja pikiran macam-macam, tapi kali ini sungguh perasaan aku santai banget. Pas bidan bilang perkiraan lahir jam 10 juga aku cuma berpikir “oh okey, 3 jam lagi”.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selesai diperiksa di ruang observasi, aku dibolehkan untuk masuk kamar rawat. FYI di KMC ini pilihan kelasnya ada VIP, kelas 1 premium, kelas 1, dan kelas 2. Kebetulan saat itu nggak ada ibu lain yang akan atau sudah bersalin, jadi aku bebas pilih kamar karena semua ruangan kosong. Dulu Dinand lahir di ruang VIP karena saat itu penuh dan tidak ada pilihan kamar lain. Saat persalinan Kiana aku pilih ruang kelas 1 premium. Sementara sekarang aku pilih kelas 1. Ternyata semakin menurun ya pilihan kelasnya. Yaaa,, alasannya nggak jauh-jauh dari urusan dompet sih. Karena semakin banyak anak kan semakin banyak pengeluaran ya, jadi bagian mana yang bisa diirit ya kita irit. Hahaha… Tapi kenyamanan dan pelayanan mah sama, cuma besar ruangan kamarnya saja yang beda. Dan menurutku itu nggak terlalu penting sih. Toh pasti aku lebih banyak tiduran saja pasca persalinan, nggak perlu ruangan yang besar juga kan. Dan di semua ruangan suami juga bisa tetap tidur nyaman, jadi bukan kamar VIP pun nggak masalah. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Di kamar lalu aku ganti baju pakai kimono untuk memudahkan persalinan, dan aku dipersilakan menunggu gelombang cinta di dalam kamar saja. Sempat ditinggal suami untuk beli makan malam, kontraksi perlahan terasa semakin kuat tapi masih sangat bisa ditahan. Menjelang jam 8 bidan yang sebelumnya memeriksa aku datang dan memberitahu bahwa itu waktunya pergantian <i>shift</i>, jadi yang menangani persalinan aku nanti akan beda orangnya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Oh iya, untuk persalinan kali ini aku memang sengaja pilih untuk bersalin dibantu bidan saja, tidak didampingi dokter kandungan. Selain </span><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><strike>lagi-lagi</strike></span><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> perkara dompet (hahaha), aku juga merasa sepertinya aku sudah cukup punya pengalaman untuk bersalin sama bidan saja. Toh berdasarkan pengalaman juga sepertinya saat persalinan itu peran bidan dan dokter sama-sama saja. Sama-sama membantu ngecek bukaan, lalu membantu kasih arahan untuk mengejan ketika bukaan lengkap, membantu mengeluarkan bayi lalu plasenta, dan terakhir menjahit (kalau perlu) dan membersihkan rahim. Bidan juga bisa, nggak harus sama dokter. Beda cerita kalau kontrol kandungan, bidan kan nggak pakai alat USG ya, jadi kalau kontrol selama hamil ya ke dokter.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Alhamdulillah, Allah benar-benar mengabulkan doaku sepanjang hamil: semoga persalinan aku bisa mudah dan murah. Alhamdulillah, bisa lebih murah karena aku bisa bersalin hanya dibantu bidan, dan ternyata persalinannya pun terhitung sangat mudah. Padahal 3 persalinan aku sebelumnya juga bisa dibilang cukup mudah dan cepat, tanpa penyulit ataupun masalah berarti. Tapi persalinan kali ini ternyata lebih mudah lagi. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tidak terlalu lama sejak bidan sebelumnya bilang akan ganti <i>shift</i>, datang 2 bidan yang berjaga malam itu, yaitu bidan Elin dan bidan Hellin. Aku dicek bukaan, yang ternyata sudah bukaan 6. Kedua bidan lalu keluar lagi setelah sebelumnya berpesan untuk memanggil mereka begitu mulai ada rasa ingin mengejan. Saat itu kontraksi makin terasa sakit walau masih bisa aku tahan dengan baik. Setidaknya aku belum butuh tangan suamiku atau tiang besi untuk aku remas kuat-kuat supaya rasa sakit kontraksi bisa teralihkan.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sekitar jam 9 rasa ingin mengejan mulai muncul, jadi aku minta tolong suami untuk memanggil bidan. Setelah bidan datang, aku diminta untuk pindah ke ruang bersalin. Dengan kontraksi yang makin intens dan dorongan mengejan makin berasa, aku tertatih-tatih berjalan dari kamar ke ruang bersalin. Di ruang bersalin barulah aku merasa butuh tangan suamiku untuk diremas kuat-kuat karena rasa ingin mengejan makin kuat tapi pembukaan belum lengkap jadi belum boleh mengejan. Oh iya, teknik pernapasan yang aku lihat dari instagram KMC untuk membantu menahan keinginan mengejan ternyata juga sangat membantu. Ini sudah persalinan ke-4, tapi aku baru tahu loh ada teknik pernapasan seperti ini. Hahaha… </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dorongan untuk mengejan semakin kuat dan aku mulai banyak merintih tiap kontraksi datang, sampai akhirnya bidan bilang “coba kita pecahin ketubannya ya, barangkali bisa langsung nambah bukaannya.” Lalu bidan pun mencoba memecahkan ketuban dan langsung byar tumpahlah itu air ketuban. Kontraksi makin maknyus dan aku bolak balik nanya “belum boleh ngedeeeennn?” Tapi ternyata bidan masih bilang tunggu dulu. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tapi nggak terlalu lama berselang setelah pecah ketuban, bidannya bilang “oke bu, sekarang ibu ikutin arahan dari saya ya untuk ngedennya.” Dengar itu rasanya aku bersyukur sekali karena nggak harus nahan untuk mengejan lagi, yang luar biasa susah itu. Pas kontraksi datang, aku langsung tarik napas panjang dan mengejan panjang. Tapi di hitungan ke-5 bidan minta aku berhenti mengejan dan malah nyuruh batuk. Aku batuk sekali, dua kali, terasa kepala bayi sudah keluar, dan di batuk yang ketiga terasa seluruh badan bayi berhasil ditarik keluar. Alhamdulillah, Sakha berhasil lahir… </span></p><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDkfD5rShw8_11spKpcAwQ21etylZTk18_fhYMx4sCNCXWtM6xfUafx5ES3Td2US5841FnF8bCC5HDLmHLeo7S1K6auaGYv7G6_9yA4-tzEILlQUNb5ZhhxyKgfBSLf8TaTqOAPDrWRr-ioIxtjFmQLrdebPFZJL4f8SIDTuwtZl1HQYrXFA1PpSoQrVRf/s4624/IMG_20231109_123746.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="3472" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDkfD5rShw8_11spKpcAwQ21etylZTk18_fhYMx4sCNCXWtM6xfUafx5ES3Td2US5841FnF8bCC5HDLmHLeo7S1K6auaGYv7G6_9yA4-tzEILlQUNb5ZhhxyKgfBSLf8TaTqOAPDrWRr-ioIxtjFmQLrdebPFZJL4f8SIDTuwtZl1HQYrXFA1PpSoQrVRf/s320/IMG_20231109_123746.jpg" width="240" /></a></div><br /><div><br /></div><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Suara tangisan bayi saat itu terasa merdu sekali buat aku, karena menandakan bagian tersulit dari persalinan sudah berhasil aku lewati. Ciuman di kening aku dari suami bikin aku rileks lagi setelah melewati beberapa jam kontraksi. Sambil memperhatikan bidan Elin yang mengurus bayi, aku berpikir bahwa sepertinya persalinan kali ini adalah persalinan yang paling mudah dan cepat, karena rasanya sebentar sekali aku merasakan bagian terberatnya: nahan ngeden. Rasanya persalinan sebelum-sebelumnya itu part nahan ngeden bisa sampai hitungan jam, tapi yang ke-4 ini kayanya setengah jam pun nggak sampai. Rasanya persalinan ini <i>smooth</i> banget saja gitu. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tapi ternyata persalinannya belum selesai! Masih ada plasenta yang harus aku “lahirkan” juga. Di persalinan sebelumnya aku nggak merasa ada kesulitan sedikitpun di proses ini, seperti nggak perlu <i>effort</i> apapun gitu. Tapi kali ini, plasenta sempat lama nggak keluar, sampai bidan Hellin yang awalnya membantu proses “kelahiran” plasenta minta tukar posisi dengan bidan Elin yang lebih senior yang sedang mengurus bayi aku yang baru lahir.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sambil berusaha mengeluarkan plasenta, bidan Elin berkomentar tentang darah yang terlihat banyak sekali. Aku sih nggak tahu ya, dan nggak ingin lihat juga sih darahnya sebanyak apa, tapi sepertinya bidannya agak khawatir aku bisa mengalami pendarahan. Katanya karena ini sudah persalinan keempat, dan proses penambahan bukaan tadi juga terhitung cepat, jadi resiko pendarahan lebih tinggi.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ketika plasenta akhirnya berhasil dikeluarkan setelah agak lama, bidan Elin bilang sepertinya rahimnya belum bersih. Lalu bidan minta ijin untuk membersihkan rahim. Astaghfirullah,, ternyata sakiiiittttt… Kebayang ga sih, bersihinnya tuh diobok-obok loh! Kalau lagi periksa dalam untuk cek bukaan saja rasanya sudah nggak nyaman kan, bahkan kadang ada nyerinya? Nah ini jauh lebih sakit daripada sekedar periksa dalam. Dan nggak cukup sekali tangan bidannya masuk untuk membersihkan rahim, tapi sampai 3 kali! Astaghfirullah,, aku beneran <i>shock</i> ternyata masih harus kesakitan banget bahkan setelah bayinya berhasil lahir. Aku rasanya ingin teriak bilang “udaahh stoooppp”, tapi nggak bisa juga karena yang aku tahu rahim yang nggak bersih itu bisa berbahaya buat ibu yang baru melahirkan.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah bidan merasa rahim sudah “bersih”, bidannya masih agak khawatir karena merasa kok mulut rahimnya masih terbuka, padahal harusnya setelah lewat beberapa lama dari bayi keluar ya sudah mulai menutup. Jumlah darah yang masih cukup banyak juga masih membuat bidan agak khawatir, jadi akhirnya bidan memberi obat lewat infus dan lewat dubur untuk menahan pendarahan juga untuk membantu mulut rahim menutup. Dan hebatnya, kali ini malah aku bisa melahirkan tanpa jahitan loh! Ternyata benar ya yang sering aku dengar, persalinan sama bidan itu malah lebih “<i>gentle</i>” daripada sama dokter. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah urusan rahim aku selesai, akhirnya Sakha yang sudah selesai dibersihkan, divaksin, sampai diadzani oleh ayahnya itu dibawa ke pelukan aku untuk IMD. Masih, rasanya masih sama <i>amazing</i>-nya seperti saat kelahiran anak pertama kedua dan ketiga. Bisa merasakan hangatnya kulit bayi di dada aku setelah selama 9 bulan aku “gendong” di dalam perut, rasanya sungguh <i>amazing</i>. Melihat gerakan dari tangan dan kaki mungilnya juga rasanya masih <i>amazing</i>. <i>MasyaAllah</i>, kuasa Allah memang luar biasa dalam penciptaan makhlukNya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selama IMD dan Sakha ada di atas dada aku, ada sedikit perasaan bersalah karena di awal kehamilan aku sempat kesulitan menerima kehadiran bayi ini. Tapi ternyata begitu mendengar suara tangisnya, memegang tangan mungilnya, dan memeluk tubuh hangatnya, aku langsung berpikir: wow, <i>he is so adorable. So adorable</i>. Maafin bunda ya, nak, karena sempat malah stres pas kamu hadir. Padahal kamu ternyata baik sekali. Sepanjang kehamilan nggak ngerepotin, pas persalinan juga mudah banget, selama IMD pun anteng banget.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah hampir 1 jam IMD, bidan datang lagi dan mengambil Sakha lalu membantu aku membersihkan diri dari darah persalinan. Lalu aku dibantu bangun dari kasur bersalin untuk pindah ke kamar. Aku masih ingat rasa remuknya punggung dan pinggang aku ketika selesai persalinan Kiana, remuk karena usaha menahan supaya nggak mengejan sebelum bukaan lengkap. Tapi di persalinan Sakha kali ini pas bidan membantu aku bangun, badan aku rasanya baik-baik saja. Cuma lelah saja tapi nggak sampai terasa remuk. Ya mungkin karena proses nahan mengejarnya memang jauh lebih sebentar.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Begitu sampai kamar aku mencoba untuk tidur dan istirahat. Tapi mules kontraksi rahimnya masih berasa banget, jadi susah untuk bisa tidur nyenyak. Baru setengah jam tidur, kontraksinya terasa menyakitkan jadi terbangun lagi. Begitu terus. Ditambah lagi darah masih keluar banyak sekali, sampai kasur juga banjir darah meski aku sudah pakai pembalut night. Jadi aku juga masih mengganggu tidurnya suami karena untuk bolak-balik ke kamar mandi aku masih butuh bantuan bawa tiang infus. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Untungnya Sakha semalaman juga super anteng nggak bersuara, jadi aku nggak harus berdiri gendong-gendong bayi tengah malam. Di malam pertama itu bahkan sampai siangnya Sakha belum terlihat kelaparan, karena anteng saja nggak pernah nangis. Disodorin nenen juga diam saja nggak terlihat ingin nyedot. Dan kebetulan memang ASI aku belum keluar juga sih. Sampai siangnya bidan coba ngecek reflek hisapnya ada atau nggak karena kok nggak pernah mau nyedot walau disodorin nenen. Tapi ternyata reflek hisapnya ada, jadi mungkin ya memang belum lapar saja.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Karena aku memilih persalinan sama bidan, jadi bermalam di kliniknya hanya semalam saja. Alhamdulillah setelah infus dilepas juga aku sudah bisa ke kamar mandi sendiri. Badan sudah jauh lebih nyaman walau mules kontraksi masih lumayan terasa. Oh dan ternyata persalinan tanpa jahitan itu terasa banget bedanya, pergerakan aku jadi nyaman banget pasca bersalin. Kalau dulu duduk nggak nyaman, bergerak pun harus perlahan karena ada nyeri di tempat jahitan. Sekarang duduk posisi bagaimanapun nyaman, bergerak juga nyaman saja karena nggak ada luka. Aku semakin bersyukur karena persalinan kali ini sungguh benar-benar <i>gentle, </i>jadi memudahkan sekali untuk aku kembali menjalani rutinitas seperti biasanya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah menghabiskan makan malam (yang diantar ke kamar sekitar jam 15.30 sore), suami menyelesaikan urusan administrasi dan akupun dicek kondisi terakhirnya sama bidan. Dan aku pun lalu pulang ke rumah mama dengan kondisi sudah cukup pulih pasca persalinan. Alhamdulillah,, bisa kumpul lagi sama 3 kakaknya Sakha. Mereka juga alhamdulillah bisa menerima kehadiran Sakha dengan baik, ikut sayang dan mencium-cium Sakha juga. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jadi, setelah melewati persalinan Sakha yang terasa sangat <i>smooth</i>, apakah perjalanan membesarkan Sakha akan <i>se-smooth</i> persalinannya? Hmmm,, jangan terlalu berharap bun. Hari-hari dengan 4 anak yang penuh gejolak dan kejutan seperti <i>roller</i> <i>coaster</i> sudah menunggumuuuuu… Semangat buunnn! </span></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-51720449146310075012023-12-10T18:18:00.003+07:002023-12-10T18:18:32.629+07:00Sakha Abhiru Putra (part 1: Kehamilan) <div><span style="color: #38761d;"><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-d7b9472c-7fff-04fa-b1c7-82f7c5dd4c42" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><br /></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-d7b9472c-7fff-04fa-b1c7-82f7c5dd4c42" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ini cerita tentang anak keempatku, yang hadir di dunia di tanggal 8 November 2023.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: Architects Daughter; font-size: large;">Sakha Abhiru Putra</span></span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pas bayi mungil ini hadir lewat 2 garis strip di testpack, jujur aja aku (dan juga suamiku) <i>shock</i>. Karena ya memang tidak direncanakan dan tidak disangka-sangka juga. Niat hati sih Kiana saja yang jadi anak bungsu, tapi ternyata Allah kasih rejeki lebih. Walaupun sempat agak stres ketika tahu hamil (karena aku <i>overthinking</i> dan ga yakin mampu jadi ibu beranak 4), tapi pada akhirnya aku menerima kehamilan ini dengan lapang dada meski butuh waktu. Haha... Yah walaupun sampai akhir kehamilan tetap ada sih perasaan cemas dan takut yang selalu berujung pada pertanyaan "emang aku mampu ya?" Tapi <i>support system</i> di sekeliling aku meyakinkan bahwa insyaAllah aku akan dimampukan oleh Allah untuk menjadi ibu dari 4 anak. </span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jadi, awal kehamilan aku ini ketahuannya seperti kehamilan pada umumnya, yaitu karena terlambat haid. Tapi saat itu karena aku dalam hati nggak pengen hamil, jadi sengaja nunda <i>testpack</i>, berharap hanya siklus haid kacau karena pola hidup atau pola makan saja. Tapi ditunggu seminggu dua minggu kok ya nggak datang juga haidnya, akhirnya memasrahkan diri dan menyiapkan hati untuk menghadapi kenyataan. Ternyata benar saja, hasil <i>testpack</i> nya dua garis.</span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Walau sudah berusaha menyiapkan hati, tapi ternyata <i>overthinking</i>-ku terlalu kuat. Saking <i>overthinking</i>-nya, aku jadi takuuuutttt banget menghadapi kehamilan ini. Rasanya nggak siap banget. Akan punya anak keempat, tapi anak pertama saja masih suka tantrum padahal sudah bukan masanya. Belum lagi anak-anak yang lainnya dengan PR-nya masing-masing. Ditambah lagi aku yang sering sekali <i>insecure</i> merasa tidak mampu menjadi istri dan ibu yang baik di keluargaku, makin menambah ketakutan aku menghadapi kehamilan ini. </span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Aku ingat saat mengikuti itikaf di 10 malam terakhir Ramadhan, aku mendengar nasihat yang isinya tentang ridho menerima <i>qodar</i> dari Allah, dan betapa 10 malam terakhir Ramadhan ini sangat baik jika dimaksimalkan untuk memohon kekuatan pada Allah dalam menghadapi segala jenis <i>qodar</i> dari-Nya selama setahun ke depan. Di situ rasanya aku cukup tertampar, karena baru aku sadari ternyata aku sangat kurang taqwanya. Selama ini aku cuma fokus sama ketakutan aku, tapi lupa berserah diri ke Allah. Padahal yang mengatur segala kehidupan kita kan Allah ya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah mendengar nasihat itu barulah aku berani cerita ke mama bahwa aku hamil. Walau berusaha kuat, tapi ternyata aku ambyar juga pas cerita ke mama soal ketakutan-ketakutan aku menghadapi kehamilan dan kehidupan dengan 4 anak. Tapi mama akhirnya berhasil menguatkan dan meyakinkan aku bahwa Allah pasti memberi yang terbaik untuk aku, meski sekarang aku merasa berat. Jadi aku pun mulai menjalani kehamilan dengan hati lebih plong. </span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Alhamdulillah, kehamilan kali ini bisa dibilang kehamilan yang paling santai secara fisik. Tidak ada keluhan mual apalagi muntah sejak awal hingga akhir. Setiap periksa kandungan ke dokter juga tidak pernah ada masalah. Sakit-sakit badan yang biasanya sangat mengganggu di kehamilan sebelum-sebelumnya juga di kehamilan ini tidak terlalu berasa. Entah karena memang tidak sesakit itu, atau badan aku saja yang sudah terbiasa sama aneka nyerinya. Hehe.. Ya pasti ada sakit badan seperti nyeri pinggang atau nyeri selangkangan, khususnya di akhir-akhir kehamilan. Tapi rasanya tidak terlalu mengganggu aktivitas sih.</span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Mungkin Allah memberi aku kehamilan yang secara fisik mudah karena Allah memberi cobaan untuk aku dalam bentuk “gangguan emosi”. Allah Maha adil kan, kondisi fisik dibuat mudah tapi kondisi psikis penuh cobaan. Rasanya emosi aku tuh kaya <i>roller coaster</i> banget deh sepanjang hamil. Mulai dari harus menghadapi anak pertama yang umurnya sudah 8 tahun tapi masih suka tantrum marah-marah. Ada juga <i>sibling rivalry</i> yang bikin rumah selalu “ramai” dengan teriakan atau tangisan yang bergantian saja karena meributkan masalah yang beraneka ragam.</span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Lalu yang paling bikin senewen khususnya di akhir-akhir kehamilan itu karena aku memulai <i>toilet training</i> ke Kiana. Padahal umurnya sudah 2,5 tahun, tapi entah memang dianya belum siap atau ada <i>pressure</i> tersendiri juga karena mau “kesundul”, tapi proses <i>toilet training</i>-nya kok ya susaaaahhh banget. Sampe 3 bulan belum bisa juga. Bukan cuma belum bisa pipis sendiri di toilet, tapi bahkan kadang dia nggak bilang kalau celananya sudah basah kena pipis. Tetap nyaman saja gitu pakai celana basah bau pesing. Lalu pup lebih nggak jelas lagi, setiap diajak pup di toilet malah berujung ngamuk nangis kencang. Gimana aku nggak senewen kan.. </span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kenapa aku maksain <i>toilet training</i> menjelang lahiran? Karena berat cuy beli <i>diapers</i> 2 ukuran sekaligus. Hahaha.. Jadi biar jatah bulanan beli <i>diapers</i> dialihkan buat yang <i>newborn</i> sementara mbanya ya sudah pakai celana saja dong. Tapi ya itulah harga yang harus dibayar, senewen! Bolak-balik harus nyuci ngucek celananya Kiana yang kena basah ompol atau malah pup tuh bikin capek fisik dan capek hati. Apalagi dengan perut semakin membesar ditambah badan pegal-pegal, progres <i>toilet training</i> Kiana yang terasa sangaaaatttt lambat makin bikin aku senewen. </span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Terus ya entah memang akunya yang emosinya labil, atau ada pengaruh hormon hamil, tapi cukup sekali saja Kiana ngompol atau pup di celana, senewen dan <i>bad mood-</i>nya aku bisa bertahan seharian penuh. Bisa juga merembet bikin aku marah untuk hal-hal kecil lainnya, dan nggak cuma ke Kiana tapi anak-anak yang lain juga kena. Bahkan kadang ayahnya yang di kantor juga ikutan kena tumpahan emosi bunda yang labil ini. </span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Nah di tanggal 8 November pagi, lagi-lagi Kiana pup ngumpet-ngumpet di kamar. Dalam hati tuh aku merasa lelah banget sama urusan pup di celana ini. Mau nyerah, tapi nggak bisa. Mau lanjut, tapi kaya lelah banget. Sampai bingung banget harus gimana, lalu whatsapp curhat ke suami malah berujung aku nangis sesenggukan. Dan sudah beberapa hari berturut-turut tiap hari itu adaaaa saja yang bikin aku nangis. Memang selabil itu emosi aku saat itu.</span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saking sedihnya, aku lalu ketiduran di kursi setelah jemput anak-anak. Kebangun sekitar jam 2 karena perut mules. Sebelum-sebelumnya kalau <i>mood</i> lagi nge-<i>drop</i> gitu memang kadang suka terasa kontraksi, tapi yang kali ini aku rasa mulesnya beda, ini sakit bukan cuma tegang. Tapi karena sudah pengalaman persalinan ke-4, aku nggak buru-buru mau ke klinik karena rasa mulesnya masih sangat biasa, belum menyakitkan banget. Jadi aku catat saja kontraksinya di aplikasi pencatat kontraksi. Ternyata mulesnya terus berlanjut, dan berdasarkan frekuensi kontraksi yang aku catat, aplikasi pencatat kontraksi ngasih saran untuk aku segera pergi ke tempat persalinan.</span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sekitar jam 4.30 sore aku kabarin suami aku kalo aku sudah merasakan kontraksi intens. Suami tadinya mau jemput anak-anak dulu yang lagi ngaji di masjid. Tapi lalu ternyata adik ipar aku mau bantu jemput anak-anak, jadi suami langsung ke rumah jemput aku untuk segera ke klinik. Setelah angkut semua tas ke mobil, aku sama suami dan Kiana pergi ke rumah mama aku untuk nitipin Kiana dan minta doa dari mama papa. Akhirnya menjelang magrib aku dan suami pergi ke Klinik Mutiara Cikutra, tempat yang kami pilih jadi tempat bersalin. </span></p><br /><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Klinik Mutiara Cikutra (KMC) ini sudah jadi langganan aku untuk melahirkan, karena anak kedua dan ketiga aku lahir di KMC. Dan dari 2 kali pengalaman melahirkan di sana, fasilitas dan pelayanannya memuaskan banget. Makanya kami memutuskan untuk bersalin di KMC lagi karena memang senyaman itu, baik untuk akunya, bayinya, maupun untuk suami.</span></p><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="font-family: georgia; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Cerita persalinannya lanjut di postingan berikutnya yaaa... </span></p></span></div>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-20884837609443020692023-10-15T06:36:00.000+07:002023-10-15T06:36:04.483+07:00Pergeseran Keinginan Dulu dan Sekarang<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"> <span style="white-space: pre-wrap;">Bicara soal keinginan, sudah pasti kalau manusia selalu punya keinginan yang tak ada habisnya. Mulai dari keinginan yang sederhana dan mudah dicapai seperti ingin makan siang nasi padang, sampai keinginan yang tak bisa dicapai seperti pindah ke Mars. Awalnya saya menulis ini untuk tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Agustus dengan tema "Keinginan yang Masih Ingin Dicapai." Tapi karena gagal saya <i>post</i> sebelum <i>deadline</i>, akhirnya baru saya <i>post</i> sekarang. Tema ini membuat saya berpikir apa keinginan terdalam saya selama ini, yang akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa telah terjadi pergeseran keinginan dari dulu saat masih single sampai sekarang jadi ibu beranak hampir 4.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Mengesampingkan Keinginan Pribadi</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ketika masih lajang, yang dipikirkan hanya diri sendiri. Jadi kebanyakan keinginan ya berpusat pada diri sendiri. Sementara sekarang, keinginan untuk diri sendiri seperti sudah <i>default-</i>nya untuk dikesampingkan. Misalnya saja dari hal yang sederhana seperti saat makan bersama di luar. Saya hampir tidak pernah lagi memesan makanan sesuai keinginan sendiri. Pas lihat menu sih inginnya pesan iga bakar. Tapi ketika anak pertama minta nasi goreng sementara anak kedua ingin mie goreng, akhirnya saya tidak pesan apa-apa karena terpaksa harus menjadi buldoser yang memakan sisa pesanan mereka (karena seringnya mereka tidak bisa menghabiskan porsi dari restoran). Minumnya pun begitu, inginnya pesan jus tapi ujung-ujungnya terpaksa menghabiskan teh leci anak-anak. Sayang kan kalau sisa anak-anak tidak dihabiskan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tidak hanya soal makan di restoran, dalam banyak hal lain juga sering saya harus mengesampingkan keinginan pribadi. Ingin pergi <i>facial treatment</i> karena merasa muka sudah kusam, tapi anak-anak rewel jadi sulit untuk meninggalkan mereka. Ingin tidur siang sebentar karena malam sebelumnya begadang menyelesaikan tumpukan setrikaan, tapi setiap baru rebahan langsung ditarik si kecil yang minta ditemani bermain. Ingin beli set <i>skin care</i> lengkap, akhirnya urung karena sepertinya <i>budget</i>-nya lebih dibutuhkan untuk beli baju anak yang sudah kekecilan.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saking seringnya merelakan keinginan pribadi demi kebutuhan anak-anak, lama kelamaan saya jadi seperti tidak ingin lagi untuk punya keinginan. Mungkin otak saya berpikir daripada kecewa karena keinginan tidak terpenuhi, lebih baik sejak awal tidak ada keinginan. Kadang saya berpikir hal seperti ini tidak benar karena saya seperti bukan hidup untuk diri sendiri. Tapi kadang saya juga berpikir bahwa memang peran sebagai ibu menuntut saya untuk selalu mengutamakan kebutuhan dan keinginan anak-anak. Sampai sekarang ini masih sering jadi perdebatan di kepala saya sih. Kalau menurut mamah-mamah gimana? </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Keinginan Yang Tertunda</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Meski sering menekan keinginan pribadi, saat ini saya menghibur diri sendiri dengan berpikir bahwa keinginan itu bukan TIDAK bisa tercapai, tapi BELUM bisa tercapai. Mungkin saya saat ini memang harus menjadikan anak-anak prioritas karena mereka masih sangat kecil dan waktu saya memang perlu sebanyak mungkin diberikan untuk memberi pondasi kuat untuk mereka menghadapi dunia. Tapi mungkin nanti ketika mereka sudah lebih besar, akan tiba waktunya saya punya waktu untuk diri saya sendiri termasuk memenuhi keinginan yang sebelumnya sulit tercapai.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Salah satu keinginan terbesar yang saat ini sulit tercapai untuk saya adalah menjadi: PENULIS. Namun dengan kondisi saat ini sebagai IRT dengan anak yang masih kecil-kecil dan tanpa bantuan ART, menemukan waktu untuk bisa menulis bagi saya cukup sulit. Rasanya waktu tersita habis untuk menyelesaikan urusan rumah tangga dan menemani kegiatan anak-anak. Bahkan malam ketika anak-anak tidur pun kadang masih ada pekerjaan rumah tangga yang masih harus diselesaikan, atau malah sudah terlalu lelah sampai hanya ingin tidur saja. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Menulis 1 artikel blog ini saja butuh berminggu-minggu, jadi gimana saya bisa jadi penulis kan? Hehe… Di angan-angan saya, rasanya akan bahagia dan bangga sekali kalau bisa melihat nama saya tercetak di sampul sebuah buku. Sayangnya sampai saat ini, satu-satunya buku dengan nama saya tercetak di depannya hanya buku hitam skripsi S1. Haha… Oh ada sih <i>e-book</i> MGN di mana nama saya juga tertulis di dalamnya sebagai salah satu kontributor. Tapi kalau melihat nama sendiri tercetak di buku yang dijual di toko buku pasti luar biasa bangganya. Masalahnya, selain sulit mencari waktu menulis, ide mau menulis apa untuk jadi buku juga belum ada sih. Haha.. Nggak apa-apa ya, pelan-pelan saja. Siapa yang tahu kapan keinginan itu bisa terwujud, toh nggak ada kata terlambat kan?</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Keinginan Yang Ingin Segera Tercapai</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Jika keinginan menjadi penulis rasanya "jauh" karena sadar diri terhadap kondisi yang kurang mendukung, ada satu keinginan yang sudah beberapa bulan terakhir terus mengganggu pikiran saya, yaitu keinginan untuk punya penghasilan sendiri. Sejak mendekati kelahiran anak pertama saya memang sudah resign dari pekerjaan saya di konsultan, dan sejak saat itu saya tidak pernah bekerja kantoran lagi. Pernah saya mencoba berjualan baju anak, tapi berhenti juga setelah punya 2 anak, lebih karena saat itu saya kebingungan mengatur waktu mengurus dua anak. Apalagi saat itu juga saya baru pindah ke rumah sendiri tanpa ART setelah sebelumnya tinggal di rumah orangtua di mana saya tidak harus banyak turun dalam urusan rumah tangga karena ada ART.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sekarang, ketika harga-harga terus naik tanpa pernah turun, semakin terasa bahwa sepertinya saya perlu punya penghasilan juga. Penghasilan suami sebenarnya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, tapi sudah terasa semakin sulit bagi kami untuk menyisihkan tabungan yang cukup. Padahal ada beberapa pos yang menurut kami cukup krusial untuk segera dikumpulkan. Bertambahnya anggota keluarga kami dalam waktu dekat artinya kami juga butuh rumah dengan space lebih besar, jadi kami butuh dana untuk renovasi rumah. Lalu anak-anak bertambah besar dan harus sekolah, berarti tabungan pendidikan juga harus lebih besar. Belum lagi biaya naik haji yang besar untuk berdua, yang selalu berusaha kami prioritaskan meski perkiraan waktu keberangkatan masih cukup jauh.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Untuk kebutuhan yang menurut saya cukup utama itu, ditambah kebutuhan harian maupun insidental lainnya, tentu kami butuh tabungan lebih banyak. Memang kami selalu berusaha yakin bahwa rejeki sih nggak ke mana. Tapi kan tetap saja harus punya hitung-hitungan meski kadang hitungan Allah tidak sesuai hitungan kita di atas kertas. Berdasarkan perhitungan, sepertinya memang saya perlu juga punya penghasilan. Masalahnya, saya masih bingung usaha apa yang bisa saya lakukan dari rumah sambil mengurus rumah dan anak-anak. Mau ambil pekerjaan <i>freelancer</i> seperti misalnya menulis, bingung juga apakah saya bisa membagi waktu dengan baik. Opsi lain adalah jualan online, tapi bingung juga apa yang sebaiknya saya jual. Memang kebanyakan bingung dan takutnya sih, malah jadi nggak gerak juga. Haha… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Coba, barangkali mamah-mamah ada ide apa yang saya bisa lakukan untuk mendapatkan penghasilan sambil tetap di rumah mengurus anak-anak? </span></span></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-27242383117663230772023-07-20T14:49:00.001+07:002023-07-20T14:49:05.382+07:00Yang Bikin Ku Kangen Bandung<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space: pre-wrap;">"Asli dari mana, bu?"</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">"Hmmm,, yang jelas saya asli Indonesia sih. Hehehe…"</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kira-kira beginilah cara saya menjawab kalau mendapat pertanyaan tentang asal. Karena saya sendiri bingung dan tidak punya jawaban pasti tentang asal usul diri saya. Hehe.. Mencoba menjawab <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-mgn-juli-2023-tentang-daerah-asal/" target="_blank">tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> bulan ini, sebelum mencari tahu apa yang mau diceritakan tentang daerah asal, saya harus mendefinisikan dulu apa itu daerah asal dan menentukan dari mana saya berasal. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSZyKo6yO-bSIJajmXNR4xmEsMQOvQ61rdAfcI7n7QYffIkkyZButTgt-_nDz67HaHz-V17rjuA4bYtit8RzBnZ8cG7XxPgUd7OUY-46fsqQEC2E35E0MWb2k_dfKjZXmYHdLhyI4DGN1zqq2ZbvzNcQphDWPiVlBVoot3nlMuJqv7SweCErMHtHXQxDqE/s1080/IMG_20230720_140607.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="733" data-original-width="1080" height="217" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSZyKo6yO-bSIJajmXNR4xmEsMQOvQ61rdAfcI7n7QYffIkkyZButTgt-_nDz67HaHz-V17rjuA4bYtit8RzBnZ8cG7XxPgUd7OUY-46fsqQEC2E35E0MWb2k_dfKjZXmYHdLhyI4DGN1zqq2ZbvzNcQphDWPiVlBVoot3nlMuJqv7SweCErMHtHXQxDqE/s320/IMG_20230720_140607.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Jawaban paling aman kalau ada pertanyaan soal "asal" ya jawab Indonesia saja. Hehe... </i></span></div><div><br /></div></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Jika bicara soal darah, kakek dan nenek dari papa saya sebetulnya berdarah Jawa, tapi keduanya lalu merantau ke Jakarta, sehingga papa saya lahir dan besar di Jakarta. Lalu keluarga besarnya juga sepertinya semua merantau ke Jakarta, jadi sejak papa kecil hidupnya dihabiskan di Jakarta saja. Dan sepertinya papa juga sudah merasa Jakarta adalah kota asalnya, terbukti dari papa yang setia menjadi Jakmania. Hehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sementara kalau bicara soal darah dari garis keluarga mama, darah mama setengah Jawa setengah Sunda karena kakek berasal dari Rembang sementara nenek dari Banten. Tapi itu juga hanya darah saja, karena mama sendiri lahir dan besar di Bandung. Bedanya dengan papa, kalau mama di masa kecilnya masih rutin mudik ke Rembang. Tapi karena lahir dan besar di Bandung, mama juga sudah menganggap daerah asalnya adalah Bandung sih, bukan Rembang ataupun Banten. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dari cerita soal darah mama dan papa, berarti darah saya sebenarnya lebih kental darah Jawa-nya. Tapi pertanyaan selanjutnya, apakah saya merasa bahwa saya adalah orang Jawa? <i>Nggak</i> dong, karena saya lahir dan besar di Bandung dan tidak pernah pergi ke Jawa juga karena tidak ada keluarga di Jawa untuk dikunjungi. Maksudnya Jawa Tengah-Timur yaaa, karena Jawa Barat kan bukan disebut Jawa. Hehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Jadi kalau begitu berarti saya orang Sunda dong, karena lahir, besar, dan menghabiskan hidup di Bandung? Hmmm,,, saya agak ragu juga sih menyebut diri saya orang Sunda, karena jujur saya tidak punya kemampuan bicara bahasa Sunda dengan baik. Malu kan kalau ada orang bertanya saya orang mana dan saya jawab Sunda, tapi begitu diajak bicara bahasa Sunda saya malah bengong. Hehe…</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Bandung adalah kota kesayangan saya, tempat saya tumbuh dan belajar berbagai hal. Tempat yang saya bayangkan akan selalu menjadi "rumah" karena banyaknya memori yang terukir di Bandung. Bahkan kalau disuruh memilih kota impian untuk ditinggali sepertinya saya masih tetap akan memilih Bandung, yang meski banyak kesemrawutan dalam pengelolaan kotanya sekarang, namun tetap selalu di hati. Jadi tak usahlah mempermasalahkan suku asal, tapi cukup di mana hati saya selalu berada. Hehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Bandung Dulu Bandung Sekarang</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kesemrawutan yang saya sebut tadi memang nyata terjadi di Kota Bandung sih. Namanya juga ibukota provinsi, pasti perkembangannya pesat, yang sayangnya diikuti berbagai kesemrawutan juga. Macet, polusi, sampah, jadi contoh masalah besar yang masih menjadi tantangan besar untuk dipecahkan oleh pemerintah. Saya yang sudah hidup di Bandung selama lebih dari 3 dekade cukup bisa merasakan perubahan yang terjadi. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Bandung saat ini sudah menjadi salah satu kota termacet di Indonesia. Entah urutan ke berapa ya, tapi yang jelas macetnya Bandung sekarang ini semakin mengerikan. Ketika saya kecil, berangkat sekolah kadang harus melalui arus kendaraan yang padat, tapi itu tidak ada apa-apanya dibanding macetnya Bandung sekarang di jam berangkat sekolah. Kalau sekolah jauh dari rumah, pilihannya hanya berangkat sebelum terang atau terkena stres di jalan akibat macet yang luar biasa. Belum lagi kalau <i>weekend</i> atau bahkan musim liburan. Duh, macetnya area sekitaran mal ataupun tempat wisata pasti bikin emosi deh. Bukannya bisa <i>healing</i>, yang kebagian jadi supir malah bakal jadi stres.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmP8-htwAKPLbj8s6ZZ19oZJHFWkd3N6_l6PU26p1yyO0lmZgaRd_FlGncwuIB6mMWwpqR1FFVKIOiXhklZ44A6gmcYtuYyuVCd6viw3wkN_GVr98jUZTmxNsO2P2oHggSiEc5jwWHWs030fOZDXIS3uXkcMj3GsoL8Ii_XNB2BeYkOqqXN3TgYjSzjGF-/s700/14-36-22-jalan-soekarno-hatta-macet.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmP8-htwAKPLbj8s6ZZ19oZJHFWkd3N6_l6PU26p1yyO0lmZgaRd_FlGncwuIB6mMWwpqR1FFVKIOiXhklZ44A6gmcYtuYyuVCd6viw3wkN_GVr98jUZTmxNsO2P2oHggSiEc5jwWHWs030fOZDXIS3uXkcMj3GsoL8Ii_XNB2BeYkOqqXN3TgYjSzjGF-/s320/14-36-22-jalan-soekarno-hatta-macet.jpg" width="320" /></a></div><span style="font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>Bandung sekarang, yang bahkan di jalan protokol besar pun bisa macet parah. </i></div><div style="text-align: center;"><i>Sumber gambar: jabar.tribunnews.com</i></div></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Padatnya kendaraan di Bandung sekarang ini juga jadi salah satu penyumbang polusi udara juga. Asap knalpot dari jumlah kendaraan yang banyak sekaligus terjebak kemacetan menyebabkan udara Bandung yang dulu menyegarkan kini tidak lagi sejuk. Bandung di pagi hari yang dulu sering masih berkabut dan segar sudah tidak lagi bisa dijumpai. Kalau mau mencari udara sejuk harus pergi ke area pinggir kota yang masih banyak pohon, karena sawah maupun kebun di kota sudah berganti jadi rumah. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Semakin banyak perumahan, masalah sampah juga semakin menumpuk. Belum lama ini, tepatnya sekitar lebaran bulan April lalu, Bandung sempat mendapat status darurat sampah akibat TPA yang tidak lagi bisa menampung jumlah sampah masyarakat yang membludak. Akibatnya TPS di sekitar area permukiman tidak bisa mengirim sampahnya ke TPA dan akhirnya sampah di TPS menumpuk dan menebar bau ke sekitarnya. Padahal masalah sampah tidak bisa disepelekan ya, karena selain kotor dan bau, penyakit juga bisa ikut menyebar ke pemukiman warga. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Tetap <i>Ngangenin</i></b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Walau banyak masalah seperti saya sebutkan tadi (dan tentu banyak masalah lain juga yaa), tapi buat saya Bandung tetap selalu ngangenin. Toh sepertinya setiap kota juga pasti ada saja masalahnya kan. Saya belum pernah sih meninggalkan Bandung dalam waktu lama. Paling lama saya meninggalkan Bandung dulu itu selama 2 bulan saat saya menemani kakak saya yang baru pindah ke Australia. Itupun rasanya sudah kangen sekali sama Bandung. Selain tentu keluarga, yang paling dikangenin dari Bandung pastinyaaa…</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><b>Makanannya</b>! Hehehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Bandung memang cukup dikenal sebagai kota dengan kulinernya yang menggiurkan. Bahkan kuliner kreatif asal Bandung juga sering menjadi viral di dunia maya. Tapi tetap buat saya sih makanan paling ngangenin asal Bandung ya yang klasik alias yang sudah ada sejak lama, bukan yang cepat viral tapi juga cepat hilang dari pasaran. Hehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kuliner paling khas Bandung yang sudah ada sejak lama salah satunya adalah olahan aci. Di Bandung ini ada banyak sekali <a href="http://echaadista.blogspot.com/2022/05/si-kenyal-asal-bandung.html?m=1" target="_blank">jenis olahan aci</a> yang mudah dijumpai baik di gerobak pinggir jalan maupun di cafe-resto. Cireng, cilok, cilor, cimol, cimin, cibay, cirambay, cilung, cipuk, baso aci termasuk jenis olahan aci yang cukup mudah dicari. Dari begitu banyak jenis olahan aci, pasti kalau jauh dari Bandung akan kangen minimal salah satunya kan. Belum lagi olahan turunan dari kerupuk aci yang belakangan ini semakin viral: seblak. Tekstur kenyal kerupuk aci rebus bergabung dengan wangi khas kencur dan bumbu pedasnya itu benar-benar ngangenin sih buat saya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kuliner legendaris lainnya, khususnya yang selalu bikin kangen kampus bagi para alumni adalah lumpia basah. Sepertinya sebagian besar alumni ITB yang sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia akan menyempatkan diri jajan lumpia basah saat berkesempatan main ke kampus lagi. Tidak hanya soal rasanya, tapi pasti juga banyak memori yang membuat lumpia basah kampus itu selalu ngangenin.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil54fDX3HoolwX9D3VIM2XgCTgLuRpuG9FFATuone7JT8hqN8QKpvOLyuPgcTaH1lp9M0IIoKx1WTfyWrT5YCw27nnm8q8UAAduAF1mhnra0JF2zOfH0i8TOuYXZhbAo4INNGPMtmZTGej-8tYOuIsUdLU0HHQZTTjr-GuYs927SXDmCrDVbaw-CX6lNLD/s960/14-45-47-lumpiah1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="960" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil54fDX3HoolwX9D3VIM2XgCTgLuRpuG9FFATuone7JT8hqN8QKpvOLyuPgcTaH1lp9M0IIoKx1WTfyWrT5YCw27nnm8q8UAAduAF1mhnra0JF2zOfH0i8TOuYXZhbAo4INNGPMtmZTGej-8tYOuIsUdLU0HHQZTTjr-GuYs927SXDmCrDVbaw-CX6lNLD/s320/14-45-47-lumpiah1.jpg" width="320" /></a></div></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Gimana, jadi kangen Bandung nggak nih para mamah gajah? Hehe... </i></span></div><i><div style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Sumber gambar:</span></i></div></i></span><div><div style="text-align: center;"><i style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: x-small;">https://rinaldimunir.wordpress.com/2017/12/27/lumpiah-basah-jalan-ganesha-yang-ngangenin-alumni-itb/</span></i></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ada lagi siomay dan juga batagor yang juga buat saya ngangenin banget. Meski bukan makanan asli Bandung, siomay yang konon resep asalnya dari Cina ini tetap paling enak yang asal Bandung. Karena siomay dengan tambahan bumbu kacang pedas sudah paling pas di lidah. Batagor pun sama, jelas jauh lebih enak dengan tambahan bumbu kacangnya. Tapi meski ada batagor dan siomay yang sangat terkenal dan sempat jadi oleh-oleh wajib asal Bandung sampai antriannya mengular (sebut saja namanya Kings**y), tapi buat saya kadang masih lebih enak siomay dan batagor gerobakan sih. Terutama mungkin karena siomay dan batagor Kings**y itu buat saya sangat <i>overpriced</i> ya. Hehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Masih banyak lagi sih sebenarnya kuliner lain yang sering bikin kangen Bandung, nggak cukup untuk dibahas dalam 1 tulisan ini. Tapi selain makanannya, buat saya Bandung juga sering bikin kangen karena mudahnya akses wisata. Mau <i>healing</i> dengan <i>shopping</i> di mal? Banyak pilihan mal yang bisa dikunjungi. Cari ruang terbuka tapi <i>nggak</i> mau jauh-jauh? Taman kota di Bandung banyak yang bisa untuk ajak main anak-anak. Mau main di alam bebas? Sangat banyak juga pilihan wisatanya dan jaraknya masih cukup terjangkau walau harus sedikit ke pinggiran kota. Jadi tidak perlu <i>effort</i> besar sudah bisa dapat banyak pilihan tempat wisata, dan <i>budget</i> pun bisa disesuaikan karena banyaknya pilihan jenis wisata. Gimana <i>nggak</i> ngangenin kan Bandung itu? </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJJymJfZ8ZeAZ5XTjlPvDL-38bMM9_9oMfxs9CFT48F5wvGf6wPzKF-wrijvVrZaa5LLrMghAEzJYLpaNE_5NC33CbJNEZ9Mfb74yBPOiPCp3R5CIpZUSgtsMbsN3VcugcwWxXaXuApkUp-4D6CH4F6wxavwgzYJRSGP5xlrfVoEyzUtMf_vZF__KygcAp/s960/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJJymJfZ8ZeAZ5XTjlPvDL-38bMM9_9oMfxs9CFT48F5wvGf6wPzKF-wrijvVrZaa5LLrMghAEzJYLpaNE_5NC33CbJNEZ9Mfb74yBPOiPCp3R5CIpZUSgtsMbsN3VcugcwWxXaXuApkUp-4D6CH4F6wxavwgzYJRSGP5xlrfVoEyzUtMf_vZF__KygcAp/s320/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" width="320" /></a></span></div><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span><p></p></div></div>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-28230711410772371732023-06-11T05:58:00.003+07:002023-06-20T19:49:54.617+07:00Jadi Minoritas, Belajar Tentang Perbedaan dan Toleransi<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"> <span style="white-space: pre-wrap;">Ketika muncul tema <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-blogging-mgn-juni-2023-hal-berkesan-di-masa-kecil-dan-atau-di-masa-sekolah/">tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> bulan Juni yang adalah "Hal Berkesan di Masa Kecil", ingatan saya melayang ke masa SD, yang menurut saya cukup unik karena bisa dibilang saya bersekolah di sekolah yang "tidak biasa". Kenapa? Karena saya, yang adalah seorang muslim dengan keluarga yang juga seluruhnya muslim, malah bersekolah di sekolah Katolik. Kok bisa? </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dulu pilihan sekolah tidak seperti sekarang di mana berjamuran sekolah swasta Islam berkualitas. Dulu pilihannya hanya SD negeri, atau swasta yang biasanya sekolah Kristen atau Katolik. Yang mama kejar dari sekolah pilihan mama adalah soal kedisiplinan. Menurut mama sekolah negeri tidak terlalu memperhatikan soal pendidikan disiplin, sementara mama tahu sekolah Katolik pilihannya menjunjung tinggi kedisiplinan, karena mama juga dulu bersekolah di sana. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ternyata pilihan mama tepat, karena anak-anaknya jadi terbiasa untuk disiplin termasuk dalam belajar. Buktinya kami semua cukup <i>shock</i> ketika masuk ke SMP negeri, kami menemukan murid lain mengerjakan PR di kelas pagi-pagi dengan saling mencontek, ribut saat guru sedang mengajar, sampai ada yang bersikap tidak sopan pada guru. Itu semua jelas hal terlarang di SD dulu. Jadi pilihan mama menyekolahkan di sekolah Katolik tentu bukan tanpa alasan ya. Oh iya, sekolah saya dulu adalah SD Santa Maria Santo Yusup di Bandung, yang saat ini berganti nama menjadi SD Santa Ursula. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_20l4PfNerIknIa9W96C7DcLGiawobFbEKlDgBq2URnCgl9RnwS3Te7ctBnveMEd9W5Ak28fBXYzyIuCQAM7_cbNL5vg9mcHi0g2xhibby4GbreorCSyg-m_YCLqQt4bMOTvj1mK_xTBpi8FGqos6o-bLllH6P8-4z40pQT2ljie3y0_bHVkA7dcelA/s3472/IMG_20230605_105212.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2499" data-original-width="3472" height="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_20l4PfNerIknIa9W96C7DcLGiawobFbEKlDgBq2URnCgl9RnwS3Te7ctBnveMEd9W5Ak28fBXYzyIuCQAM7_cbNL5vg9mcHi0g2xhibby4GbreorCSyg-m_YCLqQt4bMOTvj1mK_xTBpi8FGqos6o-bLllH6P8-4z40pQT2ljie3y0_bHVkA7dcelA/s320/IMG_20230605_105212.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Foto kelas saat kelas 6 di SD Santo Yusup Bandung.</span></i></div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Nggak usah tanya saya yang mana ya. Hehehe... </span></i></div></div><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Pengalaman Menarik Terkait Ibadah Katolik</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Di kelas saya dulu, dari sekitar 40 siswa hanya saya satu-satunya yang beragama Islam. Dan karena itu adalah sekolah Katolik, pelajaran agama yang diberikan ya pelajaran agama Katolik. Jika saya ingin mendapat nilai untuk pelajaran agama, ya saya harus ikut belajar agama Katolik dan bahkan mengikuti praktik rangkaian ibadahnya jika harus. Jadi saya cukup mengerti beberapa praktik ibadah umat Katolik, walau sekarang sih sudah lupa karena sudah lebih dari 20 tahun sejak saya lulus. Saya mau ceritakan beberapa pengalaman yang saya ingat ketika belajar tentang agama Katolik ya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Pengalaman Pertama Masuk Kapel dan Gereja</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebagai muslim yang sedari bayi sudah sering diajak ke masjid, yang ada di bayangan saya tentang tempat ibadah ya seperti masjid. Luas dengan hamparan karpet dan tidak ada furnitur apapun di dalamnya. Maka ketika saya pertama kali masuk kapel dan gereja, saya cukup bingung karena terdapat bangku-bangku panjang di tengah ruangan. Setelah saya ikut menjalani praktik ibadahnya, barulah saya sadar "oh, kalau umat Katolik ibadahnya duduk ya, nggak seperti muslim."</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Perburuan Telur Paskah</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Salah satu acara sekolah yang masih saya ingat sampai sekarang adalah perburuan telur paskah. Ketika mendekati hari paskah, siswa diajak berkreasi menghias telur rebus. Telur rebus yang sudah dihias lalu disembunyikan oleh para guru dan suster gereja di berbagai penjuru taman di area komplek biara. Lalu pada hari perayaan paskah di sekolah, kami berlomba mengumpulkan sebanyak mungkin telur di area biara. Bagi anak SD, kegiatan tersebut sangat seru dan menyenangkan, itulah kenapa saya masih mengingat keseruannya sampai sekarang. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Doa dan Lagu Rohani</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Karena wajib mengikuti pelajaran agama Katolik, saya pun harus ikut menghapalkan berbagai doa dan lagu rohani. Bahkan kalau ada acara perayaan hari besar Katolik di sekolah, beberapa kali saya ikut tampil di panggung sambil menari dan menyanyikan lagu rohani bersama teman-teman. Anehnya, sampai sekarang ada satu doa dan lagu yang masih menempel di ingatan saya, mungkin karena dulu selama 6 tahun saya membaca doa tersebut setiap hari di sekolah. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Retret Sekolah</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Pertama kalinya saya bermalam di luar rumah tanpa keluarga ya ketika mengikuti kegiatan retret sekolah. Retret ini bisa dibilang merupakan kegiatan penyegaran di luar sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan. Kalau dalam kegiatan sekolah Islam saat ini, kurang lebih mirip dengan kegiatan mabit (malam bina iman dan taqwa). Seingat saya waktu itu kami menginap di villa daerah Lembang. Kegiatan bersama teman-teman ini cukup membekas di ingatan saya, tapi saya hanya ingat saat main-mainnya sih, saya nggak ingat kegiatan rohaninya seperti apa. Hehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1cnZh_W-eWltssl4eWyEgsBo1j9Zkunkyn61K7NmDGU2nmQTWfabj0sGommmVernxf7utuP1UdByR1wQtIL5HCBxdHB17QfzBoJmgAU7YZairDZZmwcBRabPTlcyhmqm-k1m2XbQux7Teq_Li8uHbs70Bm0unEHNTcT_TWMrrCnMgZeab5IQPjtfn6Q/s2400/InShot_20230605_105621528.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2400" data-original-width="1920" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1cnZh_W-eWltssl4eWyEgsBo1j9Zkunkyn61K7NmDGU2nmQTWfabj0sGommmVernxf7utuP1UdByR1wQtIL5HCBxdHB17QfzBoJmgAU7YZairDZZmwcBRabPTlcyhmqm-k1m2XbQux7Teq_Li8uHbs70Bm0unEHNTcT_TWMrrCnMgZeab5IQPjtfn6Q/s320/InShot_20230605_105621528.jpg" width="256" /></a></div><span style="font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>Kegiatan retret sekolah yang cukup berkesan, mungkin lebih karena ini pengalaman pertama kalinya saya bermalam bersama teman-teman sih</i></div></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Dipuji Guru Agama</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Satu pujian paling membekas dalam ingatan saya adalah ketika guru pelajaran agama memberitahu bahwa saya dapat nilai terbaik dalam ulangan sebelumnya. Saya ingat guru tersebut memuji saya sambil sedikit "menyindir" teman-teman yang lain karena kok yang bisa mendapat nilai tertinggi malah murid non Katolik. Saya jujur agak sedikit tidak enak hati saat itu kepada teman-teman, padahal kan saya mendapat nilai bagus ya <i>simply</i> karena saya belajar saja, tanpa ada maksud lain. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Menjadi Minoritas, Belajar Tentang Perbedaan</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Satu hal yang menjadi pelajaran penting bagi saya yang disekolahkan di sekolah Katolik adalah pelajaran tentang perbedaan dan bagaimana menyikapinya. Bagi saya perbedaan itu lebih terasa nyata karena saya yang menjadi minoritas di lingkungan sekolah, bahkan hanya sendirian. Tapi hebatnya saya sama sekali tidak pernah merasa terintimidasi, apalagi sampai mengalami <i>bullying</i>. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya ingat ketika harus melaksanakan ibadah puasa seorang diri, teman-teman sangat menghormati saya. Ketika waktunya istirahat, tidak ada yang mau memakan bekalnya di depan saya. Mereka semua makan di luar kelas, padahal biasanya mereka makan di dalam kelas. Bahkan ketika saya mau ke luar kelas untuk ke toilet, mereka buru-buru menutup kotak bekalnya dan membelakangi saya agar saya tidak sampai melihat mereka makan. Padahal saya sendiri sebenarnya tidak masalah melihat orang lain makan di depan saya. Tapi melihat perlakuan seperti itu membuat saya merasa dihargai. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dari situ saya belajar tentang pentingnya toleransi terhadap perbedaan. Betapa menghormati perbedaan orang lain itu sangat penting supaya tidak ada yang sampai merasa terganggu dan tersakiti. Baik saya sebagai minoritas harus menghargai perbedaan cara ibadah, juga sebaliknya. Dan ketika kelompok minoritas merasa dihargai dengan sikap yang ditunjukkan oleh kelompok mayoritas seperti yang saya alami, itu tentu akan berdampak baik pada kerukunan. Damai sekali kan kalau kita bisa hidup rukun meski berada dalam lingkungan yang penuh perbedaan.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Jadi itulah yang selalu berusaha saya lakukan dan tentu saya ajarkan kepada anak-anak saya. Tentang pentingnya toleransi terhadap perbedaan. Tentang pentingnya menghargai setiap pilihan orang lain yang berbeda dengan kita. Tentang selalu berbuat baik kepada siapapun termasuk kelompok minoritas. Tujuannya ya jelas supaya kita semua bisa hidup rukun dan damai meski perbedaan akan selalu ada.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Semoga tulisan ini juga bisa menginspirasi ya, supaya dunia kita semakin damai.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp5EKRnZE-g9lNvQ4Goj7VRtP7PuEIdU2WPIgKVKz4sOE25YRWcxN8eI_0hM5h_ZVAHvImMoihn1pOzw8F5Snsatda8t6UL8RRl7k4aZeQaeMalsjbOdEd3RF083T2LOAgYiniNCiYUPFZKOHB0Lnn5kBhCALc8DX-7uvHFQqGHea8OcLQxCJkU5ZIPg/s960/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp5EKRnZE-g9lNvQ4Goj7VRtP7PuEIdU2WPIgKVKz4sOE25YRWcxN8eI_0hM5h_ZVAHvImMoihn1pOzw8F5Snsatda8t6UL8RRl7k4aZeQaeMalsjbOdEd3RF083T2LOAgYiniNCiYUPFZKOHB0Lnn5kBhCALc8DX-7uvHFQqGHea8OcLQxCJkU5ZIPg/s320/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-14388267528460496852023-05-07T12:12:00.003+07:002023-05-11T09:38:02.665+07:00Makanan Favorit di Setiap Masa "Ngidam"<p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Setelah bulan lalu saya gagal setoran karena kesulitan mencari waktu untuk menulis di sela-sela perubahan ritme kehidupan selama ramadan, bulan ini saya tidak mau lagi gagal setoran tulisan. Kebetulan tema <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-blogging-mgn-mei-2023-makanan-favorit/" target="_blank">tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> bulan ini adalah tentang makanan favorit. </span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebenarnya kalau ditanya apa makanan favorit saya, jujur bingung sih jawabnya. Karena saya bisa dibilang pemakan segala. Buat saya makanan hanya ada yang enak atau enak banget. Hehe… Jadi kalau disuruh memilih 1 makanan yang paling favorit sepanjang masa, ya susah. Makanya ketika beberapa minggu belakangan ini saya sering terbayang-bayang satu jenis makanan, saya jadi terinspirasi untuk menjadikan ini sebagai tulisan untuk setoran tantangan bulan ini. Iya, saya memang sedang sering ngidam. </span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ngidam kurang lebih bisa diartikan keinginan dari seorang ibu hamil terhadap sesuatu, umumnya keinginan terhadap makanan. Ngidamnya setiap ibu hamil juga beda-beda, ada yang ngidamnya jarang tapi ada juga yang sering. Ada yang keinginannya berganti-ganti, ada yang keinginannya itu-itu saja tapi berulang. Nah kalau saya, di setiap kehamilan selalu ada satu makanan yang terus saya inginkan, hampir sepanjang kehamilan secara berulang ingin satu jenis makanan itu. Jadi bisa dibilang makanan-makanan ini adalah makanan favorit selama kehamilan. <i>Simple</i> banget sih makanannya, saya nggak ngerepotin suami kok pas hamil. Hehe… </span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Kehamilan Pertama: Mangga</b></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN8uBNuJDDW-jdp299-6qdHHLvmsgFfL0IrDoFY_FhixnqyXyaGzgFztTujP3U4Of8g358kaolkJpYCdfcrlgZ7AhBrHs--0IhpTUOMNJyvvwcFoceGIA1I2nffF-kFIipgwg7Gfw6UP8CSP_aapk4KhJqTESICQG_L1ApHy1QPsnYZ2B2SeVipWDtaA/s700/14-44-34-mangga.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN8uBNuJDDW-jdp299-6qdHHLvmsgFfL0IrDoFY_FhixnqyXyaGzgFztTujP3U4Of8g358kaolkJpYCdfcrlgZ7AhBrHs--0IhpTUOMNJyvvwcFoceGIA1I2nffF-kFIipgwg7Gfw6UP8CSP_aapk4KhJqTESICQG_L1ApHy1QPsnYZ2B2SeVipWDtaA/s320/14-44-34-mangga.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://palembang.tribunnews.com/amp/2020/12/25/6-cara-potong-mangga-yang-cepat-dan-mudah-trik-ini-bisa-langsung-praktik-sendiri-di-rumah</i></span></div><p></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Yang saya ingin makan terus saat hamil pertama mangga biasa kok, bukan mangga muda yang sering dikaitkan sama ibu hamil. Mangga harumanis biasa saja. Untungnya, saat itu memang lagi musim mangga, jadi tidak repot buat mencarinya. Sempat sih saya masih kepingin saat musim mangga sudah selesai dan tidak ada lagi pedagang buah yang menjual mangga. Tapi untungnya tidak lama setelah itu ngidam saya juga hilang, sudah nggak ingin mangga lagi. </span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saat tidak sedang ngidam juga saya memang suka mangga. Tapi saat ngidam terasa perbedaannya karena rasanya ingiiiinnn banget sampai kepikiran dan terbayang terus. Kadang ada cerita ibu hamil ingin sesuatu tapi setelah didapatkan hanya dimakan sedikit atau bahkan tidak dimakan, tapi tidak begitu dengan saya. Setiap ingin mangga, saya benar-benar memakan mangganya bahkan pelok alias bijinya dan juga kulitnya saya gerogoti sampai dagingnya tak bersisa. Kadang malah satu buah masih kurang dan lalu saya potong lagi mangga kedua. Entahlah itu doyan atau rakus. Haha…</span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP9PRKYsbzEMELw8PSsbHwWZN_cwShfisepBLUZJC2EVTqtco_4yee84el1E2UELFOn-Q2sqcLWqa0Dhrkx-5ehGrl8ZCKzwmITAhPFCeChfZS4NN6jjvv_ccIsXeIrsvAycC-vQ6-QhV4gBp48c594PTRi7QvBO0zBm9kHckJH3SoorHUY4zjErk8zQ/s816/IMG_20230506_144227.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="816" data-original-width="488" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP9PRKYsbzEMELw8PSsbHwWZN_cwShfisepBLUZJC2EVTqtco_4yee84el1E2UELFOn-Q2sqcLWqa0Dhrkx-5ehGrl8ZCKzwmITAhPFCeChfZS4NN6jjvv_ccIsXeIrsvAycC-vQ6-QhV4gBp48c594PTRi7QvBO0zBm9kHckJH3SoorHUY4zjErk8zQ/s320/IMG_20230506_144227.jpg" width="191" /></a></div><p></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Hasil ngidam mangga, anak pertama juga doyan banget mangga dan semua jenis buah. </i></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Kehamilan Kedua: Cilok</b></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidDj0Nz2X7xITYteL6QGPTpomJn9-Ygyfuly8TGKkZDa6PQARD5Tk85AH52HIQa6lmXlJLIqYjQkytUfnudwhk-IcG35BF-Mw2D8obsWw0z6oLQJoK5NwDJzL-5hrjlxMurrepwiqFeUV4uG7aTKA-XYF1YAd4UsFnahke7PNC2eOjTusGvOgcVxPjCg/s2340/Screenshot_2023-05-06-14-49-11-377_com.android.browser.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="2340" height="148" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidDj0Nz2X7xITYteL6QGPTpomJn9-Ygyfuly8TGKkZDa6PQARD5Tk85AH52HIQa6lmXlJLIqYjQkytUfnudwhk-IcG35BF-Mw2D8obsWw0z6oLQJoK5NwDJzL-5hrjlxMurrepwiqFeUV4uG7aTKA-XYF1YAd4UsFnahke7PNC2eOjTusGvOgcVxPjCg/s320/Screenshot_2023-05-06-14-49-11-377_com.android.browser.jpg" width="320" /></a></div><p></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://m.youtube.com/watch?v=_kn0Bd_sSdQ</i></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kalau kehamilan pertama ngidamnya sehat karena buah, di kehamilan kedua ngidamnya malah jajanan pinggir jalan. Cilok jadi makanan yang terus terbayang-bayang selama kehamilan, dan sering saya minta belikan ke suami. Kalau sedang dalam perjalanan lalu melihat ada tukang cilok di pinggir jalan, rasanya selalu ingin berhenti dan beli. Untungnya saya tinggal di Bandung ya, banyak bertebaran pedagang cilok di pinggir jalan.</span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Di dekat rumah saat itu ada pedagang cilok yang hampir setiap hari mangkal di depan minimarket, jadi cukup mudah untuk didapat. Cilok yang dijual pedagang itu juga adalah cilok franchise merk Cilok Denok yang gerobaknya sudah banyak dan mudah ditemukan di Bandung. Katanya juga cilok Denok ini terkenal karena proses pembuatannya yang higienis dan sehat. Kalau higienis kan lebih tenang ya makannya, karena insyaAllah kan lebih sehat walaupun jajanan pinggir jalan. Hehe… </span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cilok Denok ini ada pilihan cilok polos, cilok isi lemak sapi, cilok isi telur, dan tahu cilok. Favorit saya tentu saja cilok isi lemak sapi. Asal jangan terlalu banyak saja, bisa eneg nanti kebanyakan lemak. Jangan lupa pakai sausnya juga, campuran saus tomat, saus kacang, kecap, dan sambalnya jelas akan menambah kenikmatan cilok yang kenyal-kenyal mantap ini. Anehnya memang cilok ini jadi makanan favorit hanya saat hamil, karena setelah melahirkan keinginan membeli cilok tidak sesering saat hamil, walaupun saya masih suka sih makan cilok. Kalau lewat pedagang cilok juga tidak selalu muncul keinginan membeli seperti saat hamil anak kedua dulu. </span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwXQs36s1f_Jz7e2lmxV7ry2vIsCQ7LqOK7u5mdpGZbtianGhZ7bjS4U8ORr58uFeS6DzNTeWKP1D83WsHtHDLOI3fneVeUH80O9UcDGGWDSe-94TEi5O8z_CTVMfm1OKzoO-fOVRZRRy4JjfRi4RrdW9Cp3tISKr_ujDpAM1tBh8MzSgRDIq52vvLXA/s1045/IMG_20230506_143652.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="983" data-original-width="1045" height="301" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwXQs36s1f_Jz7e2lmxV7ry2vIsCQ7LqOK7u5mdpGZbtianGhZ7bjS4U8ORr58uFeS6DzNTeWKP1D83WsHtHDLOI3fneVeUH80O9UcDGGWDSe-94TEi5O8z_CTVMfm1OKzoO-fOVRZRRy4JjfRi4RrdW9Cp3tISKr_ujDpAM1tBh8MzSgRDIq52vvLXA/s320/IMG_20230506_143652.jpg" width="320" /></a></div><p></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Hasil ngidam cilok, anak kedua jadi paling sering minta jajanan pinggir jalan. Entah sih yaa memang ada hubungan atau kebetulan saja. Hehe... </i></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Kehamilan Ketiga: Tteokbokki</b></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUunxD29vSFqV-clgxyCqyXhSh54dfoLhvjDuPFjOMUWRzhRm-W31Kzbu4Toozsqtjt2S7QPR8_cyPjvWZy2JbB669gKg9F6j1owLAaeh0BPQ-D4C6YJFW5v1TvVS_lJIEadnT5CvdV7Sy9P7dG0zlWAFbToVpHDKzd3dR2lyoULj1LzHIRBlUUaa6wQ/s1620/11-40-34-tteokbokki-recipe-1-1080x1620.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1620" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUunxD29vSFqV-clgxyCqyXhSh54dfoLhvjDuPFjOMUWRzhRm-W31Kzbu4Toozsqtjt2S7QPR8_cyPjvWZy2JbB669gKg9F6j1owLAaeh0BPQ-D4C6YJFW5v1TvVS_lJIEadnT5CvdV7Sy9P7dG0zlWAFbToVpHDKzd3dR2lyoULj1LzHIRBlUUaa6wQ/s320/11-40-34-tteokbokki-recipe-1-1080x1620.jpg" width="213" /></a></div><p></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://www.wandercooks.com/korean-tteokbokki-spicy-rice-cake/</i></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Di kehamilan ketiga segala hal berbau Korea memang sedang hits di Indonesia. Musik, film dan drama, hingga makanannya pun hits. Mulai dari cafe hingga pedagang gerobakan yang menjual makanan ala Korea semakin menjamur dan mudah ditemukan. Untunglah begitu, karena di kehamilan ketiga saya sering ngidam makan tteokbokki pedas. Kalau banyak yang jual kan jadinya mudah untuk membelinya.</span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya lupa apakah karena sepanjang hamil saya terlalu sering menonton drakor atau bagaimana, tapi memang saat hamil ketiga saya sering sekali terbayang-bayang makan tteokbokki pedas. Tapi saya pilih yang tidak terlalu pedas sih, karena memang toleransi saya terhadap pedas cukup rendah. Seringnya saya ngidam tteokbokki saat itu terbukti dari banyaknya pesanan tteokbokki di aplikasi ojek online saya. Kebetulan saat itu baru mulai pandemi yang memaksa kita semua diam di rumah, dan sudah mudah membeli makanan lewat aplikasi, jadi memang cukup diam di rumah saya sudah bisa mendapat makanan favorit selama hamil.</span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tteokbokki yang kenyal dicampur dengan saus gochujang pedas dan kadang ditambah kimchi yang asam-asam segar rasanya memang mantap. Kalau dapat tteokbokki dengan tingkat kepedasan yang pas, saya bisa makan sampai kuahnya ludes bersih. Tapi kalau dapat yang terlalu pedas saya jarang bisa menghabiskannya sih, selain lidah tidak kuat, perut juga bisa berontak. Nah lagi-lagi setelah melahirkan saya tidak sesering itu ingin makan tteokbokki seperti saat hamil. Memang ngidam itu aneh ya? Hehe... </span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDw_GD-uDQLJU8ugPsjhKh-DIEs5H3rqs7jAn5AH76G9hrJyMhxm3zo5xkaLSMpYwiQrFBgHdHe64Se35cf7x_JZgoRy05WPH2UlpZN1F42TbqX1Hb1yNKrKV1eNtLk4IvBRByF8t7XfOFi8f8n9Gle75Ciq18fUIwdzIFvyA7xy1DmZXlYI6U0LSi9A/s1463/IMG_20230507_120555.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1463" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDw_GD-uDQLJU8ugPsjhKh-DIEs5H3rqs7jAn5AH76G9hrJyMhxm3zo5xkaLSMpYwiQrFBgHdHe64Se35cf7x_JZgoRy05WPH2UlpZN1F42TbqX1Hb1yNKrKV1eNtLk4IvBRByF8t7XfOFi8f8n9Gle75Ciq18fUIwdzIFvyA7xy1DmZXlYI6U0LSi9A/s320/IMG_20230507_120555.jpg" width="236" /></a></div><p></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Hasil ngidam tteokbokki, anak ketiga sejak usia setahun sudah bisa mentolerir pedas level rendah. </i></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Kehamilan keempat: Roti Bakar</b></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6-tCl-fIAYkYyIzF121JMuvSoxstHKpWx9Pzp8X1JUJgEOyutCpeCE6rza1DoshLXvfBXXMk6AsLLYNACDm1SmcOFWHvDS9CAu_Z8nXJrIL6oFuRyfM4ZOHdHIlMuGRp7MCfwSrFYyMAl4lGzusVUY42oEcTUJlQLTDaDuFuDb4y3gOEMQANS2gAnTQ/s500/14-50-52-826e10aa-3e0b-409c-aeac-4610be8763a8_IMG_20200918_150338_287.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="250" data-original-width="500" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6-tCl-fIAYkYyIzF121JMuvSoxstHKpWx9Pzp8X1JUJgEOyutCpeCE6rza1DoshLXvfBXXMk6AsLLYNACDm1SmcOFWHvDS9CAu_Z8nXJrIL6oFuRyfM4ZOHdHIlMuGRp7MCfwSrFYyMAl4lGzusVUY42oEcTUJlQLTDaDuFuDb4y3gOEMQANS2gAnTQ/s320/14-50-52-826e10aa-3e0b-409c-aeac-4610be8763a8_IMG_20200918_150338_287.jpg" width="320" /></a></div><p></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://menukuliner.net/</i></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kehamilan keempat ini baru berjalan 12 minggu sih, tapi sudah 2 minggu belakangan ini saya selalu terbayang-bayang roti bakar. Untungnya juga roti bakar Cari Rasa yang rasanya saya suka ini mudah ditemukan, karena gerobaknya memang tersebar di banyak tempat. </span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Rasa favorit saya adalah manis campur. Campuran selai kacang yang gurih, dengan selai stroberi yang manis asam, meses yang manis, dan ditambah sedikit topping kental manis, rasanya pas banget di lidah saya, tidak terlalu giung karena ada selai kacangnya. Tapi karena satu kotak tidak bisa saya habiskan sendiri, saya selalu pesan satu kotak isi 2 rasa, yang setengah rasa manis campur dan setengah lagi rasa keju manis yang merupakan favorit anak-anak (tapi saya juga suka sih, hehe). Sejauh ini saya sudah 2 kali memesan roti bakar, walau terbayang-bayangnya sih hampir tiap malam. Entahlah sampai berapa bulan lagi saya akan terus terbayang-bayang roti bakar. </span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">-----</span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kalau mamah-mamah yang membaca tulisan ini, apa pernah juga ngidam yang jadi makanan favorit sepanjang kehamilan seperti saya?</span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-11ff15e0-7fff-00ca-54e9-a2a8d30e6e81" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="white-space: pre-wrap;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOJFCdBjfPgcaAfoW3PRBpdf4mWGmNXfAYF0b6u7vezWjZ3ODCg1rMGYb7e0s-HEukkVozypoa8F1Ybxkh8OTRE0CKS3Mr9l1Zbc8tAbCdU0gFdyjp_VwgO2gSDvi_jo9-2ipfgx0S8_svF-T7mYmCF4rMjPHfvEdw_ObN1BeOsB3398FCjMNjP3KQag/s960/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOJFCdBjfPgcaAfoW3PRBpdf4mWGmNXfAYF0b6u7vezWjZ3ODCg1rMGYb7e0s-HEukkVozypoa8F1Ybxkh8OTRE0CKS3Mr9l1Zbc8tAbCdU0gFdyjp_VwgO2gSDvi_jo9-2ipfgx0S8_svF-T7mYmCF4rMjPHfvEdw_ObN1BeOsB3398FCjMNjP3KQag/s320/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" width="320" /></a></span></div><span style="white-space: pre-wrap;"><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span><p></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-18037543230414060062023-05-06T04:45:00.001+07:002023-05-06T04:45:18.722+07:00Rejeki yang Sempat Lupa Disyukuri<div style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Biasanya ketika mendapatkan rejeki, orang akan dengan mudahnya mengucap syukur kepada Allah SWT. Tapi, ada bentuk rejeki yang mungkin bagi sebagian orang (termasuk saya) justru sulit untuk disyukuri. At least buat saya, awalnya sulit untuk mensyukuri, tapi ketika kemudian saya bisa berdamai dengan kondisi dan mengelola perasaan saya, akhirnya saya bisa mensyukuri rejeki tersebut. Rejeki apa sih yang saya maksud?</span></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></div><div style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Anak. </span></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></div><div style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Yes, buat sebagian orang mungkin anak menjadi rejeki yang sangat ditunggu-tunggu saking sulitnya untuk didapatkan. Tapi buat saya baru-baru ini, ketika Allah memberi rejeki lagi berupa kehamilan anak ke-4, cukup sulit untuk saya menerimanya dengan perasaan sangat bahagia yang sama seperti saat menerima rejeki kehamilan anak pertama.</span></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Ketakutan Menghadapi Kehamilan Keempat</b></span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sangaaaattt banyak ketakutan yang membuat saya lupa bahwa yang Allah berikan itu rejeki yang seharusnya saya syukuri. Takut karena usia saya yang tak lagi prima, takut karena pengalaman hamil-melahirkan sebelum-sebelumnya, takut terhadap kondisi ekonomi, takut menghadapi <i>sibling rivalry</i>, takut emosi saya makin mudah meledak, takut tangan yang hanya dua ini tidak mampu mengurus suami serta anak-anak dan rumah, dan masih banyak ketakutan lain yang membayangi.</span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Termasuk takut kakak-kakaknya bayi tidak bisa menerima kehadiran bayi ini dengan baik. Karena sebelumnya anak sulung saya sempat berkata "bun, aku udah nggak usah nambah adik lagi ya, aku nggak mau." Lalu anak kedua saya kalau ditanya apa mau punya adik, jawabannya selalu konsisten "nggak ah, nanti adiknya jambak aku juga." Yah kebetulan memang anak ketiga saya cukup "galak" dan sering menjambak kakaknya. Karena dua kakaknya menolak bahkan sebelum ada tanda kehamilan, maka ketika saya tiba-tiba hamil, kalimat penolakan mereka selalu mengganggu pikiran saya. </span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Belum lagi beberapa bulan terakhir saya mulai berharap bisa menjadi sedikit lebih "produktif" dan bisa ikut membantu perekonomian keluarga. Sebenarnya belum yakin sih saya mau ngapain, tapi dengan anak-anak yang semakin besar dan mandiri, saya merasa mungkin tidak lama lagi saya akan punya lebih banyak waktu yang bisa dipakai untuk "usaha yang menghasilkan" (apapun itu), tidak melulu hanya menemani batita bermain di sela-sela mengurus dapur dan rumah. Saya mulai membayangkan hari-hari "produktif" saya, tapi lalu saya dihantam kenyataan bahwa dalam beberapa bulan ke depan akan ada lagi bayi mungil tak berdaya yang akan selalu membutuhkan saya. Waktu saya akan kembali diisi dengan memandikan-menyusui-menidurkan-menyusui-menyuapi-menyusui-menidurkan-dan seterusnya sepanjang hari sepanjang malam.</span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Rasanya dengan ritme mengurus bayi (dan tiga kakaknya) serta suami dan rumah, akan sulit sekali menemukan waktu yang bisa digunakan untuk produktif. Padahal perasaan tidak berdaya ini sudah sangat sering menghantui saya, dan menjadi pengganggu dalam hati dan otak saya, bahkan jauh sebelum saya tahu hamil anak keempat. Sering saya terganggu dengan perasaan terisolasi karena dalam setiap detik yang saya punya selalu hanya dipenuhi suara tangisan anak-anak, tidak ada teman yang bisa diajak mengobrol ngalor ngidul sambil cekikikan. Sering saya terganggu dengan perasaan tidak berdaya, karena tidak lagi mampu menghasilkan uang dan hanya bisa menengadahkan tangan ke suami. Sering saya terganggu dengan perasaan minder, karena tidak mampu menjadi wanita produktif yang memiliki suatu karya untuk dibanggakan. Sering saya merasa seperti robot, tidak lagi mampu mengenali siapa diri saya, karena sudah sejak lama apa yang saya inginkan tidak pernah lagi menjadi prioritas, selalu dikesampingkan demi anak-anak.</span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Nasihat Mamah: Sabar, Syukur!</b></span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sampai akhirnya saya merasa perlu untuk minta nasihat penguat dari mama saya (yang sudah pengalaman menjadi ibu rumah tangga dengan 5 anak). Saya merasa perasaan takut dan tidak menerima ini sungguh tidak sehat bagi mental saya maupun janin di perut saya, sehingga saya harus mencari penguat untuk bisa menerima rejeki anak keempat ini dengan hati lapang. Maka sayapun memberi kabar kehamilan pada mama sambil bercucur air mata, karena perasaan yang masih kacau penuh ketakutan.</span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kalimat penguat yang paling saya ingat dari mama adalah, “ingat capeknya hanya sebentar, cha. Nggak akan terasa nanti anak-anak besar dan punya kehidupan masing-masing dan nggak pengen dicampuri ibunya. Sekarang sabar dulu aja.” Saya sebenarnya sering mendengar kalimat semacam ini, tapi entah kenapa saat mama yang mengucapkan dengan kondisi hati saya kacau, kalimat ini menempel di ingatan saya. Mama bahkan bilang berdasarkan pengalamannya, setelah anak-anak besar nanti mungkin saya akan merasa bahwa anak empat itu masih kurang. Hmmm, jujur saya nggak kebayang sih akan punya pikiran seperti itu nanti. Hehe…</span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Mama juga bolak-balik mengingatkan untuk mensyukuri kehamilan ini, karena kehamilan ini adalah tetap rejeki dari Allah. Memang saya tidak pernah memintanya, tapi ini tetap rejeki dan wajib disyukuri. Meski berat awalnya, tapi karena Allah sudah memberi ya tetap wajib diterima dan disyukuri. Mama juga bilang untuk selalu ingat Allah lebih tahu yang terbaik untuk kita. Belum tentu apa yang kita rencanakan itu baik menurut Allah. Jadi yakin saja bahwa yang Allah beri itu insyaAllah akan jadi yang terbaik. </span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Selain itu mama juga mengingatkan untuk selalu meminta bantuan kepada Allah, yang sesungguhnya adalah pemilik anak-anak yang keluar dari rahim saya ini. Mama mengingatkan untuk meminta kekuatan pada Allah ketika merasa sulit dan berat menjalani peran menjadi ibu. Selalu yakin bahwa Allah akan mendengar doa kita yang menginginkan anak-anak tumbuh dengan baik, dan yakin bahwa Allah adalah sebaik-baiknya penjaga ketika kita tidak bisa sepenuhnya mengawasi dan menjaga anak-anak. </span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Penerimaan Setelah "Bertemu"</b></span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Setelah mengeluarkan emosi lewat tangisan dan dibalas nasihat serta penghiburan panjang dari mama, hati saya mulai terasa lapang. Saya mulai bisa menepiskan beragam perasaan takut yang sebelumnya selalu mengganggu pikiran dan membuat hati terasa berat. Meski tidak bisa menghilangkan ketakutan itu sepenuhnya, setidaknya hati yang tenang membuat saya mulai bisa berpikir lebih baik dan mengalihkan pikiran takut itu. Jika sebelumnya saya akan diam penuh ketakutan saat ada yang membahas kehamilan, setelah curhat ke mama perasaan saya lebih plong dan bisa tersenyum bahkan ikut tertawa.</span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Karena lamanya saya "stres" dan lalu terpotong libur lebaran, saya akhirnya baru memeriksakan diri ke dokter kandungan saat usia kandungan sudah memasuki 11 minggu lebih. Padahal biasanya di kehamilan sebelum-sebelumnya saya selalu memeriksakan kandungan pertama kali di usia antara 6-8 minggu. Dan ternyata, saya baru benar-benar bisa menerima kehamilan saya dengan hati yang sepenuhnya bahagia adalah setelah saya "bertemu" dengan janin di dalam perut melalui USG.</span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya cukup kaget karena ternyata di usia kandungan 11 minggu janin sudah nyaris sempurna berbentuk manusia. Karena pada USG pertama kali di setiap kehamilan sebelumnya, kadang pada janin belum terbentuk tangan dan kaki. Jadi ketika saat USG dokter menunjukkan setiap bagian tubuh janin yang terlihat bergerak-gerak, saya baru dihantam kesadaran bahwa selama ini ketakutan saya yang membuat saya sulit menerima kehamilan ini sungguh salah. Janin tidak berdaya dan tidak berdosa ini tetap tumbuh dengan baik meski hati saya tidak sepenuhnya menerima. Saya langsung merasa bersalah… </span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Terlebih lagi ketika dokter memperdengarkan detak jantung janin, saya kembali dihantam kesadaran bahwa ada kehidupan lain di dalam perut saya yang harus saya hujani dengan kasih sayang yang sama seperti kakak-kakaknya dulu. Saya langsung bertekad menghapus semua kesedihan yang tadinya saya rasakan, dan menggantinya dengan perasaan bahagia menyambut kehadiran bayi keempat dalam rumah tangga saya. Rasa sayang seketika membludak muncul dalam hati saya kepada janin dalam perut saya. </span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">—</span></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Maafkan bunda yang sempat kesulitan menerima kehadiranmu ya, anak keempatku. Maafkan bunda yang justru mengeluarkan air mata ketakutan dan bukannya bahagia saat kamu hadir. Maafkan bunda yang butuh waktu untuk bisa menghujanimu kasih sayang. Bunda janji, tidak akan ada perbedaan kasih sayang antara kamu dan kakak-kakak kamu. Bunda akan memberi masing-masing 100% cinta yang bunda miliki. I love you, nak ❤</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9lSPvn2w-fqsBWxGO9W8GV8Z6MCcN9G4PcbCRQev4q15dBCNOThdNuRkKrhjGyZrsyvTExCkwnNEtexafac_7cFCK3c8vT9ZP1w3EqrKV-jQG3_If1u2ZntWd1M00D7SgkuB5tKemy0zmHVydoqqacKL2mTu0vFAyqbdU6fVoxYePj7nDlTFa1fB67w/s3472/IMG_20230506_043836.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3013" data-original-width="3472" height="278" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9lSPvn2w-fqsBWxGO9W8GV8Z6MCcN9G4PcbCRQev4q15dBCNOThdNuRkKrhjGyZrsyvTExCkwnNEtexafac_7cFCK3c8vT9ZP1w3EqrKV-jQG3_If1u2ZntWd1M00D7SgkuB5tKemy0zmHVydoqqacKL2mTu0vFAyqbdU6fVoxYePj7nDlTFa1fB67w/s320/IMG_20230506_043836.jpg" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-21244932984813722772023-03-20T20:09:00.004+07:002023-03-20T20:09:56.494+07:00Mempermudah Hidup IRT ala Echa<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"> <span style="white-space: pre-wrap;">Meski tema <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-blogging-mgn-maret-2023-life-hack-produk-atau-metode-yang-mempermudah-hidup/">tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> bulan Maret ini adalah tema yang saya usulkan, tapi jujur saya malah bingung mau menulis tentang apa. Saat mengusulkan tema "<i>Life Hack</i> yang Mempermudah Hidup", justru saya berpikir "ah, belum tentu dipilih juga kan usulan tema ini." Lalu ketika ternyata temanya benar terpilih, malah <i>blank</i> nggak dapat-dapat ide sampai menjelang tenggat. Haha… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Berhubung hari-hari saya beberapa tahun belakangan ini tidak jauh dari urusan rumah tangga, jadi <i>life hack</i> yang akan saya ulas juga tidak jauh dari urusan rumah tangga. Harapannya sih semoga <i>life hack</i> yang saya ulas bisa berguna juga untuk mamah-mamah yang ikut membaca. Kita bahas yuk beberapa <i>life hack</i> yang saya terapkan sehari-hari. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Kerak Nasi di Panci <i>Rice Cooker</i></b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kalau memasak nasi di <i>rice cooker</i>, kadang kita kerepotan untuk mencuci pancinya ketika akan membuat nasi baru karena ada kerak nasi kering yang menempel. Mau digosok pakai sabut <i>stainless</i>, bahaya karena akan merusak lapisan anti lengket panci. Kalau hanya digosok spons, susah bersihnya karena keraknya sudah mengeras. Yang benar adalah dengan merendam dulu panci itu dengan air agar keraknya melunak. Tapi kalau kita buru-buru mau memasak nasi baru? Repot kan yaa.. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEHcXHRvPPMtFdnr1qgJNPFNSfKiJHVzz-4ujgUUERoYanr-t08COPEYHdj8DXq6buVA3L5kZFP0V07nl9Wdrtm_3Ut0Ac2kk_Tu7JcweV7JmXOiSQdysrUxhZ3VJaiJTATah_8OMH4Ej4V8d5pPyVWhqkqosW2IyfNtCqzYHlXuq9fbQFwDRM1Dmpzw/s400/19-40-51-AVvXsEhrBcer3U6lj3TJ6f-jThEYdFBu0AWGF8RZc2c-oz7uo5gNPJS_Oj9a2AyiRQYsNPkvkJ5MmJZAPECE6aUEM8qJo4mh7SlS5P7nHqzXlkZA7vvOUd8MS96k0h8hWCpyhsGkWSUVfkUe69Gbk-9wjaIkkgwjjlFy8zccwF8ov4GOVDs49UuDUTTmRESe=w300-h400.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="300" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEHcXHRvPPMtFdnr1qgJNPFNSfKiJHVzz-4ujgUUERoYanr-t08COPEYHdj8DXq6buVA3L5kZFP0V07nl9Wdrtm_3Ut0Ac2kk_Tu7JcweV7JmXOiSQdysrUxhZ3VJaiJTATah_8OMH4Ej4V8d5pPyVWhqkqosW2IyfNtCqzYHlXuq9fbQFwDRM1Dmpzw/s320/19-40-51-AVvXsEhrBcer3U6lj3TJ6f-jThEYdFBu0AWGF8RZc2c-oz7uo5gNPJS_Oj9a2AyiRQYsNPkvkJ5MmJZAPECE6aUEM8qJo4mh7SlS5P7nHqzXlkZA7vvOUd8MS96k0h8hWCpyhsGkWSUVfkUe69Gbk-9wjaIkkgwjjlFy8zccwF8ov4GOVDs49UuDUTTmRESe=w300-h400.jpg" width="240" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Ilustrasi panci </i>rice cooker<i> berkerak</i></span></div></div><div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://www.yutabella.com/2022/02/supaya-nasi-tidak-berkerak-di-magic-com.html?m=1</i></span></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sekarang saya jarang sekali harus merendam panci <i>rice cooker</i> dalam jangka waktu lama sebelum mulai dibersihkan. Karena sudah jarang sekali ada nasi yang mengerak di <i>rice cooker</i> saya. Kuncinya adalah mengaduk nasi saat nasi telah matang. Ketika <i>rice cooker</i> sudah berhenti memasak nasi yang ditandai dengan lampu yang biasanya berubah dari mode "<i>cook</i>" ke mode "<i>warm</i>", tunggu dulu sekitar 15 menit supaya nasi benar-benar tanak dan uap panas sedikit berkurang. Setelah 15 menit baru buka <i>rice cooker</i> lalu aduk secara menyeluruh sampai ke nasi yang berada di dasar. Selain supaya nasi tidak menempel sampai mengerak di dasar panci, mengaduk ini juga bisa membuat nasi lebih awet. Karena uap panas yang terjebak di bagian dalam nasi yang baru dimasak bisa keluar dan tidak membuat nasi cepat basi.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Selain itu saya juga jarang menyalakan <i>rice cooker</i> sepanjang hari. Biasanya tidak lama setelah nasi matang, saya mencabut steker <i>rice cooker</i> supaya tidak terus memanaskan. Nasi baru dihangatkan kembali saat menjelang waktu makan berikutnya. Selain supaya nasi tidak mengerak karena terus menerus terkena panas, listrik juga jadi lebih hemat. <i>Life hack</i> juga kan? Hehe.. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Sabun Anti Noda Baju</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Begitu banyak sabun cuci baju yang klaim anti noda dan bisa menghilangkan berbagai jenis noda, bahkan ada yang tanpa dikucek (katanya). Tapi kadang ada saja noda yang sulit dibersihkan meski sudah memakai sabun-sabun anti noda itu. Tapi tahukah mama sabun apa yang sebenarnya lebih ampuh menghilangkan noda di baju? </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sabun batang. Iya, sabun mandi batangan. Dibandingkan deterjen cuci baju, sabun mandi batang sudah saya buktikan sendiri lebih ampuh menghilangkan noda. Yaahh,, memang ada sih noda-noda yang bandel dan sulit sekali dihilangkan. Tapi untuk noda yang ringan sampai sedang, sabun cuci batang lebih baik membersihkan jika dibandingkan deterjen biasa.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwWhHaw7BDIZDA9peYpDgRGtF29KdVYVhqCUaiP9_k_-yX7L34-tqBx4tOP2S_M2Q2TMM4mTu7JRoxD2DH8B6U955QAjw2fDfiZn7nGKFyslJTJl_2pgmr1h2hKhB2LMFRj6iMh2W28ZGMJ85109viGiT1TCnrz9B0_gr4s7jxGaxEO1PClDziM0On5g/s750/20-00-06-61e66fcaa6c74.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="750" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwWhHaw7BDIZDA9peYpDgRGtF29KdVYVhqCUaiP9_k_-yX7L34-tqBx4tOP2S_M2Q2TMM4mTu7JRoxD2DH8B6U955QAjw2fDfiZn7nGKFyslJTJl_2pgmr1h2hKhB2LMFRj6iMh2W28ZGMJ85109viGiT1TCnrz9B0_gr4s7jxGaxEO1PClDziM0On5g/s320/20-00-06-61e66fcaa6c74.png" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="text-align: left;"><i><span style="font-size: x-small;">Ilustrasi sabun batang</span></i></span></div></div><div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Sumber gambar: https://travel.kompas.com/read/2022/01/18/170500627/kenapa-hotel-masih-sediakan-sabun-batang-ini-alasannya?page=all</span></i></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Caranya cukup gosokkan saja sabun batang ke bagian baju yang bernoda dan sudah dibasahi. Lalu tinggal kucek secukupnya sampai noda hilang. Selanjutnya keseluruhan baju dicuci seperti biasa menggunakan deterjen dengan direndam ataupun masuk ke mesin cuci. Mencuci baju pun jadi lebih cepat karena noda lebih cepat hilangnya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Memasak Sat Set</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebagai IRT anak tiga yang masih punya balita, memasak saja diperlukan trik supaya pekerjaan rumah lain bisa terselesaikan juga tanpa terlalu "direcoki" oleh balita. Salah satu trik yang saya pakai untuk bisa memasak sat set adalah dengan menyiapkan menu mingguan. Di awal minggu saya sudah membuat list menu masakan untuk seminggu, supaya tidak ada lagi waktu terbuang untuk bengong di depan kulkas memikirkan mau memasak apa dari bahan yang ada. Sebelum rajin membuat menu mingguan, sering sekali saya membuka kulkas di pagi hari dan bengong memandangi bahan yang tersedia, bingung mau memasak apa. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Belanja bahan mentahnya pun selalu saya lakukan 1 kali saja di awal minggu. Tujuannya supaya efektif tidak perlu banyak keluar rumah, karena tukang sayur yang lewat depan rumah pilihan sayurnya sedikit. Membuat menu mingguan juga membuat belanja bahan masakan lebih efisien karena tidak ada yang berakhir terbuang akibat terlanjur busuk karena lupa diolah. Jadi tidak ada bahan yang dibeli tapi belum tahu mau diolah menjadi apa. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBdZv0x3nY0gBJcKrX3ZUIh_qEy5Efk2f3xlcX2ptuiPLSPxxrtz5_5n9EfuFPN1-00dKgKaaexRHrJdEjK_byFi0GYT4cg2yNOi5CDxbG0cIdiWjW5K00A7d2aPxF-GJPIST2WrW1oPgmOCBo5Qj2_EX3Q3o5OWMT2Csc2HJ7ZnR7OTc-0sE96hrbfw/s3310/IMG_20230320_195605.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3310" data-original-width="2136" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBdZv0x3nY0gBJcKrX3ZUIh_qEy5Efk2f3xlcX2ptuiPLSPxxrtz5_5n9EfuFPN1-00dKgKaaexRHrJdEjK_byFi0GYT4cg2yNOi5CDxbG0cIdiWjW5K00A7d2aPxF-GJPIST2WrW1oPgmOCBo5Qj2_EX3Q3o5OWMT2Csc2HJ7ZnR7OTc-0sE96hrbfw/s320/IMG_20230320_195605.jpg" width="207" /></a></div><span style="font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>Contoh menu mingguan yang saya buat. Masak yang simpel saja yaa biar sat set. Hehe... </i></div></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Selain membuat menu mingguan, salah satu trik memasak sat set ala saya adalah menyetok bumbu dasar, khususnya bawang merah bawang putih. Cara membuatnya bawang merah dan bawang putih dikupas dan dibersihkan lalu diblender bersama minyak sampai halus. Setelah itu bumbu halus ditumis sampai matang lalu dimasukkan ke toples kaca tertutup dan disimpan dalam kulkas. Setiap mau masak tinggal ambil sesuai kebutuhan saja. Hemat waktu karena tidak perlu lagi kupas-kupas dan ulek-ulek atau iris-iris setiap akan memasak.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kalaupun mau membuat bumbu dengan bahan lain seperti misalnya kunyit, ketumbar, dan sebagainya, tinggal ulek sebentar saja bumbu-bumbu tersebut. Karena bumbu-bumbu lain itu lebih mudah dihaluskan dibandingkan bawang. Atau kalau mau lebih mudah lagi, tinggal tambahkan bumbu yang berbentuk bubuk seperti kunyit bubuk, jahe bubuk, ketumbar bubuk, dan sebagainya. Tidak perlu ulek-ulek lagi deh, tinggal tabur dan aduk-aduk dengan bawang halus yang distok sebelumnya, jadi deh!</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Oh iya ngomong-ngomong soal bawang, saya ingat pernah melihat salah satu <i>hack</i> dalam mengupas bawang putih. Caranya dengan memasukkan bawang putih yang sudah dilepas dari bonggolnya ke dalam toples dan ditutup, kemudian toplesnya dikocok-kocok dengan keras sampai kulit bawang putihnya lepas. Saya pernah coba, tapi menurut saya <i>hack</i> itu tidak cukup efektif. Memang kulit luarnya sebagian terlepas, tapi kulit-kulit tipis yang menempel pada bawang tetap harus dikupas dengan tangan lagi satu per satu. Menurut saya sih jadi kerja dua kali, karena mengocok toplesnya sendiri sudah membutuhkan tenaga besar, lalu harus tetap mengupas kulit tipisnya juga. Saya punya <i>hack</i> yang lebih efektif, yaitu panggil anak-anak dan minta mereka membantu mengupas bawang putih. Biasanya mereka senang loh ikut membantu. Efektif bukan? Bahkan sambil menunggu bawang terkupas kita bisa menyiapkan bahan masakan yang lain. Hehe… </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space: pre-wrap;">Jadi gimana, mah? Ada yang sudah menerapkan metode ala saya ini sehari-harinya? 😊</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space: pre-wrap;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space: pre-wrap;"><br /></span></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space: pre-wrap;"></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space: pre-wrap;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyQDZNuaJrhDZ3UoEdupSvuppNhIDaS_wmQ4iKWyiPGXH4npez4wagxqQcYuHmrMzIBFlelh7gldqM46n2MZF3Ys8RC16nm7KwBskOayp8nsiGEAxB7T2e5DEmgpUxWzsub_-G2xY9lGKOdkSBmBV3FTQJR3QzCzW6AdK8C0dbRCXewy2K2kmf5TU-dg/s960/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyQDZNuaJrhDZ3UoEdupSvuppNhIDaS_wmQ4iKWyiPGXH4npez4wagxqQcYuHmrMzIBFlelh7gldqM46n2MZF3Ys8RC16nm7KwBskOayp8nsiGEAxB7T2e5DEmgpUxWzsub_-G2xY9lGKOdkSBmBV3FTQJR3QzCzW6AdK8C0dbRCXewy2K2kmf5TU-dg/s320/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" width="320" /></a></span></span></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space: pre-wrap;"><br /></span></span><p></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-85947201095892412832023-02-05T06:37:00.003+07:002023-02-05T07:38:29.604+07:00Buku Yang Menjadikan Saya Tukang Baca<p dir="ltr" id="docs-internal-guid-dac3247d-7fff-b3ed-296e-99e3760938fc" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tantangan MGN <i>is back</i>! </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sepertinya saya memang harus sedikit "dipaksa" untuk mengisi blog ya, karena selama libur Tantangan MGN, blog juga ikut libur, tidak diisi. Hehe.. <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-mgn-februari-2023-buku-yang-berpengaruh/">Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> di awal tahun baru ini mengangkat tema buku bacaan yang berpengaruh. Awalnya cukup bingung bacaan apa yang cukup berpengaruh dalam hidup saya, tapi akhirnya saya memutuskan untuk mengenang buku bacaan yang cukup berpengaruh dalam kehidupan literasi saya.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sejak dulu saya suka membaca buku. Bahkan saat remaja tempat favorit saya adalah toko buku. Saya bisa menghabiskan waktu lama berkeliling memilih buku, lalu setelahnya bisa mendekam lama di kamar dan tenggelam dalam buku yang baru dibeli. Tentu rasa suka terhadap buku tidak muncul begitu saja sejak lahir ya. Ada proses panjang sampai seseorang -termasuk saya- suka membaca. Dimulai dari buku cerita bergambar dengan teks 1-2 baris, lalu buku bergambar yang teksnya lebih panjang tapi halamannya sedikit, komik yang tulisannya sedikit tapi halamannya banyak, sampai akhirnya buku tanpa gambar. Saya sebenarnya tidak ingat buku tanpa gambar apa yang pertama kali saya baca. Tapi yang saya ingat, buku yang mempengaruhi minat baca saya khususnya untuk membaca buku tidak bergambar adalah buku-buku ini. Buku apakah itu?</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Buku-buku karya Enid Blyton! </b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Pasti tahu dong siapa Enid Blyton. Novelis yang sampai sekarang ratusan karyanya masih dikenang. Bahkan sepertinya masih dijual versi barunya di toko buku. Iya kan ya? Saya sudah lama nggak mampir ke area novel remaja di toko buku sih, jadi kurang tahu apa novel-novel Enid Blyton masih dijual cetakan terbarunya. Yang jelas di gramedia digital sih masih ada beberapa buku karya Enid Blyton, termasuk yang sepertinya paling populer: <i>The Famous Five</i> atau dalam versi Indonesia-nya Lima Sekawan.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya tidak ingat dari mana dulu pertama kali saya membaca buku karya Enid Blyton. Tapi yang jelas, buku Enid Blyton itu sangat mempengaruhi minat baca saya, khususnya dalam membaca novel. Bagi anak SD, mungkin komik adalah buku yang paling banyak dipilih untuk dibaca. Banyak gambar dan sedikit tulisan, jadi tentunya nggak susah untuk anak SD yang baru bisa membaca. Saat masih kecil dulu sebelum mulai suka membaca novel, kalau saya melihat novel yang isinya tulisan semua rasanya langsung lelah. Terbayang mata mungkin "jereng" melihat huruf terus tanpa gambar, belum lagi pasti butuh waktu lama untuk menyelesaikan membaca 1 buku. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tapi ternyata kalau isi bukunya menarik, tulisan panjang tanpa gambarpun tetap menyenangkan untuk dibaca. Sepertinya itulah yang saya rasakan ketika membaca buku-buku Enid Blyton dulu. Kisah petualangan yang seru dari tokoh-tokoh di berbagai seri buku Enid Blyton ternyata berhasil menepis anggapan awal saya bahwa membaca buku yang isinya tulisan semua itu susah dan melelahkan. Terbukti karena dari sekian banyak buku di rak di kamar saya, penulis yang jumlah bukunya paling banyak saya miliki adalah Enid Blyton. Ada lebih dari 20-an buku Enid Blyton yang saya koleksi dari berbagai seri.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kisah Lima Sekawan mungkin adalah seri paling populer dari karya Enid Blyton. Tapi saya ternyata lebih suka seri yang lain, yaitu Sapta Siaga (judul aslinya <i>Secret Seven</i>) dan Pasukan Mau Tahu (judul aslinya <i>The Five Find-Outers</i>). Karena saya tidak punya koleksi seri Lima Sekawan, sementara seri Sapta Siaga dan Pasukan Mau Tahu malah punya belasan hingga puluhan judul. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2dRv6ryDnd_jry4CXWlh5T_WorjuBjdk-8KREcha21DDp6Stx-oZcXQPCUxojtRKcP6oytPRrdMTB-xLD8nvnRuVoVgYpbG3Txl4jNWmI1RoUKxCDjUNdKET4GMZtOLwKLCdgNuHsHhadD3zVST056CURgQ984Yu53ntUb1bQBKsa3Gf41kuaPIiXyA/s2600/IMG_20230205_061737.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2369" data-original-width="2600" height="292" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2dRv6ryDnd_jry4CXWlh5T_WorjuBjdk-8KREcha21DDp6Stx-oZcXQPCUxojtRKcP6oytPRrdMTB-xLD8nvnRuVoVgYpbG3Txl4jNWmI1RoUKxCDjUNdKET4GMZtOLwKLCdgNuHsHhadD3zVST056CURgQ984Yu53ntUb1bQBKsa3Gf41kuaPIiXyA/s320/IMG_20230205_061737.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Dua judul karya Enid Blyton yang saya punya. Sisanya susah dicari, tertumpuk-tumpuk di gudang rumah orang tua. Hehe... </i></span></div><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebenarnya kisah Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu, dan Sapta Siaga secara garis besar isinya mirip, yaitu petualangan sekelompok anak-anak memecahkan berbagai misteri seperti pencarian harta karun, pencarian orang maupun barang hilang, hingga menangkap pencuri yang kerap melakukan pencurian di seluruh desa. Yang membedakan jelas tokoh dan karakter masing-masing tokohnya. Perbedaan karakter itu tentu bisa membuat keseluruhan cerita menjadi terasa berbeda. Latar belakang lokasi dan kejadian juga selalu dibuat berbeda sehingga membuat pembaca terus penasaran untuk membaca kisah lainnya meski sudah menyelesaikan membaca satu kisah. Rasanya ikut deg-degan setiap membuka lembar demi lembar bukunya sehingga mudah sekali untuk ikut terhanyut dalam cerita. Seru! </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Ingin Anak-Anak Ikut Menyukai Enid Blyton</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Buku-buku Enid Blyton inilah yang membawa pengaruh besar dalam kemampuan literasi saya, karena setelah merasa oke dengan membaca buku Enid Blyton, saya mulai berani membaca novel lain yang <i>font</i>-nya lebih kecil, atau novel yang halamannya lebih tebal. Sampai akhirnya saya mulai keranjingan membaca buku dan bisa "melahap" buku jenis apapun, baik fiksi maupun non fiksi.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kemampuan literasi khususnya kemampuan membaca memang erat kaitannya dengan pembiasaan. Jika sudah terbiasa membaca novel ringan yang isinya melulu tulisan, seseorang biasanya akan tertantang untuk mencoba bacaan lain yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. Dan terus begitu sampai terbentuk hobi untuk membaca dan selalu merasa "haus" bacaan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kebiasaan membaca tentu merupakan kebiasaan yang sangat baik karena membaca akan selalu membuat seseorang memiliki wawasan yang semakin luas. Pembiasaan itulah yang perlu diterapkan kepada anak-anak sedari dini. Saya pun ingin anak-anak saya bisa memiliki kemampuan literasi yang baik. Saat ini saya menyediakan banyak buku bacaan bergambar di rumah, karena memang usia anak-anak masih cocoknya dengan jenis buku bacaan bergambar. Tapi nanti ketika usianya sudah cukup untuk memulai membaca novel, sepertinya saya akan memperkenalkan koleksi Enid Blyton milik saya kepada mereka. Kalau ada rejeki sih mungkin saya akan beli versi terbarunya ya, karena koleksi saya meski masih bisa dibaca tapi kertasnya sudah sangat menguning dan sedikit berjamur karena penyimpanan yang kurang apik. Bisa-bisa malah mengurangi minat baca anak-anak karena penampilan buku yang kurang oke. Hehe… </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFMopn_gn60tpU8ebDtzOb4rItPZN5oBX4d7VZprJnkgHtXo_7c_hYisVXYyh-3PXGZWRSAt1jhwUTsjzN30c0s1NNqdrKXnni3I2t7XPJlaXSAammWfO6QJxD362PVmdSWwtpEfndAabtQLe3-6qeYt6xa4XxHIc5Am4NbhOGNHTOaLQZhpLKoLEKuQ/s1951/IMG_20230205_062151.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1951" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFMopn_gn60tpU8ebDtzOb4rItPZN5oBX4d7VZprJnkgHtXo_7c_hYisVXYyh-3PXGZWRSAt1jhwUTsjzN30c0s1NNqdrKXnni3I2t7XPJlaXSAammWfO6QJxD362PVmdSWwtpEfndAabtQLe3-6qeYt6xa4XxHIc5Am4NbhOGNHTOaLQZhpLKoLEKuQ/s320/IMG_20230205_062151.jpg" width="177" /></a></div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>Tampilan buku Enid Blyton sekarang yang saya ambil dari Gramedia Digital. Pastinya lebih kekinian dan lebih menarik daripada buku koleksi saya dulu sih. Hehe... </i></div></span><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kisah anak-anak ala Enid Blyton ini pun sepertinya tak lekang oleh waktu, dan masih bisa dinikmati sekarang meski usia ceritanya sudah sekitar 80 tahun. Kisah petualangan seru semacam itu akan bisa menyihir anak-anak untuk tidak berhenti membaca dari halaman pertama hingga terakhir. Dan harapan saya, anak-anak saya akan bisa menyukai buku-buku ini seperti saya dan pada akhirnya mau dan suka membaca buku apapun sehingga wawasannya akan menjadi sangat luas.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ada yang dulunya juga penyuka buku karya Enid Blyton seperti saya? 😊</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNjWB7qpcNxawIV-vpfS3NxWWsQWxgUIeNIvi5_5VcrpQlLLzQS_D5k-RGaa-UZEtlxjxXlBA69pX_io7ySzqgZNDK0risimjdhSbWzdlx3aQi8_D6TuQPHbgGcSUrEC21GZKp6Cjp3-5xzSI5sXUSkyNkwLaQWqgf_BgvXP1Ub9A6uEXVdU9eI4U4Fg/s960/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNjWB7qpcNxawIV-vpfS3NxWWsQWxgUIeNIvi5_5VcrpQlLLzQS_D5k-RGaa-UZEtlxjxXlBA69pX_io7ySzqgZNDK0risimjdhSbWzdlx3aQi8_D6TuQPHbgGcSUrEC21GZKp6Cjp3-5xzSI5sXUSkyNkwLaQWqgf_BgvXP1Ub9A6uEXVdU9eI4U4Fg/s320/22-54-23-AAOQEOQC52COCxZ033DXQbH_w9qsMdo629m65WYkPiv9i44bA2k0w0NKKnXA6AwYAIRig_QOiIfSgOX7OJ62KQ7wUcuFUQU71g=w2695-h4595.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span><p></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-40792335559891787012023-01-08T04:21:00.000+07:002023-01-08T04:21:11.482+07:00Liburan Tanpa Gadget, Bisa Banget Kok Bun! <p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Beberapa waktu lalu, saya bersama keluarga besar mengisi waktu liburan sekolah anak-anak dengan berlibur ke Jakarta. Yang dekat-dekat saja ke Jakarta, biar nggak terlalu capek dan <i>riweuh</i> dengan perjalanan. Maklum rombongannya cukup besar, 26 orang dengan 14 di antaranya anak-anak. Selain itu juga biar sekalian mengunjungi nenek dan saudara di Jakarta. K</span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">ami berangkat menggunakan satu mobil hiace besar dan 2 mobil biasa. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sekitar jam 10 sesuai jam yang disepakati bersama untuk berangkat, saya beserta suami dan anak-anak sudah siap. </span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Semua barang yang akan dibawa juga sudah masuk ke koper dan tas. Termasuk <i>handphone</i> saya. Tapi sambil menunggu dijemput mobil hiace, untuk menghilangkan bosan saya keluarkan lagi HP dari tas dan saya <i>scrolling</i> medsos. Tiba-tiba mobil hiace sampai di depan rumah. Anak-anak saya pun langsung berlarian keluar rumah. Saya pun langsung kerepotan menjaga anak-anak supaya tidak mendekati mobil-mobil yang masih bergerak untuk parkir, juga meneriaki mereka untuk membawa tasnya masing-masing sambil memakaikan sandal ke kaki si bungsu. Suami juga langsung mengangkut koper dan tas ke dalam mobil. Kami lalu dengan heboh masuk ke dalam hiace dan mengatur posisi duduk supaya semua bisa duduk dengan nyaman. Setelah semua masuk, mobil pun langsung meluncur ke Jakarta. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Setelah mobil berjalan sekitar 15 menit, saya baru sadar kalau saya tidak pegang HP. Saya mencoba cari di tas, tapi juga tidak ditemukan. Suami mencoba menelepon HP saya, tapi tidak terdengar dering di manapun. Artinya HP saya pasti tertinggal di rumah. Saya ingat saya pegang HP saat menunggu hiace datang, tapi ketika mobil hiace tiba di depan rumah, saya tidak ingat HP tersebut saya letakkan di mana. Entah di kursi, atau di meja, yang jelas bukan di tas. Ya sudah, mau gimana lagi.</span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kalau saya pakai mobil pribadi, mungkin saya akan memilih untuk putar balik dan mengambil HP. Tapi karena kami pergi menggunakan mobil besar bersama-sama, rasanya saya nggak enak kalau harus putar balik hanya untuk mengambil HP saya. Apalagi di dalam mobil banyak anak-anak yang harus dijaga <i>mood</i>-nya supaya perjalanan tetap nyaman untuk semua. Jadi ya sudah saya pasrah saja 3 hari ke depan tidak bisa pakai HP. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Lagipula untuk saya HP selain untuk dipakai <i>scrolling</i> medsos, biasanya hanya untuk kontak-kontak suami saja. Jadi kalau selama liburan ini saya selalu bersama suami, ya sudah harusnya sih aman. Saya hanya jadi kehilangan kesempatan untuk main medsos saja. Ya nggak masalah, hitung-hitung detoks sebentar dari medsos yang memang kadang kurang menyehatkan kan ya. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGOXUmnQTG0Utzqap6rXRYgisjizMdpG4B2wZuEx2uUAlSuAgRJdoZmc-Eqf3xZcTMftIQiND7VzH2-ZDWLRpbAZtHXi3euJojgzn9v084PYy3tLbcDf0D-Q5D1dXyf9UhxuqdtAN9FAk713iT-ME6d8eKwMXRwUWVMr4RXFOgeAKqdXmnIOXNjgmKig/s1920/telephone-g6ae2b4905_1920.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1916" data-original-width="1920" height="319" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGOXUmnQTG0Utzqap6rXRYgisjizMdpG4B2wZuEx2uUAlSuAgRJdoZmc-Eqf3xZcTMftIQiND7VzH2-ZDWLRpbAZtHXi3euJojgzn9v084PYy3tLbcDf0D-Q5D1dXyf9UhxuqdtAN9FAk713iT-ME6d8eKwMXRwUWVMr4RXFOgeAKqdXmnIOXNjgmKig/s320/telephone-g6ae2b4905_1920.png" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Lalu setelah 3 hari tanpa HP, apa yang saya rasakan dan dapatkan? </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>The Real Quality Time</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya cukup <i>surprise</i> sendiri, karena ternyata... <i>I'm totally fine</i>! Sama sekali tidak merasa kehilangan. Nggak ada HP ternyata nggak lantas bikin saya jadi banyak bengong tuh. Sama sekali nggak. Justru, dengan tidak adanya HP saya jadi benar-benar fokus menikmati waktu saya bersama keluarga. Kan judulnya liburan ya, jadi sudah sewajarnya harus dinikmati. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya juga jadi fokus menemani anak-anak bermain, tidak terdistraksi oleh HP. Biasanya saat anak terlihat asyik sendiri, saya sering tergoda untuk cek HP baik lihat obrolan WA grup maupun <i>scrolling</i> medsos. Tapi karena saat liburan kemarin HP-nya nggak ada, ya saya jadi terus memperhatikan anak-anak. Melihat ekspresi senang mereka saat bermain itu ternyata <i>priceless</i> loh. Senyum dan tawa mereka bikin kita ikut <i>happy</i>! </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Selain fokus menemani anak-anak, saya juga jadi bisa lebih fokus saat mengobrol bersama orang tua maupun kakak-kakak dan adik-adik saya. Obrolan jadi terasa lebih hangat kalau semua sama-sama fokus dan tidak terdistraksi oleh HP. Canda tawa kami jadi lebih seru rasanya karena tidak ada godaan untuk memegang HP. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Nggak Ribet Cari dan Pegang HP</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Satu hal positif lain yang saya rasakan saat nggak bawa HP kemarin, saya jadi nggak perlu ribet cari-cari HP setiap mau <i>moving</i> dari satu tempat ke tempat lain. Karena HP kan seringnya dipegang ya, jadi kalau mau pindah dari satu tempat ke tempat lain tuh seringnya ribet cari HP dulu. Padahal namanya juga liburan kan, pasti banyak pindah tempatnya, dari mobil ke tempat makan, dari tempat makan ke tempat main, dari tempat main ke tempat belanja, dan seterusnya. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Belum lagi saya masih sering ditarik-tarik sama si bungsu ke sana-sini, kadang malah dia minta gendong. Saat nggak bawa HP kemarin, terasa sekali tangan jadi bebas nggak perlu ribet gendong sambil pegang HP, jadi bisa lebih nyaman juga gendong anak. </span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dan pikiran juga jadi lebih tenang, karena nggak jadi sedikit-sedikit kepikiran "<i>eh tadi HP aku simpen mana ya</i>?" atau "<i>eh barusan ninggalin meja tuh masih ada HP nggak ya di mejanya</i>?"</span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Ternyata Nggak Jadi Ketinggalan Info</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kadang beralasan kalau pegang HP lama-lama itu supaya bisa terus <i>update</i> sama berita di luar sana. Padahal untuk dapat info atau berita nggak cuma lewat HP sih. Tanpa HP kemarin pun saya nggak jadi ketinggalan info. Pagi-pagi saat bangun tidur di hotel lihat acara berita dulu di TV, jadi tahu ada berita terbaru apa. Selain itu ngobrol dengan anggota keluarga juga bisa menjadi sumber <i>update</i> berita kok. Kan dengan ngobrol bisa jadi saling tukar informasi. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tapi mungkin kalau saya di rumah terus hanya bersama anak-anak, kadang info atau berita terkini memang hanya bisa saya dapatkan dari HP sih. Karena mungkin TV jarang dinyalakan atau kalaupun dinyalakan pasti <i>channel</i> yang dipilih selalu <i>channel</i> anak-anak. Lalu ngobrol dengan orang dewasa lain pun agak jarang karena di rumah hanya ada anak-anak. Sementara kemarin saat liburan saya tidak hanya bersama anak-anak tapi juga banyak orang dewasa lain yang bisa diajak ngobrol dan bertukar informasi. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Penutup</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Intinya, ternyata bisa banget loh pergi tanpa HP. Nggak bikin kita jadi nggak bisa ngapa-ngapain kok. Saya kemarin rasanya tetap sibuk dan nggak kehilangan apapun kok walaupun 3 hari nggak pegang HP. Minusnya hanya jadi sedikit sulit untuk mendokumentasikan liburan saja sih. Jadi harus pinjam HP suami atau anggota keluarga lain untuk merekam momen keseruan liburan. Tapi selain itu saya nggak merasa kehilangan apapun meski tanpa HP. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"> Tapi ya syaratnya memang harus pergi dengan suami, dan selalu dekat dengan suami. </span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">karena kalau ada apa-apa, misalnya tiba-tiba terpisah atau ada kondisi darurat lain, tentu akan repot ya kalau nggak ada HP dan nggak berada di dekat suami. Akan sulit untuk kita bisa mengontak suami. Tapi selama kita selalu berada dekat suami atau minimal anggota keluarga lain, sebenarnya liburan tanpa pegang HP sangat bisa kok untuk dilakukan. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Coba deh sekali-kali kalau liburan tinggalkan HP-nya supaya nggak tergoda untuk sedikit-sedikit ngecek WA, jadi bisa menikmati waktu liburan bersama keluarga. Hehe... </span></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-2400803720184925712022-10-31T09:40:00.002+07:002022-10-31T09:40:49.855+07:00Kumpul Keluarga Mangkoewidjojo - Oktober 2022<p><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Pas banget nih tema <b>Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog</b> bulan ini tentang kumpul-kumpul. Kebetulan ada "hutang" cerita yang belum sempat aku tulis di blog, yaitu cerita di awal bulan ini saat keluarga besar saya mengadakan acara kumpul keluarga. Cocok banget kan sama tema nulis kompakannya? </span></span></p><span id="docs-internal-guid-fee3389f-7fff-a3f7-d569-32327a6e52db"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Terpisah oleh Covid</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sejak pandemi melanda Indonesia di awal tahun 2020, kita seakan dipisahkan dari teman maupun kerabat. Merebaknya virus covid-19 di seluruh dunia memaksa kita untuk menjaga jarak dengan orang lain di luar circle utama kita. Termasuk dengan keluarga besar, terutama yang berada di luar kota. Kita tidak mau tertular virus yang mungkin ada di rumah kerabat tanpa kita ketahui. Pun sebaliknya kita tidak mau menularkan virus yang mungkin tidak kita sadari ada dalam tubuh kita, terlebih kepada keluarga sepuh yang lebih rentan terhadap virus. Jadi pertemuan dengan keluarga yang biasanya rutin dilakukan minimal saat lebaran, tidak bisa dilakukan selama beberapa tahun. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Selama pandemi segala kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah jadi dipindahkan ke dalam rumah. Kerja dari rumah, sekolah dari rumah, pengajian dari rumah, segala kegiatan jadi bisa dilakukan di rumah dengan bantuan teknologi dan internet. Silaturahim dengan keluarga pun pada akhirnya dilakukan secara <i>online</i>, karena ternyata rasa rindu untuk bertatap terlalu besar. Walau hanya lewat layar, rasa rindu bisa sedikit terobati tanpa harus saling membahayakan dengan saling membawa virus.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg64RDfFfYe6cecmfT1L3kg17V-OrU40f-cIn5bTFf9d1voV7IAVpuV4jAQDwzovnnZmmx0lCoQ3vJVYy6HBmQPBTm2jOYeODmDVRNUTG6n42fu5DPA2pRL7ZBo0D3dqH5_rwX-1w3X-m77My02JzEpaLjy9An7ypRxioxO1dIBC-_tr4Lsxu84zAklGQ/s1080/IMG_20221031_090336.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="662" data-original-width="1080" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg64RDfFfYe6cecmfT1L3kg17V-OrU40f-cIn5bTFf9d1voV7IAVpuV4jAQDwzovnnZmmx0lCoQ3vJVYy6HBmQPBTm2jOYeODmDVRNUTG6n42fu5DPA2pRL7ZBo0D3dqH5_rwX-1w3X-m77My02JzEpaLjy9An7ypRxioxO1dIBC-_tr4Lsxu84zAklGQ/s320/IMG_20221031_090336.jpg" width="320" /></a></span></div><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Bahkan pernikahan adik saya pun hanya dihadiri secara virtual oleh saudara-saudara</i></span></div></span><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sekarang, ketika kasus covid sudah menurun ditambah imunitas masyarakat juga semakin baik dengan cukup tingginya cakupan vaksin, orang-orang sudah tidak terlalu paranoid lagi terhadap virus ini. Termasuk keluarga besar saya juga sudah tidak terlalu parno, mungkin juga karena hampir semuanya sudah menjadi penyintas covid baik varian alpha, delta, omicron, atau entahlah varian virus covid apa lagi yang ada. Lalu akhirnya muncul ide untuk mengadakan acara kumpul keluarga besar, yang sudah 2 tahun lebih tidak dilakukan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Panitia Acara Lintas Generasi</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Keluarga besar yang saya maksud adalah keluarga besar Mangkoewidjojo, yaitu keluarga dari jalur mama saya. Ada 4 generasi dalam keluarga ini. Generasi tertua adalah eyang (mamanya mama saya), dilanjutkan generasi kedua yaitu anak-anaknya eyang (mama saya beserta kakak-kakak dan adik-adiknya). Generasi ketiga adalah cucunya eyang (saya, kakak-adik saya, serta sepupu-sepupu saya), dan generasi keempat adalah cicitnya eyang (anak-anak saya dan keponakan-keponakan saya). Kalau dijumlah 4 generasi tersebut beserta pasangan masing-masing, total anggota keluarga ini adalah 76 orang. Dan masih akan bertambah terus karena ada yang sedang hamil, atau bahkan belum menikah dan punya anak.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ide untuk mengadakan acara ini muncul dari generasi kedua yang langsung disetujui oleh eyang sebagai generasi pertama. Generasi kedua inilah pula yang menentukan soal waktu dan tempat yang akan digunakan untuk acara. Berhubung jumlah orangnya sangat banyak, tentu dibutuhkan tempat yang bisa menampung semuanya. Apalagi rencana kegiatannya adalah menginap 3 hari 2 malam supaya puas kumpul-kumpulnya, jadi perlu tempat yang cukup untuk semua orang tidur dengan nyaman. Akhirnya generasi kedua memutuskan untuk memilih villa The Maja di Puncak Bogor sebagai tempat kumpul-kumpul keluarga besar. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQLSrTo-pprUIhrsd6UGdLrz-Ncy1ktOgNPlbjs9GGnvgkAbIoxSdSRv60m7yubr2n-J9GGhvUWq36hgKCmSVSgBsIwFNzODquNOTvz3qthEpWdowxVa8yIfljzWlknVr6qm5hB6pjjpZmhjrRJaGKf_Fy3bDGZATUEcLDxt5Se45tWiuCDV2JL-IrVg/s2340/Screenshot_2022-10-29-23-03-51-490_com.whatsapp.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="2340" height="148" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQLSrTo-pprUIhrsd6UGdLrz-Ncy1ktOgNPlbjs9GGnvgkAbIoxSdSRv60m7yubr2n-J9GGhvUWq36hgKCmSVSgBsIwFNzODquNOTvz3qthEpWdowxVa8yIfljzWlknVr6qm5hB6pjjpZmhjrRJaGKf_Fy3bDGZATUEcLDxt5Se45tWiuCDV2JL-IrVg/s320/Screenshot_2022-10-29-23-03-51-490_com.whatsapp.jpg" width="320" /></a></span></div><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /><div style="text-align: center;"><i style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: small;">Villa The Maja, lokasi yang dipilih sebagai tempat kumpul keluarga besar</i></div></span><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Jika generasi kedua bertugas memilih tempat dan waktu, generasi ketiga yaitu para bapak muda dan ibu muda bertugas untuk menyusun acara dan teknis kegiatan selama kumpul keluarga besar tersebut. Dari sekian banyak generasi ketiga ada pembagian tugas lagi seperti seksi acara, seksi konsumsi, seksi hadiah, hingga teknis pembagian kamar. Menyiapkan acaranya saja pasti sudah seru karena komunikasi yang intens dengan saudara-saudara walaupun hanya lewat WA. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Eyang meskipun sendiri sebagai generasi pertama, tapi beliau memegang peranan paling penting dalam terlaksananya acara ini, karena eyang adalah orang yang </span><span style="font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">ngebosi</span><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> acara ini. Beberapa waktu sebelumnya, eyang tiba-tiba mendapat rezeki nomplok dengan jumlah yang cukup besar. Eyang yang sudah tidak merasa memerlukan banyak harta di usianya yang sudah menginjak 85 tahun akhirnya mengeluarkan uang yang cukup besar untuk terlaksananya acara kumpul-kumpul keluarga besar ini. Karena eyang sendiri pasti merasa sudah cukup lama anak cucu cicitnya tidak berkumpul bersama-sama. Tanpa eyang, mungkin acara ini tidak akan bisa terlaksana. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Bukan Kumpul-Kumpul Kalau Tanpa Makanan</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Pada hari yang sudah ditentukan semua berkumpul langsung di villa The Maja. Dari Bandung, Jakarta, Depok, juga Bogor semua berkumpul di villa untuk melepas rindu pada saudara-saudara yang sudah lama tidak dijumpai. Sayangnya ada dua keluarga yang tidak bisa menghadapi acara kumpul keluarga ini karena ada yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, dan ada pula yang tinggal di luar negeri dan tidak memungkinkan mudik. Walau begitu suasananya tetap ramai, apalagi dengan banyaknya anak-anak kecil bahkan bayi. Semua langsung heboh bersalaman dan bertukar cerita. Anak-anak pun dengan mudahnya langsung membaur dan bermain bersama. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></div><div><span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheii38lDrOUBomnbSc0EmMNsiWD5OmudTl5grFHNUvgHpYXSqctmT8F66KI9kS3TD9n743O1wxevdTENExm6eLmcmMCWv6G9tkNwngEwSQh102MaBC-4ru9zMG6IhKrU4x0407UVBAml9GF-eJAnIpbVgtlS9kI5fq5uRYm5IiwHFyCZu9p5TEK828yw/s2400/InShot_20221031_092652637.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2400" data-original-width="1920" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheii38lDrOUBomnbSc0EmMNsiWD5OmudTl5grFHNUvgHpYXSqctmT8F66KI9kS3TD9n743O1wxevdTENExm6eLmcmMCWv6G9tkNwngEwSQh102MaBC-4ru9zMG6IhKrU4x0407UVBAml9GF-eJAnIpbVgtlS9kI5fq5uRYm5IiwHFyCZu9p5TEK828yw/s320/InShot_20221031_092652637.jpg" width="256" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Beberapa spot di villa yang bisa dieksplore oleh semua anggota keluarga</i></span></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Semua orang mulai dari anak-anak hingga kakek dan nenek terlihat sangat bahagia begitu menginjakkan kaki di villa The Maja. Selain karena bisa berkumpul dengan saudara yang sudah lama tidak dijumpai, juga karena fasilitas dari villa yang sangat lengkap. Ada lapangan yang luas untuk anak-anak berlari-lari atau bermain bola. Ada lapangan badminton, meja dan peralatan biliar, meja dan peralatan pingpong, hingga kolam renang. Ukuran ruang keluarganya pun sangat luas, bisa menampung jumlah keluarga kami yang sangat banyak dalam satu ruangan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tentu bukan kumpul-kumpul namanya kalau tanpa makanan, iya kan? Hehehe… Begitu juga di acara kumpul keluarga besar kami kemarin, makanan sangat berlimpah. Untuk makanan berat 3 kali sehari memang sudah disediakan oleh pihak villa, sudah termasuk dalam sewa villa. Menunya pun variatif, walau sayang hampir semua makanan dimasak pedas, padahal isi rombongan kami banyak anak-anak. Tapi anak-anak tetap tidak kekurangan makanan meski yang disediakan dari villa agak pedas. Belum lagi tambahan makanan di malam hari seperti jagung bakar dan kambing guling. Sedep bener deh pokoknya… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Makanan lain pun tidak kalah banyaknya, karena masing-masing keluarga membawa perbekalan tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk semua. Panci di dapur villa penuh terisi krim sup, sementara panci kukusan penuh terisi siomay. Sepanjang lorong menuju dapur juga banyak kardus-kardus berisi aneka makanan ringan dan minuman, seperti sereal, mie instan aneka merk dan rasa, roti-rotian, aneka snack, susu aneka rasa, hingga berbagai pilihan teh dan kopi. Jadi entahlah berapa banyak kalori yang masuk selama saya ada di villa. Haha… Tapi sepertinya tidak ada yang peduli dengan kalori selama bisa mengobrol dengan seru.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Acara Seru dan Bermanfaat</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Acara yang dilakukan di villa lebih banyak acara bebas, yang artinya bebas untuk mengobrol dengan siapa saja dan di mana saja. Karena sudah lama tidak bertemu, pasti banyak cerita yang belum tersampaikan, termasuk curhatan berbagai masalah hidup. Hehe… Jadi memang dibutuhkan lebih banyak waktu bebas supaya semua cerita dan curhatan itu bisa tersampaikan. Sementara untuk anak-anak waktu bebas kebanyakan digunakan untuk eksplorasi semua fasilitas villa seperti berenang, main badminton, main pingpong, main bola, main biliar. Atau kalau sedang capek ya duduk saja bersama di ruang keluarga lalu mabar game di handphone. Tentu game yang dimainkan adalah game paling hits di kalangan anak-anak saat ini: stumble guys. Hehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></div><div><span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEZleTZk1SRWodKwrWdqUeZVY1JBzZC0UOQT7XpPlJl8wyc2f_z890B1Gt9QtCbYmiT-mh0i2y2hE9EVkC71ua2PVCY1plGOppQFBCjD6upJy8bfEgjjlKUmc-S-hg17Eq32XFiIpHfaeWL0B0IZYf2xys8Txk0p8erPscuCHt3EKZmiFzkkf9gRfNHg/s1600/IMG-20221002-WA0033.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEZleTZk1SRWodKwrWdqUeZVY1JBzZC0UOQT7XpPlJl8wyc2f_z890B1Gt9QtCbYmiT-mh0i2y2hE9EVkC71ua2PVCY1plGOppQFBCjD6upJy8bfEgjjlKUmc-S-hg17Eq32XFiIpHfaeWL0B0IZYf2xys8Txk0p8erPscuCHt3EKZmiFzkkf9gRfNHg/s320/IMG-20221002-WA0033.jpg" width="240" /></a></div><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Ruang keluarga di villa yang digunakan untuk semua acara: makan, games, ngobrol, hingga mabar</i></span></div></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tapi selain waktu bebas tentu diadakan juga acara games seru dan kuis untuk menambah kemeriahan dan keseruan acara. Ada games aneka permainan ala 17-an baik untuk anak-anak maupun dewasa, seperti lomba voli balon air, lomba estafet bola, lomba tiup bola pingpong, dan lain sebagainya. Selain games ala 17-an, ada juga kuis menggunakan platform kahoot. Semua menggunakan <i>handphone </i>masing-masing untuk menjawab pertanyaan kuis yang dibuat panitia. Pertanyaannya sendiri sangat beragam, mulai dari pengetahuan umum sampai menguji seberapa kenal dengan keluarga ini, misalnya pertanyaan tentang tanggal lahir eyang. Dengan jumlah orang yang banyak, suasana saat games memang sangat meriah sekali, penuh canda tawa, seru!</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Meski banyak canda tawa saat ngobrol ataupun dalam acara games, ada juga waktu yang digunakan dengan serius dan tentunya penuh manfaat, yaitu pada sesi nasihat. Papa dan om sebagai yang dituakan dan yang dirasa paling memiliki ilmu dan pengalaman memberikan nasihat agama kepada kami semua supaya bisa menjadi orang yang terus lebih baik lagi, dan supaya selalu mengingat Allah dalam setiap langkah yang kita ambil selama di dunia ini. Selain papa dan om, eyang sebagai bintang utama dalam acara ini juga memberikan sepatah dua patah kata sebagai petuah kepada kami semua.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></div><br /><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQgi-sZHaLRNNdMbR0AI1eMycj1vi2dR9WD7qX32wuMMseh13Paa984phcIvBjGx30-lV1FooylJJayq7SfbOt3Mfe0Yke_6eXK-SuAvwFhJxyqXzHA3rnSdzC1Y8RyNNefkfbKeBG-6K6QVAW3aAnjvISCss_EU21r1NgaHdsY6tSIDU4hiHjJmrMJA/s1280/IMG-20221001-WA0041.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQgi-sZHaLRNNdMbR0AI1eMycj1vi2dR9WD7qX32wuMMseh13Paa984phcIvBjGx30-lV1FooylJJayq7SfbOt3Mfe0Yke_6eXK-SuAvwFhJxyqXzHA3rnSdzC1Y8RyNNefkfbKeBG-6K6QVAW3aAnjvISCss_EU21r1NgaHdsY6tSIDU4hiHjJmrMJA/s320/IMG-20221001-WA0041.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Acara nasihat dari papa sebagai siraman qalbu untuk semua anggota keluarga</i></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Syukur, Syukur, Syukur</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Eyang dan acara ini mengingatkan kami semua untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur setiap saat tanpa henti. Meski tanpa kata-kata, contoh dari eyang justru menjadi nasihat yang paling mengena di hati untuk selalu bersyukur. Eyang, di usianya yang sudah menginjak 85 tahun tidak pernah berhenti bersyukur kepada Allah SWT meski kondisi fisiknya jauh dari kata nyaman. Sudah beberapa tahun penglihatan eyang diambil oleh Allah SWT akibat penyakit retinitis pigmentosa. Yang awalnya hanya terasa buram saat melihat, lama-lama penglihatan eyang semakin samar, hingga akhirnya sekarang eyang sama sekali tidak bisa melihat. Gelap. Tapi kami semua tidak pernah sekalipun melihat eyang mengeluh, apalagi sampai marah kepada Allah. Justru eyang semakin rajin beribadah.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></div><div><span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMzlCMJKgA67RWkk3PWeVzEkBJm0-7u8IoqgwknqU3K3us8-fPQg7VYQctx0cs2wM_LFS9170LTzBN9WNAVxlbk1jrF6WYoJXjOSM3_sxFxt8FVHkslMBcDcU_Cnsf5WXKttvdBKsLBtLkisnJPlxw1sJyN6dJAU0pEDnRhwuLYQCEzTCjibFgbybLYg/s1600/SAVE_20221031_093535.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMzlCMJKgA67RWkk3PWeVzEkBJm0-7u8IoqgwknqU3K3us8-fPQg7VYQctx0cs2wM_LFS9170LTzBN9WNAVxlbk1jrF6WYoJXjOSM3_sxFxt8FVHkslMBcDcU_Cnsf5WXKttvdBKsLBtLkisnJPlxw1sJyN6dJAU0pEDnRhwuLYQCEzTCjibFgbybLYg/s320/SAVE_20221031_093535.jpg" width="240" /></a></div><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Eyang tercinta, yang segala tindak tanduknya jadi nasihat untuk semua anak cucu cicitnya</i></span></div></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Eyang tidak pernah terlewat bangun dini hari untuk shalat tahajud. Shalat wajib pun selalu eyang lakukan ketika adzan berkumandang, tidak pernah ditunda. Setiap selesai shalat eyang selalu membutuhkan waktu yang sangaaaatttt lama untuk berdoa. Meski matanya sudah tidak bisa membaca Al-Qur’an, eyang tetap tidak berhenti ikut pengajian walau hanya mendengarkan saja. Bahkan ketika bulan Ramadhan, eyang memaksakan diri ikut shalat tarawih berjamaah di masjid samping rumahnya meski harus naik turun tangga dengan kondisi fisiknya yang sudah melemah. Itu semua adalah nasihat sekaligus tamparan yang sangat luar biasa terutama bagi kami cucu-cucunya yang masih muda. Eyang dengan kondisi fisik yang terbatas saja punya semangat yang luar biasa dalam beribadah, lalu apakah kami yang kondisi fisiknya masih prima justru lalai dalam beribadah?</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Selain itu eyang memberi kami nasihat juga tentang pentingnya menjaga kerukunan keluarga. Alhamdulillah keluarga besar kami ini adalah keluarga yang cukup kompak. Sejak saya masih kecil, eyang selalu berusaha membangun kedekatan antara kami semua. Tentu saja kadang ada konflik, tapi eyang selalu berusaha membantu untuk memperbaiki hubungan yang renggang hingga akhirnya semua kembali rukun. Terbukti dengan hampir semua anggota keluarga bisa hadir di acara ini. Kerukunan antara seluruh anggota keluarga ini tentu merupakan hasil didikan eyang kepada anak-anaknya yang terus diturunkan hingga cucu dan cicitnya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Melihat betapa semua anggota keluarga tampak ceria dan bahagia selama berkumpul di villa, itu menjadi pengingat lain untuk selalu bersyukur. Semua anggota keluarga masih diberi kesehatan untuk bisa berkumpul meskipun hampir semua sempat diterpa badai covid, bahkan ada yang sampai 2x terinfeksi. Selain itu memiliki keluarga yang kompak dan rukun ini adalah satu hal yang wajib disyukuri, karena banyak contoh keluarga yang tercerai berai akibat tidak rukun. Tapi keluarga ini tetap bisa menjadi keluarga yang kompak meski kadang tetap ada konflik ataupun silang pendapat.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Penutup</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Acara kumpul keluarga Mangkoewidjojo yang dilakukan awal bulan ini sungguh mengukir memori yang sangat berkesan untuk kami semua. Acara tersebut menjadi obat rindu untuk kami semua setelah lama tidak bisa berkumpul seramai ini. Selain itu acara ini sungguh me-<i>refresh </i>kami semua, karena selain tempat yang dipilih sangat menenangkan, kebersamaan yang terjalin selama acara juga terasa sangat hangat. Kumpul-kumpul keluarga memang selalu terasa menyenangkan. Rasanya saat pulang tangki cinta kami semua terisi penuh. Meski lelah tapi hati kami sangat bahagia. Apalagi tidak ada yang pulang dengan tangan kosong. Makanan yang sangat melimpah akhirnya dibungkus untuk dibagi-bagi ke semua keluarga. Anak-anak pun pulang membawa goodie bag yang penuh berisi makanan dan souvenir. Alhamdulillah kami masih diberi kesempatan untuk berkumpul dengan jumlah yang hampir lengkap. Semoga di tahun-tahun berikutnya Allah masih memberi kesempatan untuk bisa kumpul keluarga besar lagi dengan jumlah anggota yang lebih banyak dan keluarga yang tetap rukun dan kompak. Aamiin…</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center; white-space: pre-wrap;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvzGHjpkLMQdW_6cWVI0pyah74lWMNwVOAA3O3DMYxdEfDOQP9-ZT4Oiu4q3xrrSBypYioXBWxeg2un3qR8odS5_3Jc3y8FFngVvT9uSMEkiH6hJdPJn0g2dSBnydJL8Hs8bJPTNmyBbpjbSVBQMMaErFoSJedtZesDx1s-aYvFHftQA_1_5qJEp8uGg/s5615/SAVE_20221026_103828.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3791" data-original-width="5615" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvzGHjpkLMQdW_6cWVI0pyah74lWMNwVOAA3O3DMYxdEfDOQP9-ZT4Oiu4q3xrrSBypYioXBWxeg2un3qR8odS5_3Jc3y8FFngVvT9uSMEkiH6hJdPJn0g2dSBnydJL8Hs8bJPTNmyBbpjbSVBQMMaErFoSJedtZesDx1s-aYvFHftQA_1_5qJEp8uGg/s320/SAVE_20221026_103828.jpg" width="320" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i><br /></i></span></span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Eyang bersama anak dan mantunya</i></span></span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i><br /></i></span></span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><span style="white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i><br /></i></span></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center; white-space: pre-wrap;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhawjB-W5eeF16IyJIOyEODsK7QuTX_mKXmtuV88QNpa_kg9ri8t_FBqTCEdBhtidssI0QxP8RHMWxaCplURLNtn-r3wMJd-MC7BtRmrL3iDji2KzALwXGxUWOHoC8LNuNNgyxEvFkNzkZRfQqOZBhvmOYcX85VgGBS7LDyYnO31lDRE2kOOQxA2WDmXA/s6000/SAVE_20221026_103821.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4000" data-original-width="6000" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhawjB-W5eeF16IyJIOyEODsK7QuTX_mKXmtuV88QNpa_kg9ri8t_FBqTCEdBhtidssI0QxP8RHMWxaCplURLNtn-r3wMJd-MC7BtRmrL3iDji2KzALwXGxUWOHoC8LNuNNgyxEvFkNzkZRfQqOZBhvmOYcX85VgGBS7LDyYnO31lDRE2kOOQxA2WDmXA/s320/SAVE_20221026_103821.jpg" width="320" /></a></span></div><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><br /><div style="text-align: center;"><i style="color: #38761d; font-family: georgia; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: x-small;">Seluruh keluarga yang bisa hadir di acara kumpul keluarga kemarin</span></i></div></span><p></p><div><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div></span>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-21599278380710302892022-10-20T01:13:00.002+07:002022-10-20T01:18:20.628+07:00Kopi dan Aku<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space: pre-wrap;">Ketika mendengar topik <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-mgn-oktober-2022-mamah-dan-kopi/" target="_blank">Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> bulan ini adalah tentang kopi, sempat bingung mau menulis apa. Saya bukan peminum kopi, dalam artian saya memang sangat jarang minum kopi. Kopi bukan minuman favorit saya lebih karena lambung saya yang sepertinya tidak kuat, sehingga efek yang muncul setelah saya minum kopi sungguh tidak nyaman. Akhirnya lama kelamaan saya kapok minum kopi. Tapi meski bukan pecinta kopi, kopi tetap sering muncul dalam keseharian saya sejak dulu hingga sekarang. </span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsm31WmMMoGQ7uzGZyrcH_t0LWSCZQbpcFtltxtU5cEcT1TIrW5rezAu8ddjhxeuDqzuglzApWgbSROBdnKNQxbNCwkuFJOP329t2BnLclAOOpbwvU1fo-4Uv3o0lc3fj3mBTVKAMAuBQqe3MlF5y5J7eGiUV4H_SQdZgcBiuG9o08CaB70GQvd_8axw/s1920/still-life-g7df9aea4d_1920.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1920" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsm31WmMMoGQ7uzGZyrcH_t0LWSCZQbpcFtltxtU5cEcT1TIrW5rezAu8ddjhxeuDqzuglzApWgbSROBdnKNQxbNCwkuFJOP329t2BnLclAOOpbwvU1fo-4Uv3o0lc3fj3mBTVKAMAuBQqe3MlF5y5J7eGiUV4H_SQdZgcBiuG9o08CaB70GQvd_8axw/s320/still-life-g7df9aea4d_1920.jpg" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Kopi dan Papa</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Orang terdekat saya yang punya hubungan sangat kuat dengan kopi adalah papa saya. Papa sejak dulu adalah peminum kopi, bahkan mungkin bisa dibilang "pecandu" karena tiada hari tanpa kopi untuk papa. Minimal 2 gelas kopi hitam papa minum setiap harinya, pagi dan sore. Bisa lebih kalau makan di luar rumah. Mungkin saking seringnya minum kopi, jika bagi orang lain kopi bisa membuat melek, bagi papa kopi sama sekali tidak berefek demikian. Minum kopi bercangkir-cangkir pun kalau papa mengantuk ya tidur saja sampai mengorok. Hehe.. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebelum kopi <i>booming</i> seperti sekarang, papa hanya minum kopi dengan cara menyeduh bubuk kopi dengan air mendidih. Tapi ketika kopi semakin <i>booming</i>, papa tidak mau ketinggalan ikut memiliki <i>coffee machine</i> untuk membuat kopi sendiri di rumah. Bahkan papa sering menggiling sendiri kopi dari bentuk bijinya untuk kemudian diseduh dengan <i>coffee machine</i>. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQSV5quSivniqW5fkbRQg7-BAGTspyQAPsKZS57OOqoKOu5QV_8QAWpQHQWyvSTMBwERbHr97e8SaIKh0UdQC15Iinc2dvVyQXX_plGnW51RhXScf1AhIzusLzrido9GnrPuXKIZwg-gq19ScQoSM55_VYAsRDXfkMCZzIfUlZwHp3x5NHEXCJ2MVjsg/s1079/IMG_20221019_074814.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1074" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQSV5quSivniqW5fkbRQg7-BAGTspyQAPsKZS57OOqoKOu5QV_8QAWpQHQWyvSTMBwERbHr97e8SaIKh0UdQC15Iinc2dvVyQXX_plGnW51RhXScf1AhIzusLzrido9GnrPuXKIZwg-gq19ScQoSM55_VYAsRDXfkMCZzIfUlZwHp3x5NHEXCJ2MVjsg/s320/IMG_20221019_074814.jpg" width="319" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Papa, yang tidak pernah absen minum kopi di pagi dan sore hari. Bahkan di kereta pun tetap kopi yang dipesannya.</i></span></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dulu ketika saya mulai bekerja dan banyak dinas ke luar kota, oleh-oleh yang paling sering saya bawakan untuk papa adalah kopi dari berbagai tempat di Indonesia. Rasanya banyak sekali daerah yang memiliki kopi khasnya, dan oleh-oleh itulah yang selalu saya beli untuk papa. Tidak hanya saya yang memberi oleh-oleh kopi untuk papa, tapi suami pun pada saat masih PDKT dulu sering membelikan kopi luwak untuk papa. Kebetulan saat itu suami sempat melakukan penelitian di tempat produksi kopi luwak, sehingga punya akses untuk mendapatkan kopi luwak dengan harga yang sedikit miring. Jadi untuk mengambil hati calon mertuanya pun suami saya dulu menggunakan kopi sebagai senjata. Hehehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Meski sering membelikan berbagai jenis kopi dari berbagai daerah, saya sendiri tidak mengerti apa perbedaan dari tiap jenis kopi itu. Saya tidak pernah paham apa beda robusta dan arabika. Saya juga tidak mengerti apa beda kopi Aceh dan kopi Papua. Ketika saya coba icip, rasa yang muncul bagi saya sama, semua kopi itu pahit. Hehehe… Tapi menurut papa tiap daerah memiliki rasa kopi yang berbeda-beda. Entahlah, mungkin memang kondisi daerah yang berbeda membuat kopi yang ditanamnya pun memiliki rasa yang berbeda pada akhirnya. Atau mungkin juga proses yang dilalui biji kopi sejak dipanen hingga bisa diseduh juga berbeda-beda sehingga menghasilkan rasa maupun aroma yang berbeda. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Kopi dan Masalah Lambung</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Meskipun saya sering sekali melihat papa dibuatkan atau membuat kopi hitam, saya tidak pernah tertarik untuk minum kopi hitam. Menurut saya sepertinya kopi hitam itu terlalu pahit. Padahal sebenarnya tinggal ditambah gula saja ya kalau tidak mau pahit. Hehehe… ya saya memang tidak terlalu tertarik saja sih untuk minum kopi hitam. Saat kuliah dulu saya kadang minum kopi juga kalau benar-benar butuh begadang. Tapi kopi yang saya minum bukan kopi hitam, melainkan kopi instan yang sudah dicampur krimer dan gula. Itu pun sangat jarang, mungkin hanya 1 kali dalam sebulan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dulu rasanya saya tidak pernah ada masalah saat meminum kopi. Tapi sekarang, entah kenapa lambung saya tidak mau bersahabat dengan kopi. Efek yang saya rasakan setelah meminum kopi sungguh tidak nyaman. Apa mungkin saking jarangnya saya minum kopi, ketika sekalinya saya minum kopi lalu lambung saya kaget? Entahlah, yang jelas akhirnya sekarang saya memutuskan untuk tidak lagi mencoba-coba minum kopi. Karena enaknya kopi yang saya minum tidak sebanding dengan efek samping yang saya dapat setelahnya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Beberapa bulan lalu adalah terakhir kalinya saya minum kopi. Saat itu saya tiba-tiba saja ingin minum kopi, lalu akhirnya saya memesan kopi susu gula aren dari salah satu <i>coffee shop</i> yang ada di aplikasi gofood. Saat minum rasanya enak-enak saja, tapi efeknya baru terasa beberapa jam setelah minum. Rasanya dada agak panas, juga terasa agak deg-degan. <i>Heart burn</i> tersebut sebenarnya tidak ekstrim sampai terasa sakit, tapi terasa terus menerus untuk waktu yang lama, dan jadinya cukup mengganggu. Bahkan sampai berminggu-minggu <i>heart burn</i> itu saya rasakan. Sampai akhirnya saya ke dokter karena khawatir ada masalah dengan jantung, tapi ternyata dokter bilang sepertinya masalahnya dari lambung. Dan benar saja begitu saya minum obat lambung yang diresepkan dokter, rasa panas di dada dan deg-degan yang sebelumnya terasa perlahan hilang.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiYl1O8gUPD5xzSbVqZb5jSNo4zoaMNyozRHmA8th8oIcmC41l5iVsOB7iBkFAP2HxEw5QXE0NrH6wUNq5B1E4im9YtWbR_uhE16YzFFQToUJ6yxgHJvK2F6kKkUoLXZFmmBlNZGqr0Ml7fHwTLVorDXTps5IqlWsqHbbaNeQg7HNj-FeKYV8pygi5Pw/s1896/IMG_20221020_010151.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1040" data-original-width="1896" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiYl1O8gUPD5xzSbVqZb5jSNo4zoaMNyozRHmA8th8oIcmC41l5iVsOB7iBkFAP2HxEw5QXE0NrH6wUNq5B1E4im9YtWbR_uhE16YzFFQToUJ6yxgHJvK2F6kKkUoLXZFmmBlNZGqr0Ml7fHwTLVorDXTps5IqlWsqHbbaNeQg7HNj-FeKYV8pygi5Pw/s320/IMG_20221020_010151.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>Karena kopi saya jadi harus berteman dengan 2 jenis obat jnj</i></div></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sejak saat itu saya kapok minum kopi. Ada teman yang bilang konon kalau bermasalah dengan lambung, minumnya kopi hitam saja jangan dicampur macam-macam. Tapi saya tetap takut minum kopi lagi, karena ternyata enaknya minum kopi tidak <i>worthed</i> jika dibandingkan dengan efek sampingnya. Makanya di rumah saya tidak pernah tersedia kopi, karena selain lambung saya yang bermasalah dengan kopi, suami pun bukan peminum kopi. Kalau suami masalahnya bukan di lambung, melainkan bagi suami kopi bisa benar-benar membuat susah tidur. Jadi kalau minum kopi akan sangat mengganggu istirahat malamnya. Lagipula pendapat saya dan suami sama, yaitu masih banyak minuman lain yang bisa diminum dan sama-sama enak, misalnya teh yang walaupun sama-sama mengandung kafein tapi tidak memiliki efek samping. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Kopi dan Gaya Hidup Jaman <i>Now</i></b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saat ini sepertinya ngopi sudah jadi bagian dari gaya hidup, terbukti dengan menjamurnya <i>coffee shop</i> tidak hanya di area pusat kota yang ramai, tapi merambah sampai ke lingkungan perumahan. Dan jika dulu kopi identik dengan bapak-bapak, sekarang justru anak muda bahkan remaja ikut hobi membeli kopi. Karena saat ini kopi dikemas dengan modern, dengan penambahan aneka bahan yang membuat kopi menjadi "kekinian". Minum kopi tidak lagi bertujuan menjaga mata tetap melek, tapi sudah menjadi habit bagi anak muda jaman <i>now</i>. Pulang kuliah atau sekolah jajan es kopi susu sambil ngobrol, atau mengerjakan tugas di <i>coffee shop </i>sambil memesan segelas es kopi susu sudah menjadi pemandangan biasa. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tidak hanya bagi anak muda, bagi ibu-ibu pun sekarang kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Banyak ibu-ibu yang menjadikan kopi sebagai "obat" supaya tetap "waras" menghadapi rutinitas harian. Kopi seperti bagian tidak terpisahkan dari <i>me time</i> yang dimiliki emak-emak jaman <i>now</i>. Pagi hari sebelum memulai rutinitas yang <i>hectic</i> dan sebelum anak-anak bangun, seduhan kopi bisa menjadi <i>booster</i> untuk memulai hari. Atau sekarang setelah anak-anak kembali bersekolah <i>offline</i>, ibu-ibu yang bertugas antar jemput anak sering melipir ke kafe atau <i>coffee shop</i> sambil bercengkrama dengan ibu-ibu lainnya dan saling bertukar gosip sampai tips dan trik menghadapi anak-anak. Bentuk sosialisasi orang-orang sekarang tidak bisa jauh dari kopi, walaupun di <i>coffee shop</i> belum tentu kopi sih yang dipesan. Seperti saya yang kalau ikut ke <i>coffee shop</i> selalu pesan teh atau cokelat. Hehehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe9flYLf79zPb_gaWmh63xysYLaPXP5IHcvwu0G_0OGTCM8JYhf9pdQoMEiO-Y4Gbd-bkLf6nWHAN7Xysp9NHL6LrpAbzQgLoZhsKCEVuj62_Sq4oHoZqeiPPictDuf8zxv8Wbg7A8t_ldF4N_Cd1qvc8NzkBNvXHVcFgdpz7OG2qOtwgGiHWStC_YZA/s1600/SAVE_20221020_010727.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe9flYLf79zPb_gaWmh63xysYLaPXP5IHcvwu0G_0OGTCM8JYhf9pdQoMEiO-Y4Gbd-bkLf6nWHAN7Xysp9NHL6LrpAbzQgLoZhsKCEVuj62_Sq4oHoZqeiPPictDuf8zxv8Wbg7A8t_ldF4N_Cd1qvc8NzkBNvXHVcFgdpz7OG2qOtwgGiHWStC_YZA/s320/SAVE_20221020_010727.jpg" width="240" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Sosialisasi dengan sesama macan ternak (mama cantik nganter anak) sesekali dilakukan di cafe sambil </i>ngopi<i> cantik, dan tentu tidak lupa cari </i>spot<i> estetik untuk foto</i></span></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Meski menjadi gaya hidup jaman <i>now</i>, perlu diingat bahwa kopi kekinian sebaiknya tidak diminum terlalu sering, karena biasanya kopi susu kekinian jumlah gula dan kalorinya tinggi sehingga kurang baik untuk kesehatan. Kopi susu kekinian biasanya tidak hanya mengandung kopi, tapi ditambahkan krimer, gula, susu kental manis, hingga sirup aneka rasa, yang tentu jika diminum terlalu sering bisa memiliki efek yang kurang baik bagi tubuh. Karena tubuh yang mendapat asupan kalori dan gula yang terlalu tinggi lebih berpotensi mengalami masalah kesehatan, diabetes misalnya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Bersosialisasi tidak harus selalu dilakukan di <i>coffee shop</i>. Mengobrol tidak harus selalu sambil menyeruput es kopi susu. Jadi es kopi susu kekinian yang tinggi kalori dan gula itu sebaiknya memang tidak diminum terlalu sering. Kopi hitam sepertinya masih lebih baik, itupun dengan catatan gulanya tidak terlalu banyak. Apapun yang berlebihan memang pasti tidak akan baik, jadi sebaiknya minum kopi susu kekinian pun tidak dilakukan terlalu sering.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT9YV95yVRsSoLk23G6Jl9U4p-vahitllMgYbf4gTRVBD97QM4PtuMEHJsDNieGPS08NUAn1iXwoXHcsM9clJOXXaqg1s8uCow8b8GXxp27oYhihuzqkQ6HBSs7rF44JNh7WEZ9aE29ouo5gykX44a2qCIiqsSiXlZHwboVEblIaBFQycoPl54MAg4Xg/s1000/banner%20Tantangan%20MGN%202022.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="1000" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT9YV95yVRsSoLk23G6Jl9U4p-vahitllMgYbf4gTRVBD97QM4PtuMEHJsDNieGPS08NUAn1iXwoXHcsM9clJOXXaqg1s8uCow8b8GXxp27oYhihuzqkQ6HBSs7rF44JNh7WEZ9aE29ouo5gykX44a2qCIiqsSiXlZHwboVEblIaBFQycoPl54MAg4Xg/s320/banner%20Tantangan%20MGN%202022.png" width="320" /></a></span></div><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span><p></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-28044070155488357742022-09-25T05:45:00.003+07:002022-09-25T10:11:19.706+07:00Belanjalah Sesuai Kebutuhan dan Kemampuan<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"> <span style="white-space: pre-wrap;">Belanja itu sering diidentikkan dengan perempuan. Konon katanya setiap perempuan itu pasti tukang belanja. Kalau bosan, belanja. Kalau bete, belanja. Kalau sedih, belanja. Kalau marah, belanja. Kalau senang, belanja juga. Apa iya? Pastinya sih tidak semua seperti itu ya. Mungkin memang ada sebagian orang yang menjadikan belanja sebagai hobi yang dilakukan sering dan terus menerus setiap ada kesempatan dan waktu luang. Hanya saja tidak semua perempuan seperti itu, seperti saya misalnya. Saya menjadikan belanja hanya sebagai kebutuhan dan bukan hobi. Saya rutin berbelanja hanya karena peran saya sebagai seorang ibu rumah tangga. Sudah menjadi tugas saya untuk membeli segala kebutuhan rumah tangga baik kebutuhan rumah, kebutuhan anak-anak, hingga kebutuhan suami. Berbelanja memang sudah menjadi rutinitas saya, tapi saya tidak menjadikan belanja sebagai hobi. Walaupun tidak dipungkiri kalau memang ada perasaan senang ketika berbelanja, tapi saya tetap tidak menjadikan belanja sebagai sebuah hobi.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Kemudahan Berbelanja Saat Ini</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Di zaman sekarang ini dengan teknologi yang semakin maju, berbelanja bisa sangat mudah dilakukan. Kalau dulu orang harus pergi ke supermarket untuk berbelanja, sekarang kita bisa hanya diam di rumah tapi tetap memenuhi kebutuhan untuk berbelanja, yaitu dengan belanja <i>online</i>. Tidak hanya proses berbelanjanya yang dipermudah tapi proses pembayarannya pun semakin dipermudah. Jika dulu kita harus membayar dengan uang tunai, sekarang kita dengan mudahnya tinggal transfer atau bahkan cukup memakai QR code. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr5VVwMlFTlj_aKrS1lV1a1f-G8EPGXmA8JUpsE9dUf-ehhM9Om2gzzfj8_bwb8XapvaMeIuKM0rIbC37sVtq9Ga15x0-2oSt4xBxVLlIqO-X0SzZPs1oTf5SAVpn5MFYXIP4e3X0YmQtr9vdf6NXI0yWbXgMLUQXYmMjlwODayJbkilpmwq2kG33xQg/s1920/ecommerce-2140603_1920.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="823" data-original-width="1920" height="137" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr5VVwMlFTlj_aKrS1lV1a1f-G8EPGXmA8JUpsE9dUf-ehhM9Om2gzzfj8_bwb8XapvaMeIuKM0rIbC37sVtq9Ga15x0-2oSt4xBxVLlIqO-X0SzZPs1oTf5SAVpn5MFYXIP4e3X0YmQtr9vdf6NXI0yWbXgMLUQXYmMjlwODayJbkilpmwq2kG33xQg/s320/ecommerce-2140603_1920.jpg" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Bahkan belanja tidak lagi hanya bisa dilakukan saat kita sedang memegang uang. Seseorang yang sedang tidak memiliki uang yang cukup pun sekarang dipermudah untuk berbelanja dengan adanya fitur-fitur <i>paylater</i>. Tidak hanya fitur <i>paylater</i>, tapi pinjaman <i>online</i> juga semakin merajalela sehingga semakin memudahkan orang-orang yang sebenarnya belum memiliki uang yang cukup untuk berbelanja. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Fitur <i>paylater</i> ini di satu sisi sangat memudahkan dalam berbelanja, tapi di sisi lain juga bisa berbahaya bagi orang-orang yang kurang bijaksana dalam menggunakannya. Pinjaman <i>online</i> pun demikian. Apalagi proses untuk mendapatkan pinjaman <i>online</i> itu juga sangat mudah, jauh lebih mudah daripada proses mengajukan pinjaman ke bank. Jadi orang-orang yang belum memiliki uang yang cukup bisa mudah mendapatkan pinjaman untuk berbelanja, baik untuk kebutuhan maupun sekedar keinginannya saja.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d;"><b><span style="font-family: Architects Daughter; font-size: large;">Belanjalah Sesuai Kebutuhan</span></b><span style="font-family: georgia;"> </span></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Yang perlu diberi garis bawahi di sini adalah banyak orang yang belum bisa membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Padahal kedua hal tersebut adalah hal yang tidak bisa disamakan. Orang-orang yang kurang bijaksana pada akhirnya mencari pinjaman <i>online</i> atau menggunakan fitur <i>paylater</i> untuk memenuhi keinginannya, padahal keinginan tersebut sebenarnya tidak krusial. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Membedakan kebutuhan dan keinginan sebenarnya merupakan ilmu yang tidak kita dapatkan di sekolah ataupun di pendidikan lainnya. Ilmu ini hanya bisa didapatkan dengan berlatih dan berlatih. Menahan keinginan memang tidak mudah, tapi kalau tidak dipaksa untuk menahan keinginan, kita tidak akan pernah biasa dan bisa untuk membedakan keinginan dan kebutuhan.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kadang beda antara kebutuhan dan keinginan memang tipis. Misalnya saja, saat ini <i>handphone</i> sudah menjadi barang yang cukup penting dan dibutuhkan, untuk berkomunikasi bahkan untuk bekerja. Tapi yang perlu diteliti lagi adalah <i>handphone</i> seperti apa yang memang dibutuhkan. Kalau kebutuhan bisa dipenuhi dengan android seharga 3-4 juta, apakah memang perlu membeli iPhone terbaru seharga 17 juta? Kalau uangnya memang ada ya silakan, tapi kalau tidak ada apa harus sampai berhutang demi gengsi? Di sinilah kita perlu menahan diri dan membedakan keinginan dengan kebutuhan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Contoh lain, kadang kita tergiur dengan harga diskon padahal barangnya sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan. Tapi barang itu tetap kita beli dengan alasan "mumpung diskon". Atau kadang kita suka ingin memberikan diri kita sendiri <i>self reward</i>. <i>Self reward</i> itu sebenarnya perlu sebagai apresiasi terhadap pencapaian dan bentuk cinta kita kepada diri sendiri. Namun, yang namanya <i>self reward</i> itu hanya diberikan sesekali saja dan pada momen tertentu. Kalau terlalu sering atau bahkan setiap hari memberikan <i>self reward</i> itu namanya sudah berlebihan. Sebaiknya jangan menjadikan <i>self reward</i> sebagai "tameng" untuk meluluskan keinginan kita ya, karena kalau mengikuti keinginan, manusia itu biasanya tidak ada puasnya. </span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAZV2sXixTTniLITBsE5iVO9TBV032jU0o3DRDYLhyxtC0f7i4pHy7d7lNtDIJFR0RVNSd9q0z4BlJuKOlAF6KycUXmxPS75R5WO31tHSRf5LpxAr1uISkHeqvAuRPTSiLbgoUg3onSjdu44Ho9y9SHYrnRJ46I88zYEikN1F2jPr-ZkCwLK2VRlqnXg/s424/10-08-04-want-vs-need-353726489-5a5aa839caf7db71ee0eb8e2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="283" data-original-width="424" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAZV2sXixTTniLITBsE5iVO9TBV032jU0o3DRDYLhyxtC0f7i4pHy7d7lNtDIJFR0RVNSd9q0z4BlJuKOlAF6KycUXmxPS75R5WO31tHSRf5LpxAr1uISkHeqvAuRPTSiLbgoUg3onSjdu44Ho9y9SHYrnRJ46I88zYEikN1F2jPr-ZkCwLK2VRlqnXg/s320/10-08-04-want-vs-need-353726489-5a5aa839caf7db71ee0eb8e2.jpg" width="320" /></a></div><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><span style="white-space: pre-wrap;"><i>Kebutuhan dan keinginan sebetulnya dua hal yang sangat berbeda</i></span></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><span><span style="white-space: pre-wrap;">Sumber gambar: </span></span></span><span style="background-color: white; text-align: left;">https://www.kompasiana.com/zulianawafila/5a5aa96616835f66f85b4b13/membedakan-antara-kebutuhan-dan-keinginan</span></i></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><span><b><br /></b></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b><br /></b></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Belanjalah Sesuai Kemampuan</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, saat ini banyak tersedia fitur <i>paylater</i> maupun pinjaman <i>online</i> untuk memfasilitasi orang-orang yang belum memiliki uang yang cukup untuk berbelanja. Sebenarnya saya cukup resah dengan banyaknya dan mudahnya kita saat ini mendapatkan akses <i>paylater</i> atau pinjaman <i>online</i>, karena itu dapat membuat kebiasaan belanja yang kurang sehat. Karena merasa bisa dibayar nanti, jadi banyak yang belanja ini itu secara berlebihan tanpa membedakan kebutuhan dan keinginan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya pernah mendengar berita tentang orang yang sampai bunuh diri karena kesulitan membayar hutang pinjaman <i>online</i>. Banyak orang yang kurang ilmu yang merasa bahwa pinjaman <i>online</i> itu mudah sehingga tertarik untuk mencobanya, padahal pinjaman <i>online</i> itu mengandung bunga yang sangat besar. Akibat kurangnya ilmu itu pada akhirnya mereka kesulitan untuk membayar akibat sebelumnya tidak mempertimbangkan bunga yang besar. Apalagi metode penagihan pinjaman <i>online</i> ini cukup "jahat" karena tidak hanya menghubungi orang yang berhutang tapi juga teman-teman yang bahkan tidak kenal dekat dengannya, sehingga akhirnya membuat malu. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Oleh karena itu selain harus membedakan kebutuhan dengan keinginan, kita juga perlu belajar untuk mengukur kemampuan diri. Fitur <i>paylater</i> maupun pinjaman <i>awww</i> memang bisa digunakan dalam keadaan darurat saat seseorang tidak memiliki uang yang cukup. Tapi harus tetap diingat bahwa itu adalah hutang, bahkan kadang ada bunga yang juga harus ditambahkan sehingga pembayaran hutang menjadi lebih besar. Kita harus bisa menghitung apakah pendapatan kita di hari-hari esok bisa digunakan untuk membayar hutang tersebut. Tentu tanpa melupakan bahwa pendapatan esok tersebut akan digunakan pula untuk kebutuhan harian. Apakah pendapatan itu cukup untuk biaya sehari-hari sekaligus membayar hutang? Jangan sampai hutang dibayar dengan berhutang lagi ke tempat lain, atau istilahnya hanya "gali lubang tutup lubang". Kalau seperti itu, hutang tidak akan pernah ada habisnya.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Paling baik memang sebenarnya jangan sampai berhutang, karena dengan berhutang artinya kondisi keuangan kita sebenarnya belum mampu. Namun memang untuk kebutuhan primer (yaitu sandang-pangan-papan) pun kadang kita perlu berhutang untuk memenuhinya. Meskipun begitu, mengukur kemampuan tetap wajib dilakukan sebelum memutuskan untuk berhutang, baik itu hutang ke bank, orang lain, atau bahkan pinjaman <i>online</i> atau penggunaan fitur <i>paylater</i>. Harus dipastikan dahulu bahwa pendapatan yang akan didapatkan di hari-hari esok memang mampu menutupi kebutuhan harian dan hutang yang harus dibayar. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Penutup</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebagai perempuan khususunya ibu rumah tangga, kita harus bijak dalam berbelanja. Ibu rumah tangga merupakan manajer keuangan di rumahnya, yang memang tugasnya mengatur <i>cashflow</i> rumah tangga. Jadi sebisa mungkin mengatur jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang. Caranya ya dengan menyusun daftar belanjaan sesuai prioritas, yang dibeli hanya yang memang betul-betul dibutuhkan. Dan barang-barang yang dibelanjakan juga harus yang sesuai dengan kemampuan rumah tangganya. Kalau memang ada uang lebih setelah semua kebutuhan terpenuhi, barulah boleh berbelanja sesuai keinginan. Tapi jangan lupa tetap sisihkan untuk tabungan yaa…</span></span></p><br />ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-50682722767095160652022-09-16T02:55:00.001+07:002022-09-16T02:55:19.135+07:00Bergerak Yuk! <p><span style="color: #38761d;"><span style="font-family: georgia;">P</span><span style="font-family: georgia; white-space: pre-wrap;">erkembangan</span></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia; white-space: pre-wrap;"> zaman, termasuk di dalamnya perkembangan teknologi sangat mempengaruhi gaya hidup manusia. Salah satu gaya hidup yang berubah dengan cukup signifikan adalah orang-orang saat ini semakin sedikit bergerak. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi membuat orang-orang terlena sehingga melupakan kebutuhannya untuk bergerak. Padahal kita semua tahu bahwa kurang gerak akan menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti misalnya obesitas, masalah pada jantung, tulang, dan organ-organ penting lainnya. </span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Anak-anak juga tidak luput dari ancaman kurang gerak akibat teknologi. Misalnya saja anak-anak yang hobi bermain gawai hanya duduk berlama-lama memainkan gawainya tanpa banyak bergerak. Bahkan karena belum punya kemampuan membatasi diri, kadang anak-anak justru lebih rentan kurang gerak jika tidak dibatasi waktu bermain gawainya. Karena itulah saya sebagai orang tua membatasi anak-anak memainkan gawai hanya pada <i>weekend</i>, itupun dibatasi jumlah waktunya. Selain itu saya juga selalu mengajak dan mendorong anak-anak untuk lebih banyak bergerak, salah satunya dengan berolahraga. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><br /></div><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkvb9bVOmeFgzfnX5CsshUJnZ9ZKXdfPbd47lDdhPtlt-tmwcIDuWCBCtE653ZeNqKjimbEWLSmF86GuA2BEgTnWixLf8sjdgr5lunkE0yykXQ_e3RVlCW0Djgw1XGJhE8lDGRtloUJldhvRguyrPcGZZ9KqSUt7LJuqAxLcaOrqJc1o9zide4D1u2tQ/s1080/IMG_20220915_192619.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="847" data-original-width="1080" height="251" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkvb9bVOmeFgzfnX5CsshUJnZ9ZKXdfPbd47lDdhPtlt-tmwcIDuWCBCtE653ZeNqKjimbEWLSmF86GuA2BEgTnWixLf8sjdgr5lunkE0yykXQ_e3RVlCW0Djgw1XGJhE8lDGRtloUJldhvRguyrPcGZZ9KqSUt7LJuqAxLcaOrqJc1o9zide4D1u2tQ/s320/IMG_20220915_192619.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Jika dibiarkan tanpa batasan, anak-anak bisa saja duduk berjam-jam sambil memegang </i>handphone</span></div><div><br /></div><div><br /></div><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Beri Contoh, Bukan Hanya Perintah</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Teori <i>parenting</i> manapun pasti setuju bahwa anak-anak akan lebih cepat belajar melalui contoh, dan bukan hanya sekedar nasihat apalagi perintah. Bayangkan bagaimana anak-anak bisa dan mau untuk banyak berolahraga jika mereka melihat orang tuanya sendiri lebih banyak duduk dibanding bergerak. Karena itulah jika ingin anak-anak rajin berolahraga, kita sebagai orang tuanya pun harus mau dan rajin berolahraga.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kebetulan suami saya di masa mudanya adalah "atlet" sepak bola. Yah, walaupun hanya atlet tingkat "kampung", tapi suami cukup jago bermain bola, terbukti bersama tim remaja masjid pernah menjuarai turnamen se-Bandung raya. Hehe… Dan minatnya terhadap bola sampai sekarang masih tinggi. Pertandingan Persib di TV hampir tidak pernah terlewatkan (bahkan sampai bisa bertengkar dengan anak-anak karena rebutan TV loh, hahaha). Bermain bola pun kadang masih dilakukan, walaupun suami sendiri mengakui bahwa kemampuannya sudah jauh menurun, sudah umur katanya. Hehe… Dengan begitu anak-anak bisa melihat bahwa ayahnya suka berolahraga. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya walaupun tidak punya kemampuan mumpuni dalam olahraga, tapi juga punya ketertarikan pada beberapa jenis olahraga. Di jaman kuliah saya sempat ikut mewakili himpunan mengikuti olimpiade KM ITB di cabang futsal, bahkan sampai mendapat medali perak (walaupun saya memang lebih sering duduk di bangku cadangan sih, hehe). Selain futsal saya juga suka pada olahraga badminton, baik memainkan maupun menonton pertandingannya di TV. Selain itu di sela-sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga saya juga kadang berolahraga di rumah, walau hanya sekedar mengikuti senam di youtube selama 15-30 menit. Tapi dengan begitu saya bisa mengajarkan kalau olahraga itu penting, dan anak-anak bisa melihat bahwa saya pun menyempatkan berolahraga</span></span></p><span style="color: #38761d;"><br /><b><span style="font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><br /></span></b></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Bersama-sama Lebih Seru</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Seringkali, anak-anak akan lebih bisa menikmati berolahraga jika dilakukan beramai-ramai, karena pasti lebih seru. Keuntungan saya karena memiliki keluarga besar adalah lebih seru kalau sedang berkumpul karena jumlah anggota keluarganya banyak. Kalau dihitung keseluruhan anggota keluarga dari orang tua saya sampai anak-mantu-cucu, totalnya ada 25 orang, dan mungkin masih akan bertambah karena adik bungsu saya baru menikah dan belum punya anak. Jadi kalau mengadakan acara kumpul keluarga, cukup keluarga kami saja sudah ramai dan seru, termasuk kalau mengadakan kegiatan olahraga bersama<span style="font-size: 11pt;">. </span></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; font-size: 11pt; text-align: center; white-space: pre-wrap;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLPKEjchmNDPfAR__VBEOicRav8SykYWwVwZUq0Nc0qWV8l5xn3iU1RYHJfQypL4CQzLlI9IJEdEHQNlckOcsqOCcrcIYlYWmzIdeC0uHauw7376x3o8iNKlCajT33XuKmHRCW9mEiG9jvQRITma-x3WeF9ar6dae83Gj33TLvSie0iLcN9uj1Cbq_kg/s1648/IMG_20220915_193030.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1648" data-original-width="1002" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLPKEjchmNDPfAR__VBEOicRav8SykYWwVwZUq0Nc0qWV8l5xn3iU1RYHJfQypL4CQzLlI9IJEdEHQNlckOcsqOCcrcIYlYWmzIdeC0uHauw7376x3o8iNKlCajT33XuKmHRCW9mEiG9jvQRITma-x3WeF9ar6dae83Gj33TLvSie0iLcN9uj1Cbq_kg/s320/IMG_20220915_193030.jpg" width="195" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><span style="color: #38761d; white-space: pre-wrap;"><i><span style="font-family: georgia; font-size: x-small;">Berolahraga bersama keluarga tentu lebih seru dan menyenangkan </span></i></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: 11pt; text-align: center; white-space: pre-wrap;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><br /></span></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="font-family: sans-serif; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kami pernah menyewa lapangan badminton untuk olahraga keluarga. Kami juga pernah menyewa lapangan futsal untuk digunakan bersama. Jalan pagi juga sering kami lakukan bersama baik hanya keliling komplek maupun ke gelanggang olahraga dekat rumah. Dan karena dilakukan bersama-sama, anak-anak juga sangat <i>excited</i> dan bersemangat dalam bergerak. Bahkan mereka sama sekali tidak tertarik menyentuh gawainya meskipun mereka diperbolehkan memainkannya karena saat itu <i>weekend</i>. Bahkan ketika waktu sewa lapangan sudah habis, mereka merengek minta tambahan waktu. Haha..</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; white-space: normal;"><br /></span></span></span></p><p dir="ltr" style="font-family: sans-serif; line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Memang seru berolahraga di tempat yang disewa khusus karena lebih <i>private</i>, tapi jika tidak ada budget untuk menyewa lapangan, berolahraga di tempat umum yang tidak menggunakan peralatan khusus juga seru selama dilakukan bersama-sama. Lari atau sekedar jalan pagi di gasibu misalnya, dilanjut sarapan kupat tahu di pinggir lapangan, pasti seru juga untuk anak-anak kalau dilakukan bersama-sama. Dan yang lebih penting, semua jadi ikut bergerak dan sehat bersama. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8NL6G1bbjBRM5BN4r8EHAilzdXNsKB7C0uIMINAlRJ5ZBj7vIts_5NXoh-UQyE2VAkGH82PqQ_sXq4fCwK-Soj7OnEDD6ZnnzB6qdFvrlqfwj87GlLTesIlz0BwDRmZhsdQ0ywBwWL-6k0jMR5R1lcmrYH2zCDv3kLOyPJN21pcKnO5HWZddlkpNxdA/s2340/Screenshot_2022-08-31-20-31-18-999_com.google.android.apps.photos.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2340" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8NL6G1bbjBRM5BN4r8EHAilzdXNsKB7C0uIMINAlRJ5ZBj7vIts_5NXoh-UQyE2VAkGH82PqQ_sXq4fCwK-Soj7OnEDD6ZnnzB6qdFvrlqfwj87GlLTesIlz0BwDRmZhsdQ0ywBwWL-6k0jMR5R1lcmrYH2zCDv3kLOyPJN21pcKnO5HWZddlkpNxdA/s320/Screenshot_2022-08-31-20-31-18-999_com.google.android.apps.photos.jpg" width="148" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3er63LhddwGAdB1Jf5jEvtdVImgEa__z5xvgREEE-n5Mce9nEKJEB9o7AqVrJr0jYLtx0a7EUFQYpX_8vcMW1vvX0IWb2tRBY8WykN7LiSg-x5Z2NlKLoisGs0vFTMPXAq9FkFyvJFWT3bS1LwoOwvP0ko3uTs89QWdnkaAhEECsWmG9JZHVCIusr-g/s2340/Screenshot_2022-08-31-20-21-40-228_com.whatsapp.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2340" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3er63LhddwGAdB1Jf5jEvtdVImgEa__z5xvgREEE-n5Mce9nEKJEB9o7AqVrJr0jYLtx0a7EUFQYpX_8vcMW1vvX0IWb2tRBY8WykN7LiSg-x5Z2NlKLoisGs0vFTMPXAq9FkFyvJFWT3bS1LwoOwvP0ko3uTs89QWdnkaAhEECsWmG9JZHVCIusr-g/s320/Screenshot_2022-08-31-20-21-40-228_com.whatsapp.jpg" width="148" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: small; font-style: italic;">Beberapa contoh olahraga yang pernah keluarga saya lakukan bersama-sana dengan anak-anak</span></div></div></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Penutup</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Yang dibutuhkan untuk bisa bergerak sebenarnya hanya niat yang kuat kok. Hehe.. Karena tanpa <i>budget</i> khusus pun sebenarnya bisa untuk berolahraga dengan <i>fun</i>. Apalagi untuk anak-anak, mereka biasanya tidak terlalu peduli di mana mereka berolahraga, yang paling penting untuk mereka adalah kebersamaan dengan keluarga yang seru dan menyenangkan. Jadi membiasakan olahraga kepada anak-anak sebenarnya tidak terlalu sulit, asalkan orang tuanya mau memberi contoh dan ikut berolahraga bersama anak-anak. Yuk banyak bergerak supaya badan selalu sehat! </span></span></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-67959811801245904202022-08-20T21:41:00.001+07:002022-08-20T21:43:49.689+07:00Ketika Kehilangan Cinta Untuk Diri Sendiri<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Perasaan adalah suatu hal yang abstrak. Mudah sekali berubah-ubah. Begitu juga dengan perasaan cinta, sangat mudah berubah, naik dan turun. Yang awalnya cinta, lalu berkurang rasa cintanya, tapi bisa kemudian jatuh cinta lagi. Tidak hanya berlaku untuk rasa cinta kepada orang lain, rasa cinta kepada diri sendiri pun mudah berubah. Ada kalanya kita sangat mencintai diri sendiri, tapi ada kalanya kita seperti kehilangan rasa cinta untuk diri sendiri. </span></span><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Itu yang sering saya rasakan, perasaan cinta yang naik turun untuk diri saya sendiri. Ada kalanya saya merasa sangat mencintai diri saya sendiri, tapi di waktu lain terutama ketika ada perasaan lain entah marah, sedih, atau kecewa, saya bisa kehilangan cinta untuk diberikan kepada diri sendiri.</span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Biasanya saya "kehilangan cinta" untuk diri sendiri ketika ada </span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">trigger</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> dari luar yang menyebabkan munculnya emosi negatif. Rasa kesal, marah, sedih, kecewa, takut, itu semua bisa memicu berkurangnya rasa percaya diri yang pada akhirnya mengikis rasa cinta saya kepada diri saya sendiri. Ketika kehilangan cinta untuk diri sendiri, rasanya hari-hari berjalan dengan sangat lambat, sangat berat, dan tidak ada semangat untuk berbuat apa-apa, karena rasanya diri ini sangat tidak berharga.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Kehilangan Cinta Karena Patah Hati</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ketika SMP hingga SMA saya pernah dekat dengan seorang laki-laki. Dekat, tapi tidak pernah ada </span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">statement</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> pernyataan cinta ataupun permintaan untuk jadi pacar. Kami intens berkomunikasi (lewat SMS pada masa itu). Saya tahu dia suka sama saya, dan dia juga tahu saya suka sama dia, tapi ya sudah hanya begitu saja, kami tidak berpacaran.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ketika kelas 2 SMA, hubungan kami mulai merenggang. Komunikasi lewat SMS semakin jarang, bertemu pun semakin jarang karena dia tidak lagi rutin mendatangi pengajian (iya, kami memang bertemu di tempat pengajian). Hingga suatu hari saya mendengar kabar bahwa laki-laki itu ternyata punya pacar di sekolahnya. Saat itu saya masih punya rasa untuk dia, sehingga saat mendengar kabar itu rasanya sakit hati. Sedih, kecewa, dan ada rasa marah juga.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebenarnya saya tahu tidak berhak marah karena saya ini bukan siapa-siapa, toh memang kami tidak berpacaran. Tapi saat itu saya langsung merasa tidak berharga. Yah, itu memang pertama kalinya saya patah hati seumur hidup saya, dan saat itu saya masih remaja juga, jadi mungkin responnya </span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">lebay</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Tapi momen itu masih saya ingat sampai sekarang karena saat itu saya merasa kehilangan cinta untuk diri saya sendiri. Saya merasa tidak berharga, dan tidak layak untuk dicintai. Bahkan dalam </span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">diary</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> saya saat itu, saya jelas mengungkapkan rasa benci kepada diri saya sendiri.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Kehilangan Cinta Karena Merasa Gagal</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah menikah, beberapa kali juga saya merasa kehilangan cinta untuk diri sendiri dan merasa tidak berharga. Seringnya, perasaan itu muncul ketika saya merasa lelah dan kesulitan menjalani peran sebagai ibu rumah tangga, dan akhirnya merasa gagal menjadi seorang istri ataupun ibu yang baik. Bahkan belum lama ini saya sampai konsultasi ke psikolog saking merasa </span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">overwhelmed</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> dengan diri saya sendiri yang mudah sekali berubah </span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">mood</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> dan jadi lebih mudah marah terutama kepada anak-anak. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ketika baru pindah ke rumah sendiri dan mengurus segala sesuatu sendiri (termasuk 1 balita dan 1 bayi), saya sempat mengalami momen kehilangan cinta karena kesulitan beradaptasi. Keinginan untuk menyambut suami pulang dari kantor dengan keadaan rumah rapi malah membuat saya stres. Karena pada kenyataannya sungguh sulit menjaga rumah tetap rapi dengan adanya balita dan bayi yang mulai merangkak. Pada akhirnya saya merasa kecewa dan marah pada diri saya sendiri karena sekedar menjaga rumah rapi ketika suami pulang kerja pun saya tidak mampu. Saya kehilangan kepercayaan diri sekaligus kehilangan cinta untuk diri saya sendiri. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Momen lain adalah ketika saya </span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">struggling</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> dengan urusan makan anak-anak. Ketiga anak saya semuanya sempat mengalami masa-masa sulit makan, dan itu adalah masa-masa yang cukup berat buat saya. Anak tetap menolak makan meski sudah 3 menu berbeda saya siapkan. Ditambah kenyataan dan komentar orang lain tentang badan anak saya yang "mungil". Rasanya seperti saya sudah gagal membesarkan anak-anak dengan baik. Lama kelamaan saya berpikir bahwa ketidakmampuan saya dalam memasaklah yang membuat anak-anak susah makan. Saya menyalahkan diri sendiri, dan semakin hilang jugalah kepercayaan diri saya baik sebagai istri maupun ibu. Saya juga merasa tidak berharga karena tidak bisa memberikan makanan yang enak dan bisa diterima oleh suami dan anak-anak. Padahal sebenarnya itu semua hanya ada dalam pikiran saya, suami dan anak-anak yang sudah besar tidak pernah mempermasalahkan masakan saya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ada juga momen ketika anak pertama saya "meledak" akibat merasa cemburu dengan kehadiran adik-adiknya. Kebetulan anak pertama jika marah berbicaranya sering melantur, dan pada saat "meledak" itu dia sampai mengucapkan kata-kata "bunda nggak sayang aku", "bunda jahat", "aku nggak mau sama bunda". Lagi-lagi saya merasa bersalah karena tidak bisa membagi perhatian dengan baik sampai anak pertama merasa tersisihkan. Dan kata-kata "bunda jahat" membuat saya merasa bahwa saya memang tidak pantas disayangi. Rasa bersalah kepada anak-anak membuat saya kehilangan rasa cinta kepada diri saya sendiri. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b><i>Support System</i> Yang Mengembalikan Cinta</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Untungnya, di setiap momen ketika saya merasa kehilangan cinta, suami adalah orang yang berhasil mengembalikan kepercayaan diri saya sehingga saya mampu untuk mencintai diri saya sendiri lagi. Kebetulan saat patah hati di SMA dulu, ada laki-laki yang datang dan menyembuhkan luka di hati saya. Ciieee… Hehe… Dan akhirnya laki-laki itu menikah dengan saya, dan menjadi <i>support system</i> yang paling berpengaruh untuk saya sampai saat ini. Iya, saya dan suami dekat sejak SMA, dan akhirnya menikah setelah 8 tahun dekat. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah menikah pun, setiap kali saya merasa </span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">down</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> dalam menjalani peran sebagai istri maupun ibu sampai merasa tidak berharga, suami jugalah yang memberikan dukungan penuh dan meningkatkan kembali kepercayaan diri saya. Dan suami jugalah yang menunjukkan bahwa saya selalu pantas untuk dicintai, meskipun saya memang tidak sempurna. Suami menunjukkan bahwa memang saya memiliki banyak kekurangan sebagai istri maupun ibu, tapi tidak berarti saya tidak berharga.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Suami bukan tipe laki-laki yang bisa berkata manis untuk menghibur saya. Tapi bagi saya itu sama sekali tidak masalah. Cukup suami ada untuk mendengarkan racauan saya ketika merasa rendah diri, ditambah sedikit elusan di punggung dan kepala saya, sudah cukup untuk membuat saya tenang. Tanpa perlu banyak bicara, suami ikut turun tangan mengerjakan pekerjaan rumah yang belum saya selesaikan. Kadang suami membisiki anak-anak untuk memberikan pelukan atau ciuman mereka untuk saya. Dan itu cukup untuk membuat saya kembali merasa dicintai dan berharga. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Perasaan cinta untuk diri saya sendiri yang seringkali naik turun akibat berbagai emosi negatif, dapat dikembalikan oleh <i>support system</i> yang baik, terutama suami. Dengan caranya sendiri, suami dapat mengembalikan rasa percaya diri saya dan membuat saya merasa dicintai dan berharga. Hingga akhirnya rasa cinta untuk diri sendiri yang sempat hilang dapat terisi lagi karena saya menyadari bahwa saya memang berhak dicinta. Bahkan orang-orang di sekeliling saya pun mencintai saya dengan tulus dengan caranya masing-masing. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /><br /><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUadjCJhsNFd2MgvVSpyDt3coCGCH1MHEiclaWngWPZzZg9Zy9T0sRQ2EvxOXq8yvrULXLRnk1WMPMo2mdojemqB6sVykleTXWqUHT1sqCA_JVE-usJbHC0Yw8W-KzrlX2cX29GJE927RIaYx46VC6OJJTAMfEnw8sSjVKwUTXjYn8-jjzfsWKCMjtEw/s1280/21-18-30-self-love-7206573_1280.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUadjCJhsNFd2MgvVSpyDt3coCGCH1MHEiclaWngWPZzZg9Zy9T0sRQ2EvxOXq8yvrULXLRnk1WMPMo2mdojemqB6sVykleTXWqUHT1sqCA_JVE-usJbHC0Yw8W-KzrlX2cX29GJE927RIaYx46VC6OJJTAMfEnw8sSjVKwUTXjYn8-jjzfsWKCMjtEw/s320/21-18-30-self-love-7206573_1280.png" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Don't forget to love yourself. You are loved! </i></span></div><div><br /></div><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">----------------</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tulisan ini dibuat untuk mengikuti <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-mgn-agustus-2022-cerita-cinta/">Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> bulan Agustus 2022 dengan tema "cerita cinta".</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBJbjgffOi2UsBaHtRgoNLVMWPr59eCkNLFUGI6Pk-utpwLUeJkdIFOQlKVSKAPmYlRKhSoXXr-azmhaV-S15leCjdQKeNhl8s0w2dq89b6pDFhZMUfCh65MfUtiLwilA98J3MjDPzmq5tzFVBPDGTQm60TMLmSrc-EaEFudd-dY3Sl33Y-IaR6umNhQ/s1000/banner%20Tantangan%20MGN%202022.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="1000" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBJbjgffOi2UsBaHtRgoNLVMWPr59eCkNLFUGI6Pk-utpwLUeJkdIFOQlKVSKAPmYlRKhSoXXr-azmhaV-S15leCjdQKeNhl8s0w2dq89b6pDFhZMUfCh65MfUtiLwilA98J3MjDPzmq5tzFVBPDGTQm60TMLmSrc-EaEFudd-dY3Sl33Y-IaR6umNhQ/s320/banner%20Tantangan%20MGN%202022.png" width="320" /></a></span></div><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-82820832594718590962022-07-31T06:54:00.002+07:002022-07-31T07:17:54.027+07:00Tradisi di Kampung Suami<p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="white-space: pre-wrap;">Sudah sewajarnya ketika dua orang menikah, masing-masing akan membutuhkan adaptasi dengan kebiasaan satu sama lain, atau kebiasaan keluarganya masing-masing. Begitu pula saya, ketika menikah dan masuk ke keluarga suami, saya harus beradaptasi dengan keluarga suami. Salah satunya adaptasi dengan keluarga besar suami di kampung. Maklum, sejak lahir saya sudah jadi "anak kota", dan keluarga besar saya semua tinggal di kota besar, jadi memang saya nggak punya kampung, makanya kurang familiar sama kehidupan di desa. Hehe..</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Keluarga besar suami hampir semuanya seumur hidupnya tinggal di salah satu desa di Kabupaten Magetan. Di kampung suami ini, masyarakatnya kebanyakan bekerja di sawah atau kebun, atau merawat binatang ternak. Suasana di desa juga sangat asri dan tenang, sebenarnya cocok untuk healing, menjauh sementara dari kerasnya hidup di kota. Hehe.. Apalagi tempat wisata di dekat desa ini cukup banyak. Telaga Sarangan yang merupakan tempat wisata kebanggan Magetan saja hanya berjarak 10 menit perjalanan dengan mobil atau motor dari desa ini. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj99rGMhPwFRKM5PHnV3MqHpQeCEKvvv2V27LPZbqRlQh10vjGNkPaFMOlJCUX-3RLRzrffCqMEghusxSAFXt65SWbTzArOiFVSQ-Ku_C6TzfGb7qhgfMGKV0ivmlW9JQcjFbv8nEdo2QtfnkCw4q0cJFArzk_j4Z4AHElR0C38cuQqwAiHmSLhGyywWg/s1739/IMG_20220731_071626.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1739" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj99rGMhPwFRKM5PHnV3MqHpQeCEKvvv2V27LPZbqRlQh10vjGNkPaFMOlJCUX-3RLRzrffCqMEghusxSAFXt65SWbTzArOiFVSQ-Ku_C6TzfGb7qhgfMGKV0ivmlW9JQcjFbv8nEdo2QtfnkCw4q0cJFArzk_j4Z4AHElR0C38cuQqwAiHmSLhGyywWg/s320/IMG_20220731_071626.jpg" width="199" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Pemandangan di depan rumah mertua di kampung. Sejuk, asri, tenang, cocok buat merenung. Hehe.. </i></span></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Biasanya di desa ada lebih banyak tradisi yang diwariskan turun temurun dari waktu ke waktu. Begitu pula dengan desa ini, ada beberapa tradisi yang untuk saya tidak familiar, bahkan ada yang sempat membuat saya terheran-heran. Tapi namanya juga tradisi, masih terus berusaha dilestarikan oleh keluarga suami selama tidak keluar dari batas norma maupun aturan agama. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Tradisi "Balas Amplop"</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ketika ada yang menikah, sudah menjadi kebiasaan di Indonesia bahwa yang hadir memberikan hadiah ataupun "amplop" untuk mempelai. Begitu pula ketika saya menikah dengan suami, banyak sekali amplop yang kami terima, termasuk dari keluarga jauh maupun tetangga-tetangga mertua dari Magetan. Kebetulan saat pernikahan saya, suami menyewa sebuah bus untuk mengantar keluarga besar dan tetangga dekat dari Magetan ke Bandung, jadi memang banyak kerabat mertua yang hadir meskipun pesta diadakan di Bandung.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Keesokan hari setelah selesai acara resepsi, saya dan suami membongkar amplop yang kami terima saat acara resepsi. Saya dengan cepat langsung membuka saja amplop-amplop tersebut dan mengeluarkan isinya. Namun suami mengingatkan untuk memisahkan amplop yang diberi nama. Awalnya saya nurut saja dan memisahkan amplop yang ada namanya. Namun saya bingung ketika suami mencatat nama-nama tersebut beserta nominal uang yang ada di dalam amplopnya masing-masing. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvo9iwrhKOg1XvBq6r20EUEfYuO9vGFNmlT8-5LH-RlbfONp860ozEQ-9sadLAh1-cdFQhekK0qpHpUDpU1WK8bkpz2yRmvis38_m8IsQUpn6vOhRb979ETnAOmjYBrxWOpW-2cWxF6u-Q5Jk5lPFanisYElM6HeDNP49JFCt3AlQRN8aC_nC1vd7G0w/s375/06-33-01-024786600_1450177094-kotak_angpao_mimbar.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="208" data-original-width="375" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvo9iwrhKOg1XvBq6r20EUEfYuO9vGFNmlT8-5LH-RlbfONp860ozEQ-9sadLAh1-cdFQhekK0qpHpUDpU1WK8bkpz2yRmvis38_m8IsQUpn6vOhRb979ETnAOmjYBrxWOpW-2cWxF6u-Q5Jk5lPFanisYElM6HeDNP49JFCt3AlQRN8aC_nC1vd7G0w/s320/06-33-01-024786600_1450177094-kotak_angpao_mimbar.JPG" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Ilustrasi kotak angpao di pernikahan</i></span></div></div><p style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://m.liputan6.com/citizen6/read/2390620/periksa-teliti-kotak-angpao-pernikahan-kamu-ini-alasannya</i></span></p><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ternyata, setelah dijelaskan oleh suami, ada tradisi terkait dengan "<i>ngamplop</i>" di undangan ini. Saya kurang tahu sih tradisi ini berlaku seluas apa, apakah hanya di kampung suami, atau di Jawa Timur secara luas, atau malah ada juga di daerah lain. Tradisinya adalah, uang sumbangan yang diberikan tersebut harus dibalas dengan nominal yang sama nanti ketika pemberi tersebut juga mengadakan hajatan. Misalkan di pernikahan saya bapak A yang adalah tetangganya mertua menyumbang uang sebesar Rp. 150.000,-, maka nanti ketika bapak A mengadakan acara juga, maka mertua saya harus membalas dengan amplop uang sebesar Rp. 150.000,-.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Itulah kenapa yang memberi harus menulis nama di amplopnya, dan yang menerima harus mencatat, supaya nanti saat kerabat atau tetangga yang dulu menyumbang punya hajatan, uang tersebut bisa "dikembalikan". Memang jadinya uang itu seperti pinjaman yang harus dikembalikan ya? Hehe.. Makanya saya agak bingung dengan tradisi yang belum pernah saya dengar sebelumnya ini. Tapi namanya juga tradisi turun temurun, selama semua sama-sama ikhlas ya nggak masalah.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Oh iya, saya pernah diceritakan suami juga, ternyata memang yang menyumbang pun ingat berapa yang dia masukkan ke dalam amplop. Karena pernah ada kejadian, uang "balasan" yang diterimanya lebih sedikit daripada yang dulu dia berikan. Lalu karena merasa kurang, pihak yang baru menyelenggarakan hajatan mendatangi pihak yang sumbangannya kurang itu untuk meminta kekurangannya. Hhmmm,, saya mendengarnya kok agak gimanaaa gitu ya. Hehehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Tradisi Lebaran</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Lebaran di kampung merupakan hal baru untuk saya sejak menikah, ya karena saya tidak punya kampung halaman. Hehe… Di desa ini, ada yang sedikit berbeda dalam tradisi berlebarannya. Jika biasanya silaturahim ke rumah kerabat atau tetangga dilakukan setelah salat ied, tidak begitu tradisi yang dilakukan di sini. Setelah salat ied, warga akan kembali ke rumahnya dan melakukan aktivitas seperti hari biasa. Yang berkebun kembali ke kebun, yang beternak kembali mengurus hewannya, dan sebagainya. Silaturahim ke rumah-rumah kerabat dan tetangga baru dilakukan keesokan harinya, atau lebaran hari kedua.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cukup aneh untuk saya, karena biasanya saya bersilaturahim sejak selesai salat ied sampai 2 hari setelahnya. Makanya pertama kalinya berlebaran di kampung suami, saya merasa seperti tidak sedang berlebaran ketika selesai salat ied, karena tidak ada keramaian yang terjadi seperti lebaran pada umumnya. Baru keesokan harinya saya merasakan lebaran yang sebenarnya, karena banyak yang berkunjung ke rumah mertua, dan saya pun ikut berkeliling kampung ke rumah kerabat. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Selain itu, tradisi lain ketika lebaran adalah setiap yang datang silaturahim ke rumah lain selalu membawa plastik berisi mie instan dan gula pasir untuk diberikan ke tuan rumah. Biasanya yang membawakan dan memberikan "bingkisan" itu adalah anak-anak, dan setelah memberi bingkisan mereka akan pulang membawa "angpao" lebaran dari tuan rumah. Selain itu di setiap rumah pasti meja tamunya penuh dengan berbagai makanan ringan, buah, minuman, hingga permen. Karena itu anak-anak saya cukup senang berkeliling kampung karena bisa makan banyak snack <strike>dan akhirnya sugar rush.</strike> Ibunya kesulitan untuk melarang karena tuan rumah sering "memaksa" anak-anak untuk terus mengambil snack. Haha… Selain itu setelah pulang mereka akan dengan semangat membuka tumpukan angpao di saku mereka dan menghitung uang yang mereka dapatkan. Seru ya lebarannya anak-anak. Hehe… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQwYUhumqfHSYHOyINAQvh4UTi8tFFaTsXc41pUWS-6WFJU1cCbFkYxqge2RHs6XlCtNGS0hzBRpxB8jNS1qfhASgFxGzP1JIgr3sGCkSMLUx7kpX3EQm7fLlLFBj8v7hcrNtJh_xK8L7EumRu_2dYrGRRvUaUii4SUm47BAAJR1PAWoRtRpZnLn4tmQ/s448/06-34-19-images.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="252" data-original-width="448" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQwYUhumqfHSYHOyINAQvh4UTi8tFFaTsXc41pUWS-6WFJU1cCbFkYxqge2RHs6XlCtNGS0hzBRpxB8jNS1qfhASgFxGzP1JIgr3sGCkSMLUx7kpX3EQm7fLlLFBj8v7hcrNtJh_xK8L7EumRu_2dYrGRRvUaUii4SUm47BAAJR1PAWoRtRpZnLn4tmQ/s320/06-34-19-images.jpg" width="320" /></a></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>Ilustrasi meja tamu di setiap rumah yang didatangi saat lebaran. Penuh snack dan minuman manis yang pasti bikin anak-anak happy</i></div></span></div><p style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://www.infodantips.com/2019/06/begini-suasana-lebaran-hari-raya-idul-fitri-di-merauke.html?m=1</i></span></p><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Terkait dengan bingkisan mie instan dan gula pasir, biasanya kita tidak hanya memberi tapi juga mendapat balasan bingkisan yang sama berisi mie instan dan gula pasir dari kerabat yang sudah kita kunjungi. Jika kebiasaan di tempat lain saat lebaran adalah cukup bertemu sekali, lebaran di kampung ini tidak cukup hanya bertemu sekali melainkan harus saling melakukan kunjungan. Walaupun kita sudah berkunjung dengan membawa bingkisan misalnya ke rumah kerabat A, pada waktu berbeda nanti kerabat A (atau perwakilannya) juga akan berkunjung ke rumah kita dengan membawa bingkisan serupa. Jadi seperti hanya bertukar bingkisan yang isinya sama ya? Hehe… Karena itulah setiap saya akan balik ke Bandung setelah mudik, mertua akan membawakan banyak mie instan dan gula pasir. Karena di rumah mertua bertumpuk banyak mie instan dan gula pasir hasil bertukar bingkisan lebaran. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Tradisi Masak Bersama</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ikatan kekeluargaan antar kerabat atau tetangga di desa biasanya memang jauh lebih kuat daripada orang-orang di kota. Gotong royongnya masih sangat dijalankan, termasuk di desa ini. Jika ada yang mengadakan acara hajatan, seringkali untuk makanannya dimasak bersama-sama oleh tuan rumah yang dibantu kerabat ataupun tetangganya. Seperti misalnya beberapa tahun lalu saat adik ipar saya mengadakan syukuran khitan, makanan yang disajikan untuk para tamu dimasak sendiri oleh mertua yang dibantu oleh beberapa kerabat dan tetangga.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kebetulan mertua memang punya warung makan besar sih di tempat tinggalnya saat ini di Kalimantan Timur, jadi memang sudah terbiasa masak untuk porsi besar. Tapi saya melihat mudah sekali untuk para tetangga maupun kerabat untuk ikut sibuk membantu di dapur mertua. Sambil masak juga terdengar obrolan seru, sehingga masak dalam jumlah besar tidak terlalu terasa melelahkan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTuceCVF2DHzIJqNZetfTQ4IoGmCw59bDpDB2QyTHcVufnq7wMcQIvFWzecXHFvOj70VUJQaIbsFHhYyB1MNjSsJcTUQW1cpVvfmJFm5lRwvbujhuz-hfL7B8bLEpOyOjJqEsRrd5Mk7tWas2grsFh5P7wdLFIpXy4CRz87DyZNnbvZ08OyW0-GZNGCQ/s650/06-38-19-IMG_20201018_155158.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="433" data-original-width="650" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTuceCVF2DHzIJqNZetfTQ4IoGmCw59bDpDB2QyTHcVufnq7wMcQIvFWzecXHFvOj70VUJQaIbsFHhYyB1MNjSsJcTUQW1cpVvfmJFm5lRwvbujhuz-hfL7B8bLEpOyOjJqEsRrd5Mk7tWas2grsFh5P7wdLFIpXy4CRz87DyZNnbvZ08OyW0-GZNGCQ/s320/06-38-19-IMG_20201018_155158.jpg" width="320" /></a></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>Ilustrasi kebersamaan saat masak bersama</i></div></span></div><p style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://www.gatra.com/news-493216-kebencanaan-jogo-tonggo-cara-warga-desa-menjaga-asa-di-kala-bencana.html</i></span></p><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tradisi untuk masak bersama itu ternyata tidak hanya bertahan di kampung. Ketika ke kota pun, kebiasaan itu tetap dipertahankan. Kebetulan kerabat suami cukup banyak yang tinggal sekota dengan saya di Bandung. Karena itu setiap kali saya melahirkan ketiga anak saya dan merencanakan membuat acara aqiqah, ibu mertua yang segera terbang dari Kalimantan begitu mendengar kabar kelahiran cucu-cucu barunya dengan sigap menawarkan diri untuk memasak sendiri kambing aqiqah dengan dibantu oleh kerabat dari desa yang tinggal di Bandung. Padahal sudah saya tawarkan untuk pesan saja ke jasa aqiqah yang banyak tersedia, tapi ibu mertua tetap keukeuh mau memasak sendiri. Sepertinya bukan masalah makanannya, tapi kebersamaan saat memasaknya yang dicari oleh ibu mertua. Ya saya sih senang saja kalau mertua mau masak, soalnya masakan mertua enak! Hehe.. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">-----------</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><div style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Itulah beberapa tradisi yang saya lihat ada dan masih terus dilestarikan di kampungnya suami. Tulisan ini dibuat untuk ikut serta dalam Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog bulan Juli 2022.</span></span></div>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-2065898293398809412022-06-30T16:35:00.004+07:002022-07-01T06:15:04.441+07:00Hari-Hari Ibu Rumah Tangga ala Bunda Echa<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Rutinitas harian saya sebagai ibu rumah tangga sepertinya "gitu-gitu aja", kurang seru untuk dibahas. Karena ya apa saja sih yang dilakukan <i>full time</i> IRT seperti saya, paling kan hanya berputar masuk satu ruang ke ruang lain, berteman dengan sapu, pel, mesin cuci, kompor, dan aneka alat rumah tangga lainnya. Kelihatannya nggak seru kan? Tapi yaaa, demi ikut <a href="https://mamahgajahngeblog.com/nulis-kompakan-juni-2022-rutinitas-harian-mamah/">Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog</a>, boleh deh sekali-sekali saya cerita soal rutinitas harian saya sebagai IRT di rumah mungil tercinta saya. Hehe.. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sejak memiliki anak, saya memilih untuk menjadi ibu rumah tangga saja, tanpa bekerja baik kantoran maupun menjadi <i>freelancer</i>. Sempat berjualan baju <i>online</i>, tapi tidak berlanjut karena saya kehilangan fokus setelah melahirkan anak kedua. Terlebih ketika saya pindah ke rumah sendiri, tidak lagi tinggal bersama orang tua, saya semakin sulit mengatur waktu untuk berjualan <i>online</i>. Akhirnya sampai sekarang, sampai anak ketiga saya berusia 1 tahun lebih, saya fokus menjadi ibu rumah tangga yang mengurus rumah, suami, dan 3 anak, tanpa bantuan ART. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dunia saya saat ini memang selalu berputar di sekitar anak-anak saya. Rasanya saya nyaris tidak pernah berpisah dengan anak-anak saya lebih dari 2 jam. Kalaupun tidak semuanya, minimal ada 1 anak yang saya bawa kalau perlu pergi selama 2 jam atau lebih. Justru kadang terasa aneh kalau saya pergi tanpa membawa "buntut", rasanya seperti ada yang hilang. Hehe.. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>Rutinitas Sebelum Anak-Anak Bangun</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dalam rutinitas saya dalam rumah tangga, ada beberapa pekerjaan yang sulit untuk saya lakukan ketika anak-anak bangun, khususnya anak yang bayi. Misalnya saja menyetrika. Berbahaya sekali menyetrika dengan anak usia 1 tahun berkeliaran di sekitar saya, salah sedikit kulitnya bisa terkena setrika panas kan. Mencuci baju pun agak sulit kalau anak bungsu saya bangun, karena dia selalu berusaha nyemplung ke ember cucian. Hahaha… Karena itulah kedua pekerjaan itu selalu saya lakukan ketika anak-anak sudah tidur atau belum bangun.</span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kadang saya tidur jauh lebih larut daripada anak-anak untuk menyelesaikan setrikaan. Tapi kalau saya terlalu ngantuk, biasanya saya tidur bersamaan dengan waktu tidur anak-anak tapi bangun sekitar pukul 2.00 atau 3.00 dini hari untuk menyetrika. Kakak dan adik saya sering bingung kenapa saya masih memaksakan diri menyetrika di tengah malam sementara mereka lebih memilih menyerahkan setrikaan ke laundry. Buat saya <a href="http://echaadista.blogspot.com/2022/04/aktivitas-rumah-tangga-favorit.html?m=1">menyetrika adalah <i>me time</i></a>, karena saya selalu menyetrika sambil menonton drakor atau mendengarkan musik. Hehe.. Tapi pekerjaan ini tidak saya lakukan tiap hari, mungkin hanya sekitar 2-3 kali seminggu tergantung jumlah tumpukan baju di keranjang. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3S7Jzne5Tn1zn2zQu8QejnnuLvbbwWfTxZYDHhAZIdeMAQ-dglPyMnaGgogkzeukGx1rc3wDvIBr51qmJXwfIzf_12BOsTrI6aEz7xTBBA50Y3e9wljr8w0AgrM6OHYUo58LQmRI4OxOlN0aGOxunjYJY10KjXJZSeRmI86Et66ntv_MQe8_XN7AjTw/s4624/IMG_20220628_043453.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="2600" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3S7Jzne5Tn1zn2zQu8QejnnuLvbbwWfTxZYDHhAZIdeMAQ-dglPyMnaGgogkzeukGx1rc3wDvIBr51qmJXwfIzf_12BOsTrI6aEz7xTBBA50Y3e9wljr8w0AgrM6OHYUo58LQmRI4OxOlN0aGOxunjYJY10KjXJZSeRmI86Et66ntv_MQe8_XN7AjTw/s320/IMG_20220628_043453.jpg" width="180" /></a></div><p></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;">Pemandangan dini hari saya: tumpukan baju dan anak-anak tidur</span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Setelah sholat subuh dan membaca Al-Qur'an, biasanya saya langsung mencuci baju untuk menghindari anak bayi masuk ember cucian. Sambil menunggu mesin cuci bekerja, saya beralih ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Kebiasaan di rumah saya, kami sarapan dengan menu sederhana yang cepat dibuat seperti nasi goreng, telur ceplok, tempe-tahu goreng, roti panggang, dan sebagainya. Nanti menjelang siang baru saya akan memasak menu lengkap untuk makan siang dan makan malam. Kalau sempat, di pagi hari sambil menyiapkan sarapan saya sekaligus food prep untuk masak siangnya, misalnya memotong bahan ataupun menghaluskan bumbu, jadi saat menjelang siang tinggal masuk ke panci/teflon.</span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Skill Terbaru: Bekerja Satu Tangan</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Jam bangun anak-anak kadang tidak menentu, berkisar antara jam 6 sampai jam 8, jadi sebelum mereka bangun saya maksimalkan untuk sebanyak mungkin mengerjakan urusan <i>laundry</i> dan dapur. Kalau anak-anak sudah bangun, terutama kalau anak ketiga yang bangun, sudah repot mengerjakan urusan <i>laundry</i> dan dapur. Bayi satu ini sedang masanya apa-apa harus sama bunda, kadang meski ada ayahnya pun yang dicari tetap bunda. Untungnya 2 anak lainnya sudah lebih mandiri, tidak lagi harus banyak dibantu bunda.</span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Parahnya, anak ketiga saya ini saking harus nempel sama bunda, maunya digendong terus. Kalau nggak dituruti, akan nangis meraung-raung di kaki saya. Kalau sudah begitu ya mau tidak mau saya harus bekerja dengan satu tangan, karena tangan kiri dipakai menggendong bayi. Menjemur baju dengan satu tangan, mencuci piring dengan satu tangan, memasak pun dengan satu tangan. Lama-lama saya jadi terbiasa, walau tentu repot dan pekerjaan jadi lebih lambat selesainya. Kenapa nggak dibiarkan saja nangis, kan nanti juga berhenti sendiri? Oh tidak, dia kuat sekali nangis lama, selama belum digendong dia akan terus meraung-raung. Dan karena rumah saya mungil dan berdempet-dempet dengan tetangga, jadi saya khawatir akan digerebek tetangga, takut disangka lagi <i>nyiksa</i> anak. Hehe.. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Anak ketiga saya tidur siangnya juga tidak menentu, kadang jam 10 dia sudah tidur siang, tapi kalau keasyikan bermain bisa baru tidur siang jam 12. Makanya kalau dia tidur jam 10, saya langsung bergerak cepat menyelesaikan memasak makan siang supaya tidak harus memasak dengan satu tangan. Sementara 2 kakaknya yang berusia 7 dan 4 tahun sudah tidak banyak harus bersama saya, kalau sedang tidak sekolah mereka bisa <i>anteng</i> saja bermain berdua.</span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Biasanya saya baru bisa duduk santai di siang hari setelah selesai memasak. Sambil menyuapi anak-anak atau sambil mengawasi mereka bermain kadang saya bisa sambil <i>scrolling</i> IG atau membaca obrolan grup WA supaya tetap <i>update</i> tentang informasi dunia luar. Maklum saja, IRT ini jarang sekali keluar rumah, jadi sumber informasi tentang dunia ya tahunya dari IG atau grup WA. Hehe.. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Pekerjaan Yang Tidak Pernah Selesai</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ada satu pekerjaan rumah yang menurut saya tidak pernah selesai meski saya terus mengerjakannya. Apa itu? Membersihkan lantai. Dengan 3 anak yang sedang aktif-aktifnya, lantai rumah saya rasanya tidak pernah "bersih", baik bersih dari kotoran maupun mainan. Ketika sarapan ada saja nasi atau remahan yang berceceran. Selesai sarapan dan saya sudah membereskan ceceran nasi, anak-anak mulai "menumpahkan" mainan. Baru sekejap mainan dibereskan, ganti buku dan pensil warna yang bertebaran. Belum lagi ulah anak bungsu yang sedang masanya <i>explore</i> dengan cara menumpahkan segala macam. Lantai hanya bisa bersih di malam hari setelah anak-anak tidur. Itupun kalau saya atau suami masih punya energi untuk beres-beres. Hahaha.. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmM0x8rzqimt-8JxJnX4IghKuTDkPwQQH0gOAvr8bv8pkMSFpTHW51xKkQVbvm51nvDWZ5P3TVTqEKpEUNOrG2JS6Y__rwWesZj58Hn8XzPaDN9MQpLk6UBgvewDmxLjs_0yIqFFKfaZRqeQxCey5R8V5LgXBX2dHc7zXZBWxO8HW1r1twr7ypRmcjCw/s4624/IMG_20220628_170746.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="2600" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmM0x8rzqimt-8JxJnX4IghKuTDkPwQQH0gOAvr8bv8pkMSFpTHW51xKkQVbvm51nvDWZ5P3TVTqEKpEUNOrG2JS6Y__rwWesZj58Hn8XzPaDN9MQpLk6UBgvewDmxLjs_0yIqFFKfaZRqeQxCey5R8V5LgXBX2dHc7zXZBWxO8HW1r1twr7ypRmcjCw/s320/IMG_20220628_170746.jpg" width="180" /></a></div><p></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Si gadis bungsu yang kalau ditinggal sebentar bisa menumpahkan apa saja, contohnya menumpahkan toples biskuit saat </i></span><i style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: small;">ditinggal cuci piring</i></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Mencari Ilmu Agama</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Karena menurut saya ilmu agama sangat penting, jadi pengajian masuk ke dalam rutinitas keluarga saya. Anak saya yang paling besar sudah mengikuti pengajian anak-anak di masjid setiap sore, sementara adiknya yang berusia 4 tahun belum saya ikutkan pengajian ke masjid tapi mengaji dengan saya di rumah. Jadi saat kakaknya ke masjid, saya dan anak kedua belajar membaca iqro dan belajar menghafalkan doa harian dan surat-surat pendek.</span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tidak hanya anak-anak, saya dan suami pun rutin menghadiri pengajian ke masjid di malam hari 3 kali seminggu. Sebenarnya kalau malam yang mengaji hanya saya dan suami, tapi karena kami tidak bisa meninggalkan anak-anak kami di rumah hanya bertiga saja, jadi ya anak-anak juga ikut ke masjid. Tapi mereka kami biarkan bermain di halaman masjid. Kami juga ingin anak-anak terbiasa dengan suasana masjid, termasuk shalat berjamaah di masjid. Karena itulah kami sering membawa anak-anak ke masjid, supaya muncul kecintaan mereka kepada rumah Allah. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUPp6zZ04uJvlUFE1Pu378qwmUVAVFKXRlPciVFK_ezYE6Yr0yZ2aplHJEpm8dGtj89AY4qp1crxI9_ESaNoj5gC-21qpi7r7LYENw9l_Ug6j7c97RQAoXTpIDL6fBPz9zmDG9dtxjGqsfG9AY_EssPj6aIFfGt2tCsafG-3pL0J847OjNVXj9SoWQ3A/s1496/SAVE_20220629_160407.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1496" data-original-width="1496" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUPp6zZ04uJvlUFE1Pu378qwmUVAVFKXRlPciVFK_ezYE6Yr0yZ2aplHJEpm8dGtj89AY4qp1crxI9_ESaNoj5gC-21qpi7r7LYENw9l_Ug6j7c97RQAoXTpIDL6fBPz9zmDG9dtxjGqsfG9AY_EssPj6aIFfGt2tCsafG-3pL0J847OjNVXj9SoWQ3A/s320/SAVE_20220629_160407.jpg" width="320" /></a></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: small;"><i>Mengejar ilmu agama sekaligus membiasakan anak-anak dengan masjid </i></span><p></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Aktivitas Rutin Paling Menantang</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Di antara sekian aktivitas rutin saya sepanjang hari, aktivitas yang paling menantang sekaligus melelahkan adalah saat harus menjadi "wasit" dalam pertengkaran anak-anak. Bahkan anak bungsu yang baru berusia 1 tahun pun sudah mulai bisa bertengkar dengan kakak-kakaknya. Perdebatan antara anak pertama dan kedua sudah menjadi rutinitas mereka, tiada hari tanpa berdebat. Bahkan pertengkaran fisik pun kadang terjadi, termasuk anak bungsu yang saat kesal kadang malah menjambak rambut kakaknya. Duuhh.. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kalau hanya berdebat, saya biasanya tidak ikut campur, saya biarkan mereka menyelesaikan sendiri permasalahannya. Kadang perdebatan bisa selesai dengan damai namun kadang tidak, sehingga ketika salah satu mengadu baru saya ikut urun pendapat. Sementara kalau sudah sampai ada yang menangis apalagi sampai melibatkan fisik, saya pasti akan langsung melerai dan mendamaikan anak-anak.</span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kalau ini menjadi rutinitas, capek loh mah. Bukan hanya capek fisik tapi juga hati, karena mendengar rengekan atau tangisan anak-anak yang berulang itu sering bikin kesal. Iya kan maahh? Apalagi seringnya alasan mereka bertengkar itu kan buat kita sepele (walau untuk mereka mungkin jadi masalah hidup mati. Hehe… ) Jadi ya memang butuh energi dan kesabaran ekstra untuk menahan kesal supaya kita nggak ikut-ikutan bertengkar dengan mereka. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Penutup</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Apa rutinitas saya yang itu-itu saja terdengar membosankan? Saya yang menjalaninya kadang bosan juga sih. Hehe.. Meski membosankan, tapi kalau dipikir-pikir sebenarnya kegiatan harian saya sebenarnya sangat fleksibel. <i>To do list</i>-nya mungkin sama setiap hari, tapi kapan setiap pekerjaan itu diselesaikan sangat bergantung pada kondisi anak-anak. Misalnya saja baju yang dicuci sejak subuh baru dijemur jam 2 siang, atau bahan masakan yang sudah dipotong-potong masuk kembali ke kulkas untuk diolah besok karena tidak sempat memasak dan memilih order makanan online saja. Atau bahkan jadwal makan siang saya yang mundur sampai jam 4 sore. Pokoknya jadwal saya benar-benar bergantung kondisi ketiga anak saya deh.</span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Meski kadang bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja, dan lelah dengan "kekacauan" yang dibuat anak-anak setiap harinya, tapi sebenarnya 24 jam bersama anak-anak itu seru, ada saja kelakuan maupun celetukan anak-anak yang lucu karena kepolosan mereka. Dan mengamati perkembangan mereka dari hari ke hari bagi saya cukup <i>priceless</i>. Mungkin kalau anak-anak semakin besar saya akan mencari kesibukan lain <strike>yang menghasilkan</strike>, tapi untuk sekarang ini saya masih menikmati repotnya mengasuh, merawat, mendidik, dan membangun kedekatan dengan mereka. </span></p><div><br /></div>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-10551557392799310942022-06-20T23:37:00.004+07:002022-06-20T23:39:15.984+07:00Contoh Untuk Sederhana<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tema <a href="https://mamahgajahngeblog.com/https-www-mamahgajahngeblog-com-tema-tantangan-juni-2022-parenting-mamah/">Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> bulan Juni ini adalah tentang <i>parenting</i>. Hmm,, tema yang cukup berat, mengingat ilmu saya yang masih sangat cetek soal <i>parenting</i>, dan gaya <i>parenting</i> saya yang jauuuuhhh dari kata sempurna. Yah, ngomel ke anak-anak masih jadi rutinitas harian, saya sering merasa kekurangan waktu untuk menemani anak-anak bermain, dan saya masih sering menutup hari dengan menyesali apa yang saya lakukan (atau tidak dilakukan) kepada anak-anak seharian itu. Tentu gaya <i>parenting</i> saya bukan contoh yang baik kan kalau begitu. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Gaya <i>parenting</i> seseorang terhadap anak-anaknya mau tidak mau pasti terpengaruh oleh gaya <i>parenting</i> yang diterimanya semasa kecil. Bisa jadi meniru gaya <i>parenting</i> orang tuanya, atau sebaliknya justru tidak meniru gaya <i>parenting</i> tersebut, mungkin karena gaya <i>parenting</i> yang diterima kurang menyenangkan sehingga tidak ingin diteruskan kepada anak-anaknya. Gaya <i>parenting</i> saya pun tentu dipengaruhi gaya y</span><span style="color: #38761d; font-family: georgia; white-space: pre-wrap;">ang saya terima dari kedua orang tua saya. Ada gaya yang saya suka dan saya tiru, namun ada pula yang tidak saya teruskan kepada anak-anak saya karena alasan tertentu. </span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Salah satu hal yang saya paling suka dan ingin saya tiru adalah bagaimana orang tua saya mendidik saya serta kakak-kakak dan adik-adik saya mengenai hidup sederhana dan merasa cukup. Secara umum saya dibesarkan dalam keadaan ekonomi keluarga yang cukup, tidak kekurangan tapi juga tidak terlalu berlebihan. Kebutuhan sehari-hari dapat selalu dipenuhi oleh orang tua, dan keinginan anak-anaknya yang sebenarnya bukan kebutuhan primer pun seringkali bisa dipenuhi. Namun yang saya kagumi adalah bagaimana orang tua saya bisa mendidik anak-anaknya untuk bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, juga bisa tetap memilih sederhana meskipun sebenarnya bisa untuk bergaya lebih. Kami anak-anaknya pun bisa selalu merasa berkecukupan dengan apa yang kami miliki tanpa terganggu ketika melihat orang lain punya lebih. </span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Merasa Cukup Adalah Kunci Bahagia</b></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ilmu selalu merasa cukup sebenarnya adalah kunci untuk selalu bahagia. Bayangkan saja jika kita tidak pernah merasa cukup dengan apa yang kita punya, kita akan selalu gelisah untuk mencari lebih lagi walaupun sebenarnya yang kita miliki sudah cukup untuk kita hidup nyaman. Sebaliknya jika kita merasa apa yang kita miliki sudah cukup, hidup kita akan lebih tenang karena tidak akan ada perasaan iri melihat apa yang dimiliki orang lain. Dengan hati yang tenang, tentu hidup akan lebih bahagia. Jadi hidup sederhana dan merasa cukup dengan kesederhanaan itu sebenarnya bisa membuat kita bahagia. </span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sikap itulah yang menurut saya berhasil diajarkan orang tua saya kepada anak-anaknya. Sejak dulu hingga saat ini kami tidak pernah terganggu dengan apa yang dimiliki orang lain namun tidak kami miliki. Misalnya saja saat dulu sedang <i>booming</i> semua orang menggunakan <i>handphone blackberry</i>, kami tidak ikut-ikutan ingin langsung membeli, karena kami tahu <i>handphone</i> yang kami miliki saat itu masih sangat layak pakai sehingga tidak perlu buru-buru diganti hanya untuk mengikuti tren. Atau ketika sekarang teman memakai tas-tas impor mahal bermerk, kami tidak memiliki keinginan membeli karena kami merasa tas lokal dengan harga murah yang sudah kami miliki pun cukup untuk membawa barang kami ketika pergi. Sejak dulu kami selalu mengutamakan fungsi dibanding gengsi.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsykZAN15aWUmUXiIcbiwzRmHQ6kUu-e-1VA7z86lrDBdoANnqIY991ZvNkuZpYOLwMyfjFlCHR6MR75JAea5yicpPtcEPq7hF0d7fV72gnEKwl3-EXUd7CSnARGQNKw4LB4xjIN04rjvEGjUcmEjKyQIdtA9bltowoBU9ausIGL_-8Jhy-A6SvD_aVQ/s1080/20220620_233612_0000.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsykZAN15aWUmUXiIcbiwzRmHQ6kUu-e-1VA7z86lrDBdoANnqIY991ZvNkuZpYOLwMyfjFlCHR6MR75JAea5yicpPtcEPq7hF0d7fV72gnEKwl3-EXUd7CSnARGQNKw4LB4xjIN04rjvEGjUcmEjKyQIdtA9bltowoBU9ausIGL_-8Jhy-A6SvD_aVQ/s320/20220620_233612_0000.png" width="320" /></a></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Contoh Adalah Metode Pendidikan Paling Nyata</b></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saya sempat berpikir bagaimana sebenarnya metode pengasuhan orang tua saya dulu kepada anak-anaknya sampai kami paham bahwa hidup sederhana dan merasa cukup dengan kesederhanaan itu akan bisa membawa ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Kesimpulan yang bisa saya tarik adalah, orang tua sejak dulu mencontohkan gaya hidup sederhana dan tidak pernah terganggu apalagi sampai iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Orang tua tidak pernah mencontohkan membeli barang secara impulsif yang tidak ada manfaatnya. Orang tua mencontohkan untuk memakai satu barang sampai usang dan baru membeli yang baru ketika memang dibutuhkan. Lalu orang tua juga sama sekali tidak pernah mengeluarkan komentar sedikitpun ketika melihat orang lain memiliki sesuatu yang lebih daripada kami. </span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Untuk anak-anak, contoh adalah metode pendidikan yang paling mudah diterima karena nyata. Tidak seperti nasihat yang abstrak dan sulit dimengerti, contoh bisa dilihat oleh anak-anak sehingga lebih mudah untuk dipahami dan ditiru. <i>Children see, children do</i>. Begitu pula orang tua saya, mereka mencontohkan kesederhanaan secara konsisten sejak saya masih kecil hingga dewasa, sehingga konsep sederhana dapat saya pahami, dan lebih mudah pula untuk saya tiru. Bahkan saking merasuknya didikan soal sederhana ini, saya sampai sering merasa aneh dengan orang yang lebih mementingkan gengsi daripada fungsi, dan rela menghamburkan uang untuk ikut bergaya mengikuti tren terkini.</span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2XgqTkN5k5t54sVRL2at316y__IZD9hsZe0Wr6fZ_DvkUv55X35PSlUuhkKAnIdxKsOYujeejV5UyTV2GSxuXBnJYD2uqwrhBjuqzg77VrSuZTZKSHq-I6Bg0SuChbFooY-33Bbk4j7AUogAUrtkBhoZkQr_oDe8EltCtxAhVKBo9RFIOU2UasB6UZA/s1280/hd-wallpaper-ga87101037_1280.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2XgqTkN5k5t54sVRL2at316y__IZD9hsZe0Wr6fZ_DvkUv55X35PSlUuhkKAnIdxKsOYujeejV5UyTV2GSxuXBnJYD2uqwrhBjuqzg77VrSuZTZKSHq-I6Bg0SuChbFooY-33Bbk4j7AUogAUrtkBhoZkQr_oDe8EltCtxAhVKBo9RFIOU2UasB6UZA/s320/hd-wallpaper-ga87101037_1280.jpg" width="320" /></a></div><i><div style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Jangan lupa untuk selalu bersikap baik, karena: children see, children do. </span></i></div></i><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Tantangan Saat Ini: Media Sosial</b></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saat ini saya cukup miris melihat banyak orang khususnya remaja hingga remaja dewasa yang tidak bisa mengukur kemampuannya. Demi bisa mengikuti gaya dari teman-temannya, banyak yang rela melakukan berbagai cara mulai dari memaksa meminta uang pada orang tua, bahkan hingga melakukan tindakan kriminal. Padahal itu semua hanya demi gengsi semata, tidak esensial untuk hidupnya. Misalnya merasa harus punya iPhone keluaran terbaru untuk bisa diterima dalam suatu lingkungan pergaulan, atau merasa harus segera punya mobil keren untuk bisa terlihat bergaya saat kumpul dengan teman-teman. Pemikiran seperti ini artinya mereka tidak bisa merasa cukup dengan apa yang sudah dipunya, dan pada akhirnya sulit untuk bahagia karena terus mengejar gengsi yang sebenarnya tidak sesuai dengan kemampuan. </span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah dipikir-pikir, saya rasa itu semua adalah hasil dari pengaruh media sosial. Lewat media sosial kita jadi sangat mudah melihat "kesuksesan" dan "kebahagiaan" orang lain yang ditampilkan di media sosial, lalu pada akhirnya membandingkan dengan kehidupan kita. Setelah membandingkan kita jadi mulai memiliki keinginan untuk ikut merasakan kebahagiaan yang sama. Padahal yang ditampilkan di media sosial itu belum tentu nyata, dan kita tentu tidak tahu apa yang sebenarnya ada di balik sebuah postingan foto atau video berdurasi pendek kan? </span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ini menjadi tantangan yang berbeda untuk orang tua sekarang dibandingkan jaman orang tua kita dulu. Di era saat ini di mana terjadi banjir informasi dari dunia digital termasuk media sosial, ada bekal lebih yang harus ditanamkan pada anak-anak yaitu ilmu memilah informasi yang perlu diserap. Tanpa ilmu ini kita akan kewalahan dengan banjir informasi dari media sosial, termasuk informasi "kesuksesan" orang lain (yang belum tentu nyata). Sebaliknya jika kita memiliki ilmu memilah informasi, kita jadi bisa membedakan mana informasi yang nyata dan palsu, serta mana informasi yang perlu diserap dan mana yang tidak perlu. Dengan demikian tidak akan ada informasi palsu yang bisa mempengaruhi hidup kita secara negatif. </span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Penutup</b></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><div style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Untuk dapat mendidik anak, kita sendiri harus sudah punya ilmunya, sehingga kita bisa mengajarkan dan mencontohkan kepada anak-anak. Misalnya jangan berharap anak akan punya ilmu agama yang kuat kalau kita sendiri untuk shalat saja masih bolong-bolong. Itulah mengapa menjadi orang tua itu harus cerdas dan berilmu, supaya kita bisa mendidik anak-anak dengan baik. Kita juga harus mampu memberikan contoh yang baik, karena anak-anak adalah peniru yang handal. Kalau kita mencontohkan kebaikan, InsyaAllah anak-anak juga akan mengikuti kebaikan yang kita ajarkan. Semoga kita semua dapat mendidik anak-anak dengan baik dan menghasilkan anak-anak yang berkualitas dan bahagia. Aamiin…</span></div><div style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div><div style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div><div style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglOUWOt0kyyWZ1NT6RrbzZEenwuStkx4WG3_Nkbq1ovdjFhhSTJSK8K6TL5Y3V8RiKTr8CHgddGKgf0lclCl16wNWBvV5lrw1yES8OUDX6iCSL0Fn4W2IkGwb8i9inIV-vEVaEiWlE-7fD3mDFd-lRzTGMVNUeqO7FLbg91YtIxKtJ5w0n5Mm5h1_g3g/s1000/banner%20Tantangan%20MGN%202022.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="1000" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglOUWOt0kyyWZ1NT6RrbzZEenwuStkx4WG3_Nkbq1ovdjFhhSTJSK8K6TL5Y3V8RiKTr8CHgddGKgf0lclCl16wNWBvV5lrw1yES8OUDX6iCSL0Fn4W2IkGwb8i9inIV-vEVaEiWlE-7fD3mDFd-lRzTGMVNUeqO7FLbg91YtIxKtJ5w0n5Mm5h1_g3g/s320/banner%20Tantangan%20MGN%202022.png" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-75534953697129842792022-06-12T07:18:00.002+07:002022-06-12T07:18:45.330+07:00Nutrisi Dalam Kehidupan<p dir="ltr" id="docs-internal-guid-17e2fdd2-7fff-33fc-1736-a5c9548d6d4c" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Baru dapat nasihat dari orangtua, baiknya ditulis supaya nggak lupa, syukur-syukur bisa dibaca orang lain dan jadi pengingat juga. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tubuh manusia terbagi menjadi 3 bagian: raga, hati, dan akal. Untuk bisa hidup dengan benar, baik untuk bisa berhubungan baik di dalam masyarakat maupun hubungan dengan tuhan, ketiga bagian ini harus dalam kondisi yang baik. Tidak boleh ada satu bagian yang error. Karena ketiga bagian ini menjadi satu kesatuan dalam diri seseorang, jika ada satu bagian yang tidak dalam kondisi baik atau error maka akan ada ketimpangan. Bisa jadi membuat hidup manusia tidak seimbang dan mengganggu hubungan manusia baik dengan orang lain maupun dengan penciptanya, dan hidup manusia akan jadi tidak sempurna. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Raga tentu dibutuhkan manusia untuk bisa menjalani kehidupannya di dunia. Orang yang raganya terganggu, misalnya sakit sampai harus terbaring terus jadi sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk dalam bersosialisasi dengan orang lain. Meskipun sekarang ini lebih mudah berhubungan dengan orang lain dengan adanya teknologi, tapi tetap saja ada keterbatasan jika raga kita tidak sepenuhnya sehat. Begitu pula dalam ibadah yang menjadi hubungan kita dengan Tuhan, meski sebagian ibadah masih bisa dilakukan dalam kondisi tidak sehat, tapi tentu ada keterbatasan dan akan berbeda dengan orang yang dalam kondisi raga yang sehat. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Hati yang baik juga menjadi kebutuhan dalam kehidupan manusia, khususnya dalam berhubungan baik dengan orang lain maupun dengan Tuhan. Orang yang tidak memiliki hati yang baik atau bahkan memiliki "penyakit hati", biasanya tentu akan sulit menjalani kehidupan yang baik dengan orang lain. Orang dengan hati yang kurang baik, misalnya mudah emosi, mudah dengki, tidak bisa menghargai orang lain, atau "penyakit hati" lainnya, biasanya akan sulit diterima di lingkungannya karena akan sering membuat orang lain tidak nyaman. Begitu pula hati yang tidak baik kepada Tuhan, misalnya tidak mau beribadah, tentu akan menghasilkan hubungan yang tidak baik pula dengan Tuhan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebagai pembeda antara manusia dan makhluk ciptaan Tuhan lainnya, akal manusia harus digunakan dengan baik. Kecuali jika kita ingin disamakan dengan binatang, misalnya. Karena hakikatnya semua orang memiliki akal, hanya pilihannya sajalah yang menentukan apakah akal tersebut mau diasah dan digunakan dengan baik atau tidak. Hidup tidak hanya berjalan lurus dan mudah, sehingga dalam kehidupan ini akal harus digunakan untuk menghadapi berbagai tantangan hidup. Manusia yang akalnya dalam kondisi tidak baik baik maka akan rentan frustrasi dan menjadi rapuh. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Kesemua Bagian Tubuh Membutuhkan Nutrisi</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Untuk selalu menjaga ketiga bagian tubuh itu dalam kondisi terbaiknya, kesemua bagian tubuh itu membutuhkan nutrisi. Nutrisi yang dimaksud berbeda-beda cara mendapatkannya, tidak hanya cukup dengan makanan bergizi seperti yang kita tahu selama ini. Makanan bergizi hanya untuk berguna untuk menjaga raga tetap sehat. Dengan kondisi raga yang sehat, raga kita bisa dimaksimalkan potensinya untuk melakukan berbagai hal baik untuk diri sendiri maupun orang lain.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Jika makanan bisa membuat raga tetap dalam kondisi baik, hati dan akal tidak bisa dicukupi nutrisinya dengan makanan. Lalu apa yang dibutuhkan hati dan akal untuk bisa selalu dalam kondisi primanya? Hati membutuhkan ilmu dan nasihat untuk bisa selalu dalam kondisi baik. Ilmu dan nasihat sebenarnya bisa didapatkan dari berbagai sumber. Semakin banyak ilmu maupun nasihat baik yang didapat, maka akan semakin baik juga hati kita. Seperti tanah, hati memang terus membutuhkan "siraman" berupa ilmu dan nasihat supaya tidak kering dan keras. Hati yang keras biasanya akan sulit memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, karena hatinya jadi kehilangan "rasa".</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sementara akal bisa mendapatkan nutrisi dari masalah yang terjadi dalam hidup manusia. Masalah diberikan oleh Tuhan bukan karena Tuhan membenci manusia, tapi justru Tuhan sedang mengasah akal manusia supaya semakin tajam dan kuat. Dengan adanya masalah, akal manusia dipaksa untuk berpikir mencari penyelesaian masalah, sehingga akal terasah untuk menjadi semakin cerdas dan kuat. Sebaliknya jika masalah selalu dihindari dengan kabur tanpa mencari penyelesaiannya, akal tidak akan pernah terasah. Padahal hidup sudah tentu tidak selalu mulus, justru biasanya semakin dewasa akan semakin berat masalah yang menerpa. Jika terbiasa untuk lari dari masalah, akal tidak terasah untuk menghadapinya, dan ketika masalah yang datang semakin berat, manusia itu akan mudah untuk frustrasi. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Penutup</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Raga, hati, dan akal sebagai satu kesatuan yang menyempurnakan hidup manusia harus selalu dijaga kondisinya. Nutrisi untuk ketiganya harus bisa dicukupi dengan baik. Makan makanan yang sehat dan olahraga yang cukup akan menjaga raga dalam kondisi baik. Mencari siraman ilmu dan nasihat yang baik akan menjaga hati tidak kering dan keras. Menghadapi masalah dengan berani akan melatih akal terus tajam dan kuat. Hidup yang selalu penuh rintangan akan kuat kita jalani jika raga, hati, dan akal kita kuat dan terpenuhi nutrisinya. </span></span></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-57766917099790582312022-05-31T15:51:00.009+07:002022-06-01T15:12:27.509+07:00Hola Tebu, Si Manis Alami<p style="text-align: left;"><span style="font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ketika mendengar bahwa tema terbaru untuk <b>Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog </b>adalah tentang <i>review</i> produk, saya sempat bingung apa yang harus saya ulas. Mau membuat ulasan produk makanan, belum lama ini saya mengulas tentang salah satu makanan khas Bandung, jadi saya memilih tidak menulis tema yang mirip. Mau membuat ulasan buku atau film, sudah lama saya tidak menamatkan membaca buku juga menonton. Mau membuat ulasan <i>skin care</i>, rasanya tidak pantas karena saya memakai <i>skin care</i> hanya ketika saya ingat, tidak rutin setiap hari. Mau mengulas barang <i>branded</i> berharga puluhan juta, pas dicari baru sadar oh ternyata saya nggak punya. Haha..</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Lalu saya melihat sekeliling rumah, mencari barang apa yang sekiranya bisa saya <i>review</i>. Lalu pandangan akhirnya tertumbuk pada satu pojok yang isinya tumpukan sedotan, <i>cup</i> plastik, dan plastik kresek aneka ukuran. Usaha saya dan suami kan menghasilkan sebuah produk: Hola Tebu. Bisa nih saya <i>review</i> sekalian promosi, kebetulan ini juga salah satu minuman favorit keluarga kami. Hehe.. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Si Manis Alami</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLMbmipuUDRZgmh5DSyqUGI_LykTnIgBdOocyn-xufG1jDvs1Yln0NiTrad0QjWgCmR7QZWkBhn32c-ogvPZHpPH_MS9lB9Ud2j4igM4av1xekbU-j31Qta5RlZNw353xLmmv3976UFOaLNv1GXiv4XfA1xe41ndKBj3do4-KVkqMkgkeh7wDF8fqs4g/s4624/IMG_20201228_071515.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="3472" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLMbmipuUDRZgmh5DSyqUGI_LykTnIgBdOocyn-xufG1jDvs1Yln0NiTrad0QjWgCmR7QZWkBhn32c-ogvPZHpPH_MS9lB9Ud2j4igM4av1xekbU-j31Qta5RlZNw353xLmmv3976UFOaLNv1GXiv4XfA1xe41ndKBj3do4-KVkqMkgkeh7wDF8fqs4g/s320/IMG_20201228_071515.jpg" width="240" /></a></div><span><div style="font-size: small; text-align: center;"><i>Ini dia si manis alami</i></div></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Es tebu sebenarnya bukan minuman baru, bahkan malah sudah ada sejak dulu. Hanya saja memang minuman ini tidak sepopuler minuman lain seperti misalnya kopi yang populer terutama beberapa tahun terakhir. Meskipun tidak terlalu populer, es tebu tetap selalu memiliki penggemar setia. Seperti suami saya yang membuka usaha es tebu karena sejak dulu suka minum tebu. Hehe.. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Hola Tebu adalah produk minuman es tebu yang mulai diproduksi pada tahun 2020. Es tebu sendiri adalah minuman yang dihasilkan dari batang tebu yang diperas hingga airnya keluar. Tebu yang merupakan bahan dasar pembuatan gula tentu sudah memiliki rasa yang manis, sehingga sari tebu yang dihasilkan dari memeras batang tebu juga sudah memiliki rasa yang manis. Tidak perlu menambahkan apapun, rasa air perasan tebu yang ditambahkan es sudah tentu manis dan menyegarkan. Meski berasal dari batang tebu yang adalah bahan baku pembuatan gula, manisnya minuman Hola Tebu pas dan tidak berlebihan atau dalam bahasa sunda sering disebut "<i>giung</i>". Jadi, manisnya Hola Tebu sudah pasti alami. Dan yang alami tentu biasanya lebih sehat kan ya… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Manfaat Air Tebu</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Walaupun sari tebu dan gula pasir sama-sama dihasilkan dari tebu, tapi kalori yang dimiliki keduanya berbeda. Kalori dalam gula pasir lebih tinggi daripada yang ada di dalam sari tebu. Karena itu, mengonsumsi air tebu lebih sehat daripada mengonsumsi gula pasir. Selain itu, indeks glikemik air tebu lebih rendah daripada gula pasir. Indeks glikemik adalah ukuran untuk menunjukkan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan diubah menjadi gula darah. Semakin tinggi nilai glikemiknya maka semakin besar pengaruhnya terhadap kadar insulin dan gula darah. Jadi konsumsi air tebu tidak terlalu cepat mempengaruhi gula darah, jadi bisa dikatakan lebih sehat. Dengan catatan diminum tidak berlebihan yaa… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Hola Tebu sama sekali tidak mencampurkan air apalagi gula pada produknya, jadi benar-benar 100% murni sari perasan tebu. Hanya ditambahkan es kristal untuk menambah kesegarannya. Rasa manis dari perasan tebu ini khas, tidak sama dengan rasa air gula. Tapi rasa khas nya itu yang justru ngangenin, jadi ingin minum lagi dan lagi terutama kalau matahari sedang panas-panasnya, segaarrr rasanya. Dan karena alami, jadi kalau minum Hola Tebu perasaannya <i>less guilty</i> dibandingkan kalau minum minuman lain yang <i>full</i> gula seperti misalnya boba, es kopi, milk tea kekinian, dan lain-lain. Padahal kan sama-sama manis. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; font-size: 11pt; text-align: center; white-space: pre-wrap;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyslvQ2e-FcR7_tCESZ-c08AimCrGEzWCrcx5SLeCJol2QEdmXmqd6-hOe4ILqd7eNXyuCS2ObeNniN-Qovz49dxzGaaiPsfQkRulLJ08aI9ZftLAr3KdNb4O6BF2jsQTyGxb81BvLrSRBIVF0BUR1D-9OTDvEWGJTgS5i8O2fV5B3DDi0yF1HHORUcg/s1280/Tebu%20Original%20Tanpa%20Es.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyslvQ2e-FcR7_tCESZ-c08AimCrGEzWCrcx5SLeCJol2QEdmXmqd6-hOe4ILqd7eNXyuCS2ObeNniN-Qovz49dxzGaaiPsfQkRulLJ08aI9ZftLAr3KdNb4O6BF2jsQTyGxb81BvLrSRBIVF0BUR1D-9OTDvEWGJTgS5i8O2fV5B3DDi0yF1HHORUcg/s320/Tebu%20Original%20Tanpa%20Es.jpeg" width="320" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Cantik ya warnanya, dan pastinya sih segerrrr</i></span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><br /></span></div><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Selain segar, minum sari tebu juga punya beberapa manfaat lain. Seperti misalnya meningkatkan energi karena sari tebu adalah salah satu sumber gula dan karbohidrat yang baik dengan indeks glikemik yang rendah. Sari tebu juga bisa menangkal efek radikal bebas karena adanya kandungan antioksidan yang tinggi di dalamnya, sehingga bisa menurunkan resiko kanker juga. Jika ada masalah pencernaan seperti sembelit pun, sari perasan tebu bisa membantu melancarkan sistem pencernaan karena kandungan serat di dalamnya. Sari tebu juga bersifat diuretik, sehingga mampu melancarkan buang air kecil dan membantu mencegah infeksi saluran kemih dan menjaga fungsi ginjal. Banyaknya manfaat sari tebu ini bikin nggak ragu untuk jajan Hola Tebu deh kalau lagi butuh minuman segar… </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Proses Higienis</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dulu, banyak penjual sari tebu yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Tapi kadang terlihat bahwa prosesnya kurang higienis. Misal batang tebu dibiarkan terkena debu dan knalpot kendaraan, atau mesin penggiling tebu yang terlihat kotor. Tapi tidak begitu dengan Hola Tebu, proses pembuatannya higienis. Setiap ada yang memesan, tebu baru akan diperas, sehingga pembeli bisa melihat seluruh prosesnya. Tebu yang digiling adalah tebu yang sudah dicuci bersih, terlihat dari batang tebunya yang berwarna hijau bersih. Meski merupakan kios pinggir jalan, Hola Tebu selalu menjaga tebunya agar terhindar dari kotoran dan debu dengan tidak menyimpan tebu di luar kios yang dekat dengan lalu lalang kendaraan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dalam melakukan proses penggilingan hingga pengemasan, penjual di Hola Tebu juga selalu menggunakan sarung tangan plastik sekali pakai untuk menjaga supaya tebu yang diperas tetap higienis, terhindar dari kotoran yang mungkin menempel di tangan. Tebu yang sudah diperas lalu dimasukkan ke dalam <i>cup</i> yang juga dijaga agar selalu bersih. <i>Cup</i>-nya pun ditutup dengan mesin press, bukan hanya dengan tutup plastik yang mudah tumpah. Es yang digunakan adalah es kristal yang memang jenis es untuk minuman, bukan es yang dibekukan sendiri, sehingga pasti lebih terjaga kualitas dan kebersihannya. Sedotan yang diberikan kepada pembeli juga sedotan yang dibungkus per satu sedotan, sehingga sedotannya pasti steril. Jadi jajan di Hola Tebu tidak perlu takut minumannya kotor dan tidak higienis. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfnk12DGq2LFDIcVu01-P818ZmOjQHn2VpJAn-A7YuAFYFbscCQwg9_dLhvfyKJjDHIluh-soxFC5ZSig2_P-oMHVRkIYzuVx4IJR6Y7zFumM4RZHw6fF4sRp7zSwFeii8ccAETyGLYeCoLQP0Z9hb-fa2aoSc_o-SM5AyHijd0VXT_DsLP54qgcX1hw/s1069/IMG_20220531_195701.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1069" data-original-width="930" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfnk12DGq2LFDIcVu01-P818ZmOjQHn2VpJAn-A7YuAFYFbscCQwg9_dLhvfyKJjDHIluh-soxFC5ZSig2_P-oMHVRkIYzuVx4IJR6Y7zFumM4RZHw6fF4sRp7zSwFeii8ccAETyGLYeCoLQP0Z9hb-fa2aoSc_o-SM5AyHijd0VXT_DsLP54qgcX1hw/s320/IMG_20220531_195701.jpg" width="278" /></a></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><div style="text-align: center;"><i>Proses penggilingan tebu</i></div></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Varian Rasa</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Hola Tebu memiliki beberapa varian rasa yang bisa dipesan, dan semuanya tentu tetap dijaga kealamiannya. Rasanya pun semua menyegarkan. Tinggal dipilih berdasarkan kesukaan. Ada varian original, lemon, yakult, mojito, kopi, <i>red summer</i>, dan <i>yellow tropical</i>.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Varian original adalah 100% air perasan tebu tanpa tambahan air maupun pemanis jenis apapun. Hanya ditambahkan es kristal jika ingin minuman dingin. Tapi kalau mau tanpa es juga bisa. Varian berikutnya ada lemon, yang tentu saja adalah sari tebu ditambah perasan jeruk lemon asli, bukan sekedar perasa. Buah lemonnya pun baru dipotong dan diperas saat ada yang memesan, jadi pasti segar dan alami kan? Varian selanjutnya ada yakult. Yakult yang ditambahkan ke dalam setiap <i>cup</i> Hola Tebu adalah satu botol, sehingga yakult yang digunakan selalu masih tersegel dan bersih. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ada juga varian mojito, yaitu sari tebu ditambah perasan lemon dan daun mint. Adanya lemon saja sudah menambah rasa segar dari sari tebu, ditambah lagi dengan daun mint tentu bisa lebih menambah sensasi kesegaran saat meminumnya. Makanya mojito ini jadi varian rasa favorit saya. Hehe.. Lalu tidak mau kalah dengan kedai-kedai kopi kekinian, Hola Tebu juga menyediakan varian kopi. Walaupun memang kopi yang digunakan masih kopi sachet, tapi rasanya tetap nikmat dan segar kok. Apalagi Hola Tebu lebih sehat karena bahan lainnya semua alami, tidak ada tambahan gula. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Varian lainnya adalah sari tebu yang ditambahkan buah asli, yaitu <i>red summer</i> dan <i>yellow tropical</i>. <i>Red summer </i>adalah varian sari tebu yang ditambahkan buah strawberry. Sementara <i>yellow tropical</i> adalah varian sari tebu yang ditambahkan buah nanas. Baik strawberry maupun nanas yang digunakan adalah buah asli yang dihancurkan dengan blender bersama air tebu. Lagi-lagi tidak ada penambahan air di dalamnya, sehingga manfaat air tebu dan manfaat buahnya tidak berkurang. Rasa manisnya tebu ditambah rasa manis-asam dari nanas maupun strawberry jelas menambah segarnya sari tebu.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Harga dari Hola Tebu ini juga masih terhitung murah dibandingkan minuman manis lainnya. Harga per cup minuman ini harganya berkisar antara Rp 8.000,- sampai Rp 15.000,-. Varian harga yang memiliki harga paling rendah adalah varian original, sementara yang paling tinggi adalah varian <i>red summer</i> dan <i>yellow tropical</i>. Terhitung murah kan? Bisa juga minta tanpa es, tapi kalau tanpa es harganya lebih mahal Rp 3.000,- karena cup-nya tetap diisi penuh. Oh iya, harga kalau beli langsung dengan harga di aplikasi <i>online</i> beda ya, kan ada potongan dari aplikasi itu sendiri. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0XFZHb6sAnQio-dczsAPPchxvDYw-rECKSSF41PclKiKFZLomZ4ZkrcvLAKYc0cpFn_dvBRlcKqs-JkPAKchc84_hmNskoYZOlPZZw6bk_FHqitFPLowfhVajxBo7bqOaQqS2VbkgROnvImJDjaramqFWliLaJHwf5pPWD6qGBXwz19Yht8OTM5fxzw/s1920/InShot_20220531_200925340.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1920" data-original-width="1920" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0XFZHb6sAnQio-dczsAPPchxvDYw-rECKSSF41PclKiKFZLomZ4ZkrcvLAKYc0cpFn_dvBRlcKqs-JkPAKchc84_hmNskoYZOlPZZw6bk_FHqitFPLowfhVajxBo7bqOaQqS2VbkgROnvImJDjaramqFWliLaJHwf5pPWD6qGBXwz19Yht8OTM5fxzw/s320/InShot_20220531_200925340.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Aneka varian Hola Tebu</i></span></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: x-large;"><b>Penutup</b></span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Saya awalnya tidak terbiasa minum sari tebu. Dalam pikiran saya, karena tebu adalah bahan dasar pembuatan gula, sari tebu rasanya akan seperti rasa air gula. Maka ketika pertama kali saya mencoba minum air tebu, lidah saya agak kaget karena ekspektasi yang salah, karena ternyata rasa sari tebu berbeda dengan rasa air gula. Tapi setelah saya mencoba lagi, ternyata rasanya sangat menyegarkan. Bahkan anak-anak saya pun suka, dan sering mereka minta saat cuaca sedang panas. Adanya berbagai varian dari Hola Tebu juga membuat saya dan anak-anak tidak bosan meminumnya. Walaupun tetap tidak untuk dikonsumsi terlalu sering ya, karena apapun yang berlebihan kan pasti kurang baik.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Oh iya kalau ada yang jadi "<i>kabita</i>" kepingin beli, <i>outlet</i>-nya ada di Antapani dan Ciwastra ya. Kalau malas keluar, di aplikasi <i>online</i> juga ada kok. Hehe.. </span></span></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-74918346977326338672022-05-25T10:05:00.001+07:002022-05-25T10:06:03.199+07:00Pentingnya Contoh Ayah Untuk Anak Laki-Lakinya<p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"> <span style="font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Suatu ketika pas aku lagi bersihin pupup Kia (1yo), Mas Alka (7yo) nontonin dan komentar. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Alka (A): iiiihhhhh.. Jijik yaaa bersihin e*k bayi. Susah ya bun jadi ibu-ibu tuh? </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Bunda (B): hahahaa.. Susah ya kelihatannya mas? </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">(</span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam hati ku bilang, apaan sih ni anak komentarnya kok tiba-tiba kayak dewasa banget, padahal masih bocah yang sering random. Hahaha</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">)</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">A: berarti enakan jadi laki-laki dong ya. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">B: (</span><span style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">komentar apa pulaaaa ini 😅</span><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">) nggak doong,, sama aja laki-laki dan perempuan sama-sama ada enak dan nggak enaknya. Lagian laki-laki juga harus bisa loh bersihin e*k bayi kaya gini.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">A: iya, tapi kan lebih sering ibunya yang bersihin e*k.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">B: iya memang lebih sering ibunya, karena kan memang ibunya jg yg lebih sering bareng sama bayinya. Tapi bukan berarti laki-laki nggak pernah bersihin e*k bayi kan. Harus bisa juga dong. Alka pernah lihat ayah ganti pampers Kia juga kan? </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">A: iya pernah. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">B: tuh berarti harus bisa dan harus mau juga. Kalau pas ibunya lagi pergi, masa pampers bayinya nggak diganti padahal penuh sama e*k? </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">A: iya sih ya. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Beres ngobrolin soal bersihin e*k bayi, langsung kepikiran betapa buat anak laki-laki contoh dari ayahnya itu penting. Sebagai laki-laki tentu dia harus punya role model seperti apa seharusnya laki-laki itu. Anak-anak belum punya kemampuan untuk memilah sikap yang baik dan kurang baik. Anak-anak hanya mencontoh. Jadi ketika mereka melihat orang dewasa mereka berbuat A, mereka akan langsung menganggap perbuatan A boleh dilakukan. Dan harus diingat, contoh selalu lebih melekat di pikiran anak-anak dibandingkan kata-kata. Jadi meski sudah diberi nasihat tentang perbuatan baik dan buruk, tapi ketika satu kali saja anak-anak melihat orang dewasa di sekitarnya melakukan perbuatan buruk, anak-anak akan langsung merasa perbuatan buruk itu boleh dilakukan. Coba saja tegur, mereka mungkin akan menjawab "tapi kan aku lihat ayah/bunda/om/tante/kakek/nenek/siapapun berbuat gitu, berarti aku juga boleh dong."</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Itulah mengapa menjadi sangat penting bagi sang role model untuk memberikan contoh perbuatan dan sikap yang baik. Dalam tulisan ini saya hanya ingin menyorot tentang sikap ayah dalam rumah tangga terhadap istri dan anak-anaknya saja ya. Anak laki-laki, terutama yang masih kecil, sudah pasti akan menjadikan ayahnya sebagai role model untuk menjadi laki-laki dewasa. Karena ayahnya itulah sosok laki-laki yang setiap hari dilihat oleh anak, sehingga apa yang dilakukan oleh ayahnya akan diserap dan bisa jadi akan dilakukan juga oleh anak. Apapun perilaku ayahnya, baik benar ataupun salah, akan dilihat lalu diserap dan dicontoh oleh anak.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Dalam contoh percakapan antara saya dengan anak saya, jika anak saya tidak pernah melihat ayahnya mengganti popok adiknya yang masih bayi, bisa jadi anak saya akan berpikiran bahwa mengganti popok adalah hanya tugas seorang ibu sementara ayah tidak perlu turun tangan. Padahal anak bukan hanya tanggung jawab ibu. Bahwa ibu yang lebih banyak memegang peranan mungkin memang betul, karena ada hal-hal yang hanya bisa dilakukan ibu, misalnya menyusui. Selain itu biasanya juga ibu memang akan lebih telaten dalam merawat bayi baru lahir. Tapi bukan berarti ayah tidak ikut terlibat sama sekali.</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Anak adalah tanggung jawab bersama ayah dan ibunya, bukan hanya salah satu. Anak bisa hadir di dunia karena hasil kerja sama ayah dan ibu, sehingga dalam mengurusnya pun harus ada kerja sama antara ayah dan ibu. Bahkan bisa dibilang bahwa ayah pun seharusnya bukan "membantu" ibu dalam merawat anak, tapi memang bersama-sama merawat anak. Kalau membantu kan kesannya itu tugas ibu, dan ayahnya hanya muncul saat ibunya merasa kerepotan. Padahal seharusnya tidak seperti itu, ayah sebisa mungkin ikut turun tangan dalam segala hal tentang merawat bayi dan bukan sekedar "membantu".</span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tidak hanya dalam urusan anak, dalam urusan rumah tangga pun suami sudah selayaknya ikut turun tangan. Ingat, bukan "membantu", tapi "ikut turun tangan". Karena rumah yang ditempati milik bersama, ditinggali juga bersama, barang-barang milik bersama dan digunakan bersama, jadi sudah selayaknya dalam mengurusnya pun dilakukan bersama-sama. Ketika rumah berantakan atau kotor, semua penghuni rumah sebenarnya bertanggung jawab untuk membersihkannya. Jangan sampai ada anggapan "itu bukan tugas saya", sehingga akhirnya urusan rumah hanya dibebankan kepada ibu sebagai orang yang lebih sering ada di rumah. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Pembagian tugas antara anggota keluarga boleh-boleh saja. Misalnya istri bertanggung jawab atas urusan dapur, suami bagian menyapu mengepel, dan anak-anak bertanggung jawab atas mainannya masing-masing. Tapi ketika ada salah satu anggota keluarga yang tidak bisa mengerjakan bagiannya karena suatu hal, anggota keluarga yang lain harus mau dan bisa mengambil alih. Misalkan ibu sedang sakit, tumpukan piring kotor tentu tidak bisa membersihkan dirinya sendiri kan? Jadi anggota keluarga yang lain harus mau dan harus bisa turun tangan. </span></span></p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebutan ibu rumah tangga tidak berarti segala urusan rumah tangga harus dikerjakan oleh ibu. Terlalu berat bagi Seorang ibu jika harus mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga sendirian, apalagi harus mengurus anak-anak yang masih kecil. Karena itu seorang ayah harus mau ikut turun tangan baik dalam urusan rumah tangga maupun mengurus anak. Tidak hanya meringankan beban ibu, tapi juga sebagai contoh untuk anak-anaknya. Jika ayah tidak pernah memberi contoh untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, anak (khususnya anak laki-laki) tidak akan tahu bahwa laki-laki juga bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga. Bila tidak dicontohkan sejak dini, anak tidak akan mau dan akhirnya tidak terbiasa untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Padahal seperti yang disebutkan sebelumnya, rumah adalah milik bersama dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawatnya. </span></span></p>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1985701237521302216.post-32034576504791414192022-05-19T21:13:00.002+07:002022-05-22T10:20:14.399+07:00Si Kenyal Asal Bandung<p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebagai orang yang lahir, besar, dan sampai sekarang masih tinggal di Kota Bandung, tentu banyak makanan khas Bandung yang sudah dicoba. Tapi tetap saja ketika ada <a href="https://mamahgajahngeblog.com/tantangan-mgn-mei-2022-makanan-khas-kota-mamah/">tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog</a> untuk menulis tentang makanan khas kota saya, saya kebingungan mau menulis apa. Saya termasuk orang yang makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Hehe.. Maksudnya, dalam urusan makan saya tidak pernah terlalu memperhatikan secara detail soal rasa, tampilan, komposisi, dan sebagainya. Selama rasanya masih <i>edible</i>, saya makan saja, yang penting kenyang. Hehe.. Makanya ketika diminta menulis tentang makanan, saya bingung harus menulis tentang apa, dan harus saya ulas seperti apa. </span></p><div style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Tapi lalu saya mendapat ide dari grup MGN ketika tersebut aneka makanan dari aci yang khas Bandung, sepertinya saya bisa mengulas jajanan ini. Nama-nama jajanan ini biasanya berupa singkatan dari cara pengolahan aci. Ada apa sajakah jajanan yang terbuat dari aci alias tepung tapioka yang tentunya bertekstur kenyal-kenyal nikmat? Yuk dilanjutkan membacanya kalau mau tahu lebih lanjut. </span></p><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>1. Cireng</b></span></p><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cireng sepertinya masih menjadi primadona dalam dunia kuliner aci. Keberadaannya tak lekang oleh waktu dan selalu dicari. Cireng atau aci digoreng adalah olahan aci yang diuleni kemudian dimatangkan dengan cara digoreng. Ada beberapa jenis cireng di Bandung, bisa dibedakan dari bentuk adonan hingga isiannya.</span></p><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Yang pertama adalah cireng <i>crispy</i> atau juga disebut cireng salju. Bentuknya tidak halus, ketika digigit bagian luarnya renyah sementara bagian dalamnya lembut dan kenyal. Biasanya cireng jenis ini dimakan dengan cocolan sambal rujak, atau ada juga yang diberi isian sambal bumbu kacang. Jenis yang kedua adalah cireng isi. Biasanya cireng jenis ini diuleni sampai kalis sehingga membentuk adonan yang halus. Adonan kemudian dipipihkan lalu diberi isian di dalamnya. Isian yang dimasukkan beragam mulai dari keju, baso, sosis, ayam, dan lain-lain. Meskipun sensasi memakan kedua cireng ini berbeda, tapi tentu saja keduanya sama-sama enak. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY40_Ce_WLckGWebSR01xScPdBE3LksSj9YsIGgWSM-sTpHzgmq90xski646J-12nTiP5OcifskV4nT3I_Td9YjuEf7OREqJkCiQeHxjEL-Ra-Pd80frRTzaeLIUgkaK-V9QgSB5PuUSiRDEipjdyoOgw09-pZd_A2jyDx7KyKmEY_II8VxMFRkcKNPA/s3416/InShot_20220519_120433504.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="1920" data-original-width="3416" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY40_Ce_WLckGWebSR01xScPdBE3LksSj9YsIGgWSM-sTpHzgmq90xski646J-12nTiP5OcifskV4nT3I_Td9YjuEf7OREqJkCiQeHxjEL-Ra-Pd80frRTzaeLIUgkaK-V9QgSB5PuUSiRDEipjdyoOgw09-pZd_A2jyDx7KyKmEY_II8VxMFRkcKNPA/s320/InShot_20220519_120433504.jpg" width="320" /></span></a></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><div style="text-align: center;">Cireng crispy dan cireng salju. Keduanya sama-sama menggugah selera kan? </div></span><div><div style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sumber gambar: </span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">https://resepedia.id/resep/cireng-isi-ayam-pedas</span></span></i></div><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>2. Cilok</b></span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cilok juga jenis jajanan yang mudah ditemukan baik di pinggir jalan maupun dalam bentuk <i>frozen</i>. Berbeda dengan cireng, cilok berbentuk bulat-bulat dan dimasak dengan cara direbus. Cilok juga sekarang banyak ditambahkan isian. Yang paling sering ditemukan adalah cilok isi jando sapi atau lemak sapi. Tapi ada juga yang ditambahkan telur, ayam, keju, atau daging sapi. Biasanya cilok dilengkapi bumbu kacang, bisa dicampurkan langsung atau menjadi cocolan. Itulah kenapa namanya cilok, kependekan dari aci dicolok karena cilok dimakan dengan cara dicolok dengan tusuk sate atau garpu. </span></p><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkQFf0XArFd9V6OtUp7uew6EjqoqGtIsWxNgALMlOus_yxA9s3cpoM2LB9oEGx1za3pYyLZ7o_W8eeoMDvlDh9OZORmCjx698MrOrev8_mHO6Huko8GDyspfiKbrX7FmwSW5Hq3lvzEgvuA1N0oSWoaHySYYHQJHD3aiPp9ySj7ULj22Q4kpoDcHtc0A/s4624/IMG_20220514_121820.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="2600" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkQFf0XArFd9V6OtUp7uew6EjqoqGtIsWxNgALMlOus_yxA9s3cpoM2LB9oEGx1za3pYyLZ7o_W8eeoMDvlDh9OZORmCjx698MrOrev8_mHO6Huko8GDyspfiKbrX7FmwSW5Hq3lvzEgvuA1N0oSWoaHySYYHQJHD3aiPp9ySj7ULj22Q4kpoDcHtc0A/s320/IMG_20220514_121820.jpg" width="180" /></span></a></div><div style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cilok isi dilengkapi tahu cilok dan sa</span><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">os bumbu kacang. Yum! </span></span></div><div style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: dokumentasi pribadi</i></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><p style="clear: both; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>3. Cilor</b></span></p><p style="clear: both; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cilor alias aci telor juga jajanan yang masih sering ditemukan di pinggir jalan Kota Bandung. Cilor bentuknya bulat seperti cilok, biasanya berukuran lebih kecil. Bulatan cilor yang sebelumnya sudah direbus hingga matang kemudian ditusuk dengan tusuk sate. Biasanya dalam satu tusuk terdapat 3-4 buah bulatan cilor, yang kemudian dibalur dengan telur kocok lalu digoreng hingga telurnya membentuk lapisan renyah. Cilor yang sudah digoreng tersebut biasanya dimakan dengan saus khas tukang jajanan pinggir jalan. Tahu kan, yang teksturnya encer dan warnanya jingga kemerahan itu loh. Rasanya sulit untuk berhenti makan cilor karena rasanya yang enak. </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilFT0FceTR-jdMB_zcD1LNOyOGacV5oYuel5u96tP24eKREyJzK5m9E4aiA3fRF19Icqlq_m0ZAir2ZV57tyNiQyvUMQE6ySbHaTS67ETxr_9qgY4XJ1XidFBS8ywP3r6U832yL5d-RKowUQA0EoSlYbmuYsNpe5eJUs8q2Elewqp36XYryCgSAOUuFw/s1200/15-55-52-1669591802406834-cilor.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="850" data-original-width="1200" height="227" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilFT0FceTR-jdMB_zcD1LNOyOGacV5oYuel5u96tP24eKREyJzK5m9E4aiA3fRF19Icqlq_m0ZAir2ZV57tyNiQyvUMQE6ySbHaTS67ETxr_9qgY4XJ1XidFBS8ywP3r6U832yL5d-RKowUQA0EoSlYbmuYsNpe5eJUs8q2Elewqp36XYryCgSAOUuFw/s320/15-55-52-1669591802406834-cilor.jpg" width="320" /></span></a></div><div style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;">Cilor yang sudah disiram saus nikmat siap disantap</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://resepedia.id/resep/cilor</i></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><p style="clear: both; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>4. Cimol</b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><p style="clear: both; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cimol adalah singkatan dari aci <i>digemol</i>. Dalam bahasa sunda, <i>digemol</i> artinya dibentuk bulat kecil-kecil. Bentuk adonannya memang mirip dengan cilok, hanya saja cimol dimasak dengan cara digoreng, sehingga sensasi memakannya berbeda karena cimol renyah. Cimol biasanya dimakan dengan dilengkapi bumbu tabur aneka rasa. Seperti rasa keju, jagung, balado, sampai cabe bubuk yang pedas. Cimol bulat yang renyah saat digigit ditambah bumbu tabur yang gurih pastinya nikmat untuk jadi camilan.</span></p><p style="clear: both; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Oh iya harus hati-hati ya kalau mau menggoreng cimol sendiri di rumah, karena kalau kurang tepat cara menggorengnya cimol bisa meledak. Tips yang saya tahu, jangan masukkan adonan cimol ke dalam minyak yang sudah panas, melainkan masukkan adonan saat minyak masih dingin. </span></p></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibU1xJMKxTrvMm1zVuhWEG2WI7UoEZldjFj5dQjAoZdfMwpU0lectbmH8M9Dp3qZ0W0Ecsc1DXcg2I99y1gzKlMDQbhPVA4vkm8n6f0guwC4bygxabPXSWpBza1zoH00dkrPhFqWPmqaTADwAFDhMKAhi7i6qsOqrZuNbrgFM4VA8iuB7sT8CsJborQQ/s1200/15-59-25-1669029029336961-cimol.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="986" data-original-width="1200" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibU1xJMKxTrvMm1zVuhWEG2WI7UoEZldjFj5dQjAoZdfMwpU0lectbmH8M9Dp3qZ0W0Ecsc1DXcg2I99y1gzKlMDQbhPVA4vkm8n6f0guwC4bygxabPXSWpBza1zoH00dkrPhFqWPmqaTADwAFDhMKAhi7i6qsOqrZuNbrgFM4VA8iuB7sT8CsJborQQ/s320/15-59-25-1669029029336961-cimol.jpg" width="320" /></span></a></div><div style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;">Cimol hangat dengat taburan bumbu gurih pedas, bisa berhenti makan nggak ya? </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://resepedia.id/resep/cimol</i></span></div><p style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p style="clear: both; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>5. Cilung</b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><p style="clear: both; text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Jajanan aci lainnya adalah cilung atau aci digulung. Dari namanya tentu sudah terbayang kan bagaimana cara masaknya? Berbeda dengan makanan aci lainnya yang biasanya adonannya bisa dibentuk, kalau adonan cilung dibuat encer dengan air yang banyak. Adonan encer tersebut lalu dimasak di wajan anti lengket sampai terbentuk lapisan tipis. Setelah itu tambahkan telur kocok sampai membentuk lapisan tipis juga di atas lapisan aci yang dimasak sebelumnya. Baru kemudian adonan tersebut digulung dengan menggunakan tusuk sate. Cara memasaknya memang agak <i>tricky</i>, karena harus bisa cepat dalam memasak setiap lapisan dan menggulungnya. Biasanya cilung ditambahkan taburan bawang goreng yang ditumbuk halus untuk melengkapi rasa gurih dari adonan aci dan telur yang sudah digulung di tusuk sate. </span></p><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div></div><p style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAgjDO4KH7NLPFhvZZPS-xH_C0VY80QThpM4224ZHdfGa1EgUVyc5r5xjJxZrupvfSG7BNKny5zwFcH1trI796YFpgKxM8x3X4EpNhkz9EXB4HNrPMS9wGz3eZvzym7B7_OkIYKRnXav-HsuYKAsFwDKg9yMJ5OKLpJ7B1RgkicTfAPjND95JcfmYdIg/s750/16-04-28-cilung.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="750" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAgjDO4KH7NLPFhvZZPS-xH_C0VY80QThpM4224ZHdfGa1EgUVyc5r5xjJxZrupvfSG7BNKny5zwFcH1trI796YFpgKxM8x3X4EpNhkz9EXB4HNrPMS9wGz3eZvzym7B7_OkIYKRnXav-HsuYKAsFwDKg9yMJ5OKLpJ7B1RgkicTfAPjND95JcfmYdIg/s320/16-04-28-cilung.jpg" width="320" /></span></a></p><div style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cilung yang sudah dibumbui dengan bawang goreng yang dihancurkan</span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><i>Sumber gambar: https://www.ayobandung.com/bandung/pr-79654242/kuliner-bandung-nikmatnya-cilung-dengan-cita-rasa-kekinian</i></span></span></div><p></p><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>6. Cimin</b></span></div><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cimin salah satu jajanan yang sempat banyak dijual di depan sekolah. Harga murah dan rasa enak tentu menjadi daya tarik bagi anak-anak sekolah. Cimin alias aci mini adalah olahan aci yang dipotong kotak-kotak kecil lalu direbus sampai matang. Selanjutnya aci tersebut ditambahkan telur kocok lalu dimasak hingga telurnya matang. Untuk menambah kenikmatan cimin, aci dan telur yang sudah dimasak tersebut dicampur dengan bumbu tabur aneka rasa. Gurihnya telur dan bumbu tabur yang bergabung dengan aci yang kenyal benar-benar godaan yang sulit untuk ditahan. </span></p><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPxKkpOqNuTlUe0_jJoVFmG_35pU4HpkS-o9eOkikLa-5HFSYhXJVmyI22piXvG4b-6JloPNbwdbjULiFkZtvCUrqpBMPpeb_7702C7erO9d3cFKUmKX_xZ7Z0VRe7tU8pw1i46oBShUCMY77cl-XMcBoKCq9PN3cm8KWOyFP5Arcjk4Vc4BpOPmXjfg/s401/16-07-47-Mar-19-Resep-Cimin-Khas-Bandung-Mudah-Praktis.jpg.webp" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="324" data-original-width="401" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPxKkpOqNuTlUe0_jJoVFmG_35pU4HpkS-o9eOkikLa-5HFSYhXJVmyI22piXvG4b-6JloPNbwdbjULiFkZtvCUrqpBMPpeb_7702C7erO9d3cFKUmKX_xZ7Z0VRe7tU8pw1i46oBShUCMY77cl-XMcBoKCq9PN3cm8KWOyFP5Arcjk4Vc4BpOPmXjfg/s320/16-07-47-Mar-19-Resep-Cimin-Khas-Bandung-Mudah-Praktis.jpg.webp" width="320" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;">Jajanan yang sempat hits dijajakan di sekolah-sekolah Kota Bandung</span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://www.resepkuerenyah.com/resep-cimin-cireng-mini/</i></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>7. Cipuk</b></span></p><div><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cipuk merupakan kependekan dari aci kerupuk. Dari namanya saja tentu bisa ditebak bahwa ada kerupuk di antara adonan aci. Kerupuk yang dimaksud adalah kerupuk bawang warna-warni yang bisa menambah cantik penampilan cipuk. Cipuk ini sebenarnya sangat mirip dengan cireng, hanya saja pada proses pembuatannya ditambahkan kerupuk. Cara makannya pun sama bisa dicocol dengan bumbu rujak atau bumbu kacang sesuai selera. </span></p><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Ada beberapa cara yang biasa dilakukan dalam membuat cipuk. Cara pertama mematangkan dulu kerupuk dengan cara direbus, baru kerupuk tersebut dicampurkan ke dalam tepung aci, kemudian baru digoreng. Cara lain adalah dengan memasak aci sehingga terbentuk adonan yang kental dan kenyal, kemudian adonan tersebut dibalut dengan kerupuk mentah yang sudah dihancurkan, baru digoreng sehingga menghasilkan lapisan luar kerupuk yang renyah dan di dalamnya aci yang kenyal. Ada juga cara lain dengan membuat adonan aci encer yang lalu dicampur dengan kerupuk setengah matang yang sudah direndam air panas, kemudian dimasukkan cetakan dan dikukus hingga matang, baru dipotong dan digoreng. Bagaimanapun cara pengolahannya, dapat dipastikan rasanya pasti enak dengan campuran kerupuk di dalamnya. </span></p></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWV41bEpRhLMaIi1oXTqcX1C1gKkRBLiqXNQ1Zr14wat1Y5y79o0Lfy_jt5sJT-yA4Sie0xQhDkGk-i_izuP41w9Pkj2i1viX0_iQKiKChorJiOJ1x_OxMGydW7xWJjIWh-yjsU-flhVDgZclEe6UF9MdYewi9QyF70cWIetYjV23g2lBPEu0211s9cw/s3415/InShot_20220519_183456864.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="3415" data-original-width="1920" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWV41bEpRhLMaIi1oXTqcX1C1gKkRBLiqXNQ1Zr14wat1Y5y79o0Lfy_jt5sJT-yA4Sie0xQhDkGk-i_izuP41w9Pkj2i1viX0_iQKiKChorJiOJ1x_OxMGydW7xWJjIWh-yjsU-flhVDgZclEe6UF9MdYewi9QyF70cWIetYjV23g2lBPEu0211s9cw/s320/InShot_20220519_183456864.jpg" width="180" /></span></a></div><div style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small; text-align: left;">Tiga metode pengolahan cipuk yang berbeda, tapi sama-sama menghasilkan gorengan yang nikmat</span></div><div style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://www.resepkekinian.com/?s=Cipuk</i></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>8. Cibay</b></span></p><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Cibay atau aci ngambay adalah olahan aci yang bentuknya mirip martabak telur. Adonan aci dimasak dulu hingga mengental, bisa ditambahkan aneka topping sesuai selera seperti ayam, daging, sosis, bisa juga dibuat pedas. Adonan yang sudah matang dan mengental lalu dimasukkan ke dalam kulit lumpia dan dilipat seperti martabak telur, baru kemudian digoreng. Camilan ini disebut aci ngambay karena ketika dibelah, adonan aci yang kenyal terlihat "ngambay" alias menjuntai keluar dari kulitnya. </span></p><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh66d2HTTRi4IKPNKgdUcTl73LT8GqtS6M1PStW4pnO6e3bIe_Hw-urHJqHVtVaCNlCMPcnrgXjSaVAuzirPEFNqjCSonhxETR63RdLjgDyH6Gl6JTP3DdzmL8BmEhBDXj0SbUEH6D71ikqaJ-SmRJMEXulfey-T4lf_lrG3AwkW2tZm05oYARTGJ-6bg/s750/17-30-23-5fc34654887eb.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="750" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh66d2HTTRi4IKPNKgdUcTl73LT8GqtS6M1PStW4pnO6e3bIe_Hw-urHJqHVtVaCNlCMPcnrgXjSaVAuzirPEFNqjCSonhxETR63RdLjgDyH6Gl6JTP3DdzmL8BmEhBDXj0SbUEH6D71ikqaJ-SmRJMEXulfey-T4lf_lrG3AwkW2tZm05oYARTGJ-6bg/s320/17-30-23-5fc34654887eb.png" width="320" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;">Sensasi melihat aci yang ngambay saat dibelah bisa menambah sedap cibay</span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;">Sumber gambar: https://www.kompas.com/food/read/2020/11/29/141800375/resep-aci-ngambay-jajanan-jawa-barat-yang-acinya-meleleh</span></div><p></p><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>9. Cirambay</b></span></p><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Olahan aci yang satu ini bentuknya panjang seperti kwetiaw. Adonan aci diuleni sampai kalis lalu dipipihkan sampai tipis kemudian dipotong panjang seperti kwetiaw dan direbus sampai matang. Untuk mengolahnya, cirambay biasanya dimasak dengan menggunakan saus cabe pedas seperti <i>chili oil</i> sampai berwarna merah menyala. Mungkin ini juga alasan kenapa makanan ini disebut cirambay, selain singkatan dari aci ngarambay alias aci yang menjuntai karena bentuknya panjang seperti kwetiaw, bumbu super pedasnya mungkin bisa membuat yang memakannya sampai berlinang air mata atau dalam bahasa sunda disebut <i>cirambay</i>. </span></p><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigjCEKofXXZAUobuq3YucVK3fSQLzl96A1Fsldem9xN6I6Fr8KezgZ3CedGvE6fkorcuYYXmBYWLLlarSoUz0H3YtRrgljlX75tvIp8kqg0R2gz43iA2Hwiy2elJLwcwUUCEZ11V2K4hSNBH5zsR65dnldRVGklnnJzOijSLonC3HimLg7EFZw-ANIdw/s360/17-32-54-image.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="360" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigjCEKofXXZAUobuq3YucVK3fSQLzl96A1Fsldem9xN6I6Fr8KezgZ3CedGvE6fkorcuYYXmBYWLLlarSoUz0H3YtRrgljlX75tvIp8kqg0R2gz43iA2Hwiy2elJLwcwUUCEZ11V2K4hSNBH5zsR65dnldRVGklnnJzOijSLonC3HimLg7EFZw-ANIdw/s320/17-32-54-image.jpg" width="320" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;">Warna merahnya benar-benar menggugah selera para pecinta pedas</span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://endeus.tv/resep/cirambay</i></span></div><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: Architects Daughter; font-size: large;"><b>10. Baso Aci</b></span></p><div><p style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Baso aci sebenarnya bentuk olahan dari cilok yang ditambahkan kuah dan <i>topping</i> lain. Cilok direbus bersama kaldu, bumbu, dan <i>topping</i> lainnya yang biasanya berupa keringan seperti batagor kering, siomay kering, pilus cikur, dan sebagainya. Kalau ditambah sambal pedas, kayaknya nggak cukup sih kalau makan hanya satu mangkok.</span></p></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioeG7niUZnCXqqjmwdqKPU2tiXeCTGRLVc2yPuhESMhou7AK8yOAJkdW9R_SFjxZc9YA-M0y4efCTOBg_caiBqC7ARGZDpsclmJ1huxx4SsbEkp4c23B6Cr2MjkpwtPQkO5-K4cwt7p66WrElqEst0lOPM5zm8MWBo23YplegUCpYyAxOXq4ie701i1w/s800/17-33-54-makan-baso-aci-unik-dan-berbeda-dari-yang-lain-di-3-tempat-ini-kM1I1h2AiS.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioeG7niUZnCXqqjmwdqKPU2tiXeCTGRLVc2yPuhESMhou7AK8yOAJkdW9R_SFjxZc9YA-M0y4efCTOBg_caiBqC7ARGZDpsclmJ1huxx4SsbEkp4c23B6Cr2MjkpwtPQkO5-K4cwt7p66WrElqEst0lOPM5zm8MWBo23YplegUCpYyAxOXq4ie701i1w/s320/17-33-54-makan-baso-aci-unik-dan-berbeda-dari-yang-lain-di-3-tempat-ini-kM1I1h2AiS.jpg" width="320" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;">Yakin cukup makan satu mangkok saja? </span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>Sumber gambar: https://lifestyle.okezone.com/read/2018/05/03/298/1894210/makan-baso-aci-unik-dan-berbeda-dari-yang-lain-di-3-tempat-ini</i></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">--------</span></div><div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span><div style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Sebenarnya semua olahan aci ini tidak terlalu sulit dibuat, bahannya mudah, prosesnya pun tidak terlalu merepotkan. Tapi kalau banyak yang jual, kenapa harus repot-repot masak kan? Hehe.. Ini sih saya yang sering lebih memilih beli saja daripada masak. Tapi jangan terlalu sering ya makan jajanan aci ini, karena meski mengenyangkan namun aneka jajanan aci ini tidak cukup bisa memenuhi kebutuhan gizi kita. Cukup jadikan ini makanan rekreasional saja. </span></div><p><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></p><div style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;">Nah, Kira-kira mana nih jajanan aci favoritmu? Atau malah ada yang belum pernah dicoba?</span></div></div><div style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEFbt9G4PrZEtiu_zlZtbaPdAt9sbsp6ZF3MlfQuzEWus8qSEohUv_AKxOfYY1Mo9pl4MC7l5QXC-vgmnYxovJmlVGl_sQ0xZgkbVgb-lGO7Tz5tsiC7D9WoR6Qddl0eicJiQ2-OWDMPzLvOy0kv77F7UEErbCzdJ37HSaHKNPtHkb04Z-sRfm9ONjFA/s1000/banner%20Tantangan%20MGN%202022.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="1000" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEFbt9G4PrZEtiu_zlZtbaPdAt9sbsp6ZF3MlfQuzEWus8qSEohUv_AKxOfYY1Mo9pl4MC7l5QXC-vgmnYxovJmlVGl_sQ0xZgkbVgb-lGO7Tz5tsiC7D9WoR6Qddl0eicJiQ2-OWDMPzLvOy0kv77F7UEErbCzdJ37HSaHKNPtHkb04Z-sRfm9ONjFA/w320-h224/banner%20Tantangan%20MGN%202022.png" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #38761d; font-family: georgia;"><br /></span></div>ecHa Adistahttp://www.blogger.com/profile/06380906275653397550noreply@blogger.com15