Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Kumpul Keluarga Mangkoewidjojo - Oktober 2022

Pas banget nih tema Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog bulan ini tentang kumpul-kumpul. Kebetulan ada "hutang" cerita yang belum sempat aku tulis di blog, yaitu cerita di awal bulan ini saat keluarga besar saya mengadakan acara kumpul keluarga. Cocok banget kan sama tema nulis kompakannya?  Terpisah oleh Covid Sejak pandemi melanda Indonesia di awal tahun 2020, kita seakan dipisahkan dari teman maupun kerabat. Merebaknya virus covid-19 di seluruh dunia memaksa kita untuk menjaga jarak dengan orang lain di luar circle utama kita. Termasuk dengan keluarga besar, terutama yang berada di luar kota. Kita tidak mau tertular virus yang mungkin ada di rumah kerabat tanpa kita ketahui. Pun sebaliknya kita tidak mau menularkan virus yang mungkin tidak kita sadari ada dalam tubuh kita, terlebih kepada keluarga sepuh yang lebih rentan terhadap virus. Jadi pertemuan dengan keluarga yang biasanya rutin dilakukan minimal saat lebaran, tidak bisa dilakukan selama beberapa tahun.  Selama pan

Kopi dan Aku

Ketika mendengar topik Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang kopi, sempat bingung mau menulis apa. Saya bukan peminum kopi, dalam artian saya memang sangat jarang minum kopi. Kopi bukan minuman favorit saya lebih karena lambung saya yang sepertinya tidak kuat, sehingga efek yang muncul setelah saya minum kopi sungguh tidak nyaman. Akhirnya lama kelamaan saya kapok minum kopi. Tapi meski bukan pecinta kopi, kopi tetap sering muncul dalam keseharian saya sejak dulu hingga sekarang.  Kopi dan Papa Orang terdekat saya yang punya hubungan sangat kuat dengan kopi adalah papa saya. Papa sejak dulu adalah peminum kopi, bahkan mungkin bisa dibilang "pecandu" karena tiada hari tanpa kopi untuk papa. Minimal 2 gelas kopi hitam papa minum setiap harinya, pagi dan sore. Bisa lebih kalau makan di luar rumah. Mungkin saking seringnya minum kopi, jika bagi orang lain kopi bisa membuat melek, bagi papa kopi sama sekali tidak berefek demikian. Minum kopi bercangkir-c

Belanjalah Sesuai Kebutuhan dan Kemampuan

  Belanja itu sering diidentikkan dengan perempuan. Konon katanya setiap perempuan itu pasti tukang belanja. Kalau bosan, belanja. Kalau bete, belanja. Kalau sedih, belanja. Kalau marah, belanja. Kalau senang, belanja juga. Apa iya? Pastinya sih tidak semua seperti itu ya. Mungkin memang ada sebagian orang yang menjadikan belanja sebagai hobi yang dilakukan sering dan terus menerus setiap ada kesempatan dan waktu luang. Hanya saja tidak semua perempuan seperti itu, seperti saya misalnya. Saya menjadikan belanja hanya sebagai kebutuhan dan bukan hobi. Saya rutin berbelanja hanya karena peran saya sebagai seorang ibu rumah tangga. Sudah menjadi tugas saya untuk membeli segala kebutuhan rumah tangga baik kebutuhan rumah, kebutuhan anak-anak, hingga kebutuhan suami. Berbelanja memang sudah menjadi rutinitas saya, tapi saya tidak menjadikan belanja sebagai hobi. Walaupun tidak dipungkiri kalau memang ada perasaan senang ketika berbelanja, tapi saya tetap tidak menjadikan belanja sebagai seb

Bergerak Yuk!

P erkembangan zaman, termasuk di dalamnya perkembangan teknologi sangat mempengaruhi gaya hidup manusia. Salah satu gaya hidup yang berubah dengan cukup signifikan adalah orang-orang saat ini semakin sedikit bergerak. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi membuat orang-orang terlena sehingga melupakan kebutuhannya untuk bergerak. Padahal kita semua tahu bahwa kurang gerak akan menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti misalnya obesitas, masalah pada jantung, tulang, dan organ-organ penting lainnya.  Anak-anak juga tidak luput dari ancaman kurang gerak akibat teknologi. Misalnya saja anak-anak yang hobi bermain gawai hanya duduk berlama-lama memainkan gawainya tanpa banyak bergerak. Bahkan karena belum punya kemampuan membatasi diri, kadang anak-anak justru lebih rentan kurang gerak jika tidak dibatasi waktu bermain gawainya. Karena itulah saya sebagai orang tua membatasi anak-anak memainkan gawai hanya pada weekend , itupun dibatasi jumlah waktunya. Selain itu saya juga selalu me

Ketika Kehilangan Cinta Untuk Diri Sendiri

Perasaan adalah suatu hal yang abstrak. Mudah sekali berubah-ubah. Begitu juga dengan perasaan cinta, sangat mudah berubah, naik dan turun. Yang awalnya cinta, lalu berkurang rasa cintanya, tapi bisa kemudian jatuh cinta lagi. Tidak hanya berlaku untuk rasa cinta kepada orang lain, rasa cinta kepada diri sendiri pun mudah berubah. Ada kalanya kita sangat mencintai diri sendiri, tapi ada kalanya kita seperti kehilangan rasa cinta untuk diri sendiri.  Itu yang sering saya rasakan, perasaan cinta yang naik turun untuk diri saya sendiri. Ada kalanya saya merasa sangat mencintai diri saya sendiri, tapi di waktu lain terutama ketika ada perasaan lain entah marah, sedih, atau kecewa, saya bisa kehilangan cinta untuk diberikan kepada diri sendiri. Biasanya saya "kehilangan cinta" untuk diri sendiri ketika ada trigger dari luar yang menyebabkan munculnya emosi negatif. Rasa kesal, marah, sedih, kecewa, takut, itu semua bisa memicu berkurangnya rasa percaya diri yang pada akhirnya men