Langsung ke konten utama

Nationalism vs Salary

Kalau ada tawaran kesempatan langsung kerja dan gaji cukup tinggi untuk fresh graduate, kira-kira nasionalisme bakal tergadaikan ga?


Australia, ternyata kekurangan SDM untuk mengurus negaranya sendiri. Mereka kekurangan orang yang berkualitas untuk membangun negaranya sendiri. Makanya, mereka pintar cari cara untuk menarik orang-orang berkualitas dari luar negaranya untuk membangun negaranya itu.


Aku denger dari kakak ipar aku. Katanya, Australia punya visa khusus untuk fresh graduate dari beberapa perguruan tinggi ternama Indonesia (katanya sih ITB ama UI aja, tapi katanya juga semua PTN di Indonesia -infokuranglengkap :P). Visa nya khusus untuk kerja. Tanpa perlu rekomendasi dari kampus ato perusahaan lain, tanpa perlu pengalaman, tanpa perlu repot sedikitpun, udah bisa langsung dapat visa dan dipastikan langsung ditempatkan sesuai bidangnya masing-masing. Soal gaji, gaji luar negeri hampir pasti lebih besar daripada dalam negeri lah ya,, terutama untuk fresh graduate tanpa pengalaman apa-apa.. Dan katanya lagi, setelah 3 ato 4 taun kerja itu, bakal langsung ditawarin dapet kewarganegaraan Australia. Dan pastinya dengan iming-iming bahwa warga negara Australia bakal dapat gaji yang beda (baca: lebih besar) dibanding warga negara asing.


Hari gini, kebutuhan hidup makin tinggi. Namanya gaji besar bakal menggiurkan sekali buat semua orang yang bekerja. Pertanyaannya, gimana dengan kasus di atas? Kira-kira, gimana nasibnya nasionalisme kalo pihak luar memberikan tawaran "menarik" di kondisi kehidupan yang makin berat sekarang ini?


Australia pinter, cari cara untuk menarik orang-orang pintar di negara orang untuk mengaplikasikan ilmunya untuk perkembangan Australia. Sedangkan Indonesia sendiri mungkin ga sadar bahwa aset bangsanya yang terbesar (anak muda berintelektual tinggi) mulai dicuri pelan-pelan sama negara tetangga.

Emank agak rumit sih, Indonesia sendiri mungkin masih sangat kesulitan memberikan kesempatan kerja dengan gaji tinggi buat para fresh graduate. Jangankan yang fresh graduate, yang udah pengalaman segudang pun sekarang mah kadang masih aja ada kesulitan bekerja. Emank kondisi Indonesia yang lagi ribet juga.. Tapi, biar gimanapun yang namanya aset bangsa haruslah dipertahankan. Jangan sampe Indonesia sendiri ga sadar bahwa penerusnya ternyata pelan-pelan udah kehilangan rasa cinta bangsanya. Kalau udah gitu, makin susah kan nahan mereka untuk tetap mengabdi pada bangsanya?


Apalagi sekarang, makin banyak orang yang kecewa sama bangsanya sendiri. Makin banyak yang nasionalismenya (entah sadar ato ga) mulai terkikis sedikit-sedikit. Kinerja pemerintahan yang memburuk, kepercayaan masyarakat ke pemerintah yang makin menurun, itu semua sangat berpengaruh sama tingkat nasionalisme yang ada di diri masing-masing orang.


Jadi, siapa yang bertanggung jawab kalau para generasi muda memilih hengkang dari negerinya sendiri? Tempatnya dibesarkan dan mencari ilmu?
Jawabannya sebenarnya ada di masing-masing orang.
Nationalism? Or Salary?

Komentar

Popular Posts

Garuda di Dada Timnas -> Salah??

Ada yang mempermasalahkan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. Padahal, timnas Indonesia sendiri lagi berjuang mengharumkan nama Indonesia di ajang Piala AFF 2010.  Ini 100% pendapat pribadi aja yah.. Apa sih yang salah dengan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas? Bukannya dengan adanya lambang Garuda di dada itu berarti mereka yang ada di timnas bangga jadi Indonesia dan bangga bisa berlaga di ajang internasional dengan membawa nama Indonesia? Bukannya dengan membawa lambang Garuda di dada itu berarti mereka akan makin semangat untuk main di lapangan hijau karna membawa nama besar Indonesia? Dan itu berarti Bang BePe dan kawan2 itu akan berusaha lebih keras untuk membuat semua warga Indonesia bangga? Pernah liat timnas maen di lapangan hijau? Pernah liat mereka rangkulan sambil nyanyiin lagi wajib INDONESIA RAYA? Pernah merhatiin ga kalo mereka sering mencium lambang Garuda yang ada di dada mereka setiap abis nyanyiin lagu INDONESIA RAYA? Pernah juga ga merha

Makanan Favorit di Setiap Masa "Ngidam"

Setelah bulan lalu saya gagal setoran karena kesulitan mencari waktu untuk menulis di sela-sela perubahan ritme kehidupan selama ramadan, bulan ini saya tidak mau lagi gagal setoran tulisan. Kebetulan tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang makanan favorit.  Sebenarnya kalau ditanya apa makanan favorit saya, jujur bingung sih jawabnya. Karena saya bisa dibilang pemakan segala. Buat saya makanan hanya ada yang enak atau enak banget. Hehe… Jadi kalau disuruh memilih 1 makanan yang paling favorit sepanjang masa, ya susah. Makanya ketika beberapa minggu belakangan ini saya sering terbayang-bayang satu jenis makanan, saya jadi terinspirasi untuk menjadikan ini sebagai tulisan untuk setoran tantangan bulan ini. Iya, saya memang sedang sering ngidam. Ngidam kurang lebih bisa diartikan keinginan dari seorang ibu hamil terhadap sesuatu, umumnya keinginan terhadap makanan. Ngidamnya setiap ibu hamil juga beda-beda, ada yang ngidamnya jarang tapi ada juga yang sering

Mama sang Wonder Woman

Mama adalah segalanya.. Mama adalah Wonder Woman terhebat yang pernah ada di dunia ini.. :) Di keluargaku, dan sepertinya juga hampir sebagian besar keluarga, mama merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam urusan rumah. Segala urusan rumah dari mulai cuci baju, cuci piring, bersih-bersih rumah, masak, dan sebagainya itu semuanya mama yang urus.. Anggota keluarga yang lain seperti suami dan anak-anaknya mungkin juga ikut membantu, kadang bantu mencuci, bersih-bersih, ato urusan rumah lainnya. Tapi tetap saja kalau dihitung-hitung, pasti porsinya jauh sama yang biasa dikerjakan mama. Belakangan ini aku lebih sering ada di rumah. Dan dengan semakin seringnya ada di rumah, semakin aku mengerti sibuknya mama di rumah mengurus segala sesuatunya sendiri. Sebagai seorang anak, pastinya sudah jadi kewajiban aku untuk bantu mama dalam mengurus rumah yang juga aku tinggali. Dengan aku sering ikut membantu mama melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, aku jadi tahu bah