Ketika membaca tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober ini, yaitu “Menyelami Orisinalitas dalam Adaptasi Karya Lintas Medium”, yang muncul pertama kali dalam pikiran saya adalah buku dan film “Imperfect”. Padahal banyak sekali judul film yang diadaptasi dari buku yang sudah saya tamatkan keduanya, tapi entah mengapa judul pertama yang terlintas adalah “Imperfect”. Karena satu dan lain hal yang membuat waktu saya tersita banyak di bulan ini, akhirnya saya memutuskan untuk mengulas film dan buku ini saja untuk tantangan, karena tidak sempat lagi memikirkan judul lain. Buku Nonfiksi, Film Fiksi “Imperfect” merupakan buku yang ditulis oleh Meira Anastasia. Judul lengkapnya sebenarnya adalah “Imperfect: a Journey to Self-Acceptance”. Buku ini merupakan buku non fiksi, berisi tentang curahan hati Meira tentang perasaan insecure yang dimilikinya akibat kondisi fisiknya yang dirasa jauh dari ideal. Juga bagaimana perjalanan yang dilalui Meira sampai akhirnya menemukan ...
Tren fesyen adalah sesuatu yang selalu berubah. Tahun ini tren dan banyak dipakai para pecinta fesyen, tapi belum tentu tahun depan masih akan banyak diikuti. Tidak hanya soal model, bahkan warna dalam fesyen juga sangat cepat berubah. Seperti warna sage yang sempat tren di 2023 lalu berganti burgundy di tahun ini. Mengikuti perubahan fesyen bisa merepotkan dan melelahkan karena perubahannya yang sangat cepat. Mengikuti tren fesyen juga bisa terasa boros dan berlebihan karena artinya tiap pergantian tren harus beli barang baru untuk mengikutinya. Jadi bagi kaum mendang mending seperti saya, lebih baik tidak usah terlalu ikut tren deh daripada harus terus beli barang baru demi mengikuti perkembangan fesyen. Meski begitu ada juga loh jenis fesyen yang tidak lekang oleh waktu, alias terus disukai dan dipakai oleh banyak orang sejak dulu hingga sekarang. Dalam tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini yang mengangkat tema “Tentang Fashion”, saya mau menulis tentang salah satu jenis...