Selama waktu masih terus berjalan, yang namanya hidup itu pasti akan selalu ada perubahan. Pagi saja akan selalu berubah menjadi siang, kan? Jadi hidup yang kita jalani ya pasti akan selalu ada hal yang berubah. Bisa perubahan dalam hal receh yang tidak terlalu terasa, tapi bisa juga ada perubahan besar yang membuat terkejut setengah mati.
Mamah Gajah Ngeblog mengajak menulis tentang seni bertahan menghadapi perubahan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini. Para mamah diajak untuk membagikan tips menghadapi perubahan yang mungkin bisa menjadi inspirasi untuk mamah-mamah lainnya. Saya sendiri tidak yakin punya tips khusus dalam menghadapi perubahan, karena pada dasarnya saya menjalani hari-hari dengan cukup slow, ada perubahan dalam hidup ya jalani saja dengan santai. Mengalir, ikut saja ke mana takdir membawa. Jadi mungkin bukan tips yang akan saya bahas, hanya sekedar berbagi pengalaman dan pengamatan saja.
Perubahan Dalam Kehidupan Anak-Anak
Semua orang pada kehidupannya akan terus mengalami perubahan, tidak terkecuali anak-anak. Justru sepertinya anak-anak bisa jadi lebih banyak mengalami perubahan dibanding orang dewasa. Misalnya saja kebanyakan anak kecil dalam hitungan beberapa tahun harus mengalami perubahan dalam hal berteman atau bersosialisasi. Yang awalnya tidak punya teman sebaya lalu punya teman di playgroup, lalu berubah teman di TK, dan berubah lagi saat ke SD. Belum lagi dalam hal fisik, kemampuan motorik, kemampuan bicara, dan banyak lagi perubahan lainnya yang sangat cepat terjadi di masa kanak-kanak.
Pada dasarnya semua orang pasti sudah memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan di sekitarnya. Hanya saja mungkin ada yang kemampuan adaptasinya sangat baik, tapi mungkin ada juga yang kurang. Tidak terkecuali anak-anak, mereka juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Namun anak-anak kadang masih harus dibimbing oleh orang dewasa untuk bisa beradaptasi dengan lebih baik.
Namun dari apa yang saya lihat selama saya mendampingi anak-anak saya menghadapi berbagai perubahan di tahun-tahun awal kehidupan mereka, kadang justru kepolosan mereka malah membuat mereka terlihat lebih mudah menghadapi perubahan dibandingkan dengan orang dewasa. Pola pikir mereka yang simpel membuat proses adaptasi juga terlihat simpel. Padahal proses menghadapi perubahan pasti merupakan hal yang tidak nyaman bagi mereka, tapi beberapa perilaku anak-anak yang akan saya tuliskan ini saya lihat bisa membantu mereka beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Tidak Kenal Istilah Overthinking
Anak-anak itu pemikirannya itu sangat simpel, setuju? Sepertinya tidak pernah ada anak kecil yang overthinking terhadap sesuatu. Berbanding terbalik sama orang dewasa yang malah sering overthinking, kan? Kadang orang dewasa itu terlalu banyak āwhat ifā yang biasanya malah jadi bikin khawatir berlebih. Akibatnya, menghadapi perubahan dalam hidup seringkali terasa berat.
Sementara anak-anak, dengan kepolosan mereka itu pikiran mereka hanya berisi hal-hal positif. Tidak ada pikiran negatif akibat terlalu banyak memikirkan āwhat ifā seperti yang saya sebut sebelumnya. Mereka hanya memikirkan yang terjadi saat ini tanpa pernah membayangkan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi nanti. Dengan demikian, mereka bisa menghadapi perubahan dengan lebih santai.
Ekspresif
Anak-anak cenderung lebih ekspresif dalam menyampaikan perasaan mereka dibandingkan orang dewasa. Jika merasa tidak nyaman, anak-anak biasanya akan langsung mengeluarkan emosinya. Entah lewat rengekan, tangisan, atau malah jeritan. Tapi setelah itu ya sudah, selesai. Setelah emosinya dikeluarkan, perasaan mereka biasanya akan menjadi lega.
Anak-anak juga cenderung lebih mudah untuk mengekspresikan perasaan lewat kata-kata, khususnya terhadap orang-orang yang terdekat dengan mereka. Misalnya kepada orang tuanya, biasanya mereka lebih nyaman mengeluarkan apa yang mereka mau atau bagaimana perasaan mereka tanpa terlalu memikirkan respon dari orang tuanya. Dengan demikian perasaan mereka menjadi lebih nyaman dan pada akhirnya menjadi lebih mudah juga bagi mereka untuk menghadapi perubahan.
Sementara orang dewasa kadang lebih sering memendam perasaan mereka dan akhirnya perasaannya malah semakin tidak nyaman. Curhat juga kadang tidak bebas dilakukan karena terlalu memikirkan respon apa yang mungkin diberikan oleh orang yang dicurhatinya.
Cari Support System
Dalam keadaan tidak nyaman biasanya anak-anak akan mencari dan mendekati orang-orang yang terdekat dengan mereka. Bisa orang tua, nenek, kakek, pengasuh, guru, atau orang lain yang mereka percaya yang bisa membuat perasaan mereka lebih tenang. Sejak dini mereka sudah bisa memilih support system yang bisa membantu mereka melewati masa-masa sulit akibat terjadi perubahan dalam hidupnya.
Support system memang menjadi hal yang sangat penting ketika berada dalam situasi kurang nyaman akibat ada perubahan dalam hidup. Tidak hanya anak kecil, orang dewasa pun membutuhkan support system yang baik untuk bisa membantu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Gampang Lupa
Anak-anak cenderung lebih mudah melupakan hal-hal kurang menyenangkan yang terjadi pada mereka. Pasti pernah lihat, kan, anak-anak yang bermain bersama, tiba-tiba bertengkar, tapi tidak lama kemudian mereka sudah bermain dan tertawa bersama lagi? Itulah anak-anak, mudah melupakan hal-hal yang kurang menyenangkan. Atau mungkin mereka bukan melupakan, tapi tidak menganggap hal yang terjadi sebelumnya itu penting.
Dalam menghadapi situasi tidak nyaman seperti menghadapi perubahan yang mendadak, sikap seperti ini bisa jadi membantu. Dengan cepat melupakan hal kurang menyenangkan, bisa jadi adaptasi akan bisa dilakukan dengan lebih cepat.
Penutup
Beberapa sikap dan perilaku anak-anak di atas tadi mungkin bisa saja dicontoh oleh orang dewasa supaya bisa lebih cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Tidak ada salahnya loh bagi orang dewasa mencontoh kepada anak-anak. Kalau memang sikap dan perilaku anak-anak tersebut bisa membantu bahkan untuk orang dewasa, kenapa tidak?
Iya juga ya kalau di-compare sama anak-anak, mereka lebih mudah menghadapi perubahan. Mungkin ya karena polos dan ngga ada pengalaman buruk sebelumnya jadi ngga gimana2.
BalasHapusMerasakan banget banyak belajar dari anak. Salah satunya dalam menghadapi perubahan ini. Makasih poin2nya yg menyimpulkan teh š¤
BalasHapusAnak-anak itu kadang memang guru yang sesungguhnya.
BalasHapusSetelah punya anak, saya sering memposisikan perasaan saya seperti mereka. Jadinya kadang saya ikut "kekanak-kanakan".
BalasHapusSaya kira itu biasa, eh lihat saudara-saudara saya kok pada serius ke anak-anak. Kayaknya gak cocok saya begitu š
Teh Echa, jeli sekali observasinya. Amazed saya bacanya. Benar juga ya Teh, banyak sekali yang bisa kita pelajari dari behavior anak anak, termasuk cara mereka menghadapi perubahan. Luar biasa. Teteh kepikiran aja ya melakukan pengamatan ini. Masya Allah.
BalasHapusTidak perlu trlalu banyak "what if" , ini yang masih harus rutin saya asah. Bismillah.