Langsung ke konten utama

Postingan

Nostalgia Kue Lebaran Eyang

Sudah memasuki minggu kedua Ramadan, artinya tidak lama lagi kita akan menjumpai hari lebaran. Baik yang mudik ke kampung halaman ataupun yang tidak ke mana-mana karena tidak punya kampung, pasti sama-sama punya makanan yang ditunggu di hari raya. Namanya hari raya, biasanya orang-orang akan sebisa mungkin menyediakan makanan spesial yang berbeda dari biasanya. Eh iya, nggak masalah kan ya lagi puasa ngomongin makanan. Hehehe… Untuk saya pribadi, saya ingin nostalgia ke masa kecil saya ketika lebaran di rumah eyang. Nggak bisa dibilang mudik ya, karena rumah eyang ada di tengah kota Bandung dan hanya berjarak 6 km dari rumah saya dulu. Ada satu kue yang saya ingat sekali selalu ada di meja makan rumah eyang, yaitu kue lapis legit. Lapis legit eyang mirip seperti yang di gambar ini, sangat moist dan seketika lumer ketika masuk mulut. Nyam... Sumber gambar: YouTube Kiko Kuliner Channel Lapis legit mungkin memang bukan makanan khas Bandung ya, tapi buat saya menjadi cukup khas hari raya k
Postingan terbaru

Harapkan, Doakan

  Tanggal 14 Februari 2024 jadi hari perayaan demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Semua warga berhak memberi suara untuk memilih pemimpin negara untuk 5 tahun ke depan. Tak usahlah ya bertanya siapa pilihan saya, cukup saya saja yang tahu. Mari tetap junjung saja salah satu prinsip pemilu: rahasia.  Sebenarnya topik politik adalah salah satu topik yang cukup sering saya hindari, baik di dunia maya maupun nyata. Saya sering tidak nyaman membicarakan politik. Tapi berhubung tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog di awal tahun ini adalah tentang “Harapan untuk Pemimpin Indonesia”, jadi ya sepertinya akan sedikit menyinggung soal pemimpin dan politiknya. Sedikit saja, karena saya tidak punya cukup ilmunya jadi tidak boleh juga ya berkomentar terlalu banyak.  Presiden Orang Terhebat Dulu, ketika masih kecil saya berpikir bahwa presiden adalah sosok yang sangat luar biasa, bisa memimpin sebuah negara super besar seperti Indonesia yang secara bentuk terpisah-pisah oleh lautan. Tapi sem

Dear Echa...

  Dear Echa…  Hai! Apa kabar, Cha? Kayaknya sudah lama ya nggak menyapa diriku sendiri. Gimana? Sibuk ya sama kehidupan “baru” sebagai ibu dengan 4 anak? Sampai-sampai lupa caranya ngobrol sama diri sendiri. Hehe… Masih adaptasi kan ya? Tapi semoga bisa cepat punya ritme yang paling pas ya dalam mengurus suami, rumah, beserta 1 anak SD, 1 anak TK, 1 balita, dan 1 bayi, juga menjalani peran-peran lainnya di lingkungan sosial.  Seru ya menjalani hari dengan 4 anak? Rumah nggak pernah sepi dari teriakan anak-anak. Kadang teriakan bercanda dan tertawa, tapi kadang berubah jadi teriakan marah dan nangis juga. Belum lagi rumah yang berantakan bikin makin pusing. Mainan yang bertebaran di seluruh penjuru rumah, lantai dengan tumpahan berbagai makanan, sink dapur yang nggak pernah kosong, cucian dan setrikaan yang nggak habis-habis. Kadang bikin senewen sih ya, dan pegal-pegal juga seharian bersih-bersih. Tapi jangan pernah lupa, Cha, suara teriakan mereka dan rumah yang berantakan itu menun

Sakha Abhiru Putra (part 2: Persalinan)

Sekitar jam 4.30 sore aku kabarin suami aku kalau aku sudah merasakan kontraksi intens. Suami tadinya mau jemput anak-anak dulu yang lagi ngaji di masjid. Tapi lalu ternyata adik ipar aku mau bantu jemput anak-anak, jadi suami langsung ke rumah jemput aku untuk segera ke klinik. Setelah angkut semua tas ke mobil, aku sama suami dan Kiana pergi ke rumah mama aku untuk nitipin Kiana dan minta doa dari mama papa. Akhirnya menjelang magrib aku dan suami pergi ke Klinik Mutiara Cikutra, tempat yang kami pilih jadi tempat bersalin.  Sekitar jam 6.30 malam kami tiba di KMC dan langsung disambut sama bidan jaganya. Aku dan janin langsung diperiksa di ruang observasi, dicek denyut jantung janin, frekuensi kontraksi, dan gerakan janin. Pembukaan juga dicek dan ternyata sudah bukaan 4. Bidannya langsung memperkirakan, karena sudah anak ke-4 sepertinya bukaan akan bertambah 1 cm setiap setengah jam, jadi kira-kira bayi akan lahir sekitar jam 10 malam. Entah kenapa persalinan kali ini aku santuy

Sakha Abhiru Putra (part 1: Kehamilan)

Ini cerita tentang anak keempatku, yang hadir di dunia di tanggal 8 November 2023. Sakha Abhiru Putra Pas bayi mungil ini hadir lewat 2 garis strip di testpack, jujur aja aku (dan juga suamiku) shock . Karena ya memang tidak direncanakan dan tidak disangka-sangka juga. Niat hati sih Kiana saja yang jadi anak bungsu, tapi ternyata Allah kasih rejeki lebih. Walaupun sempat agak stres ketika tahu hamil (karena aku overthinking dan ga yakin mampu jadi ibu beranak 4),  tapi pada akhirnya aku menerima kehamilan ini dengan lapang dada meski butuh waktu. Haha... Yah walaupun sampai akhir kehamilan tetap ada sih perasaan cemas dan takut yang selalu berujung pada pertanyaan "emang aku mampu ya?" Tapi support system di sekeliling aku meyakinkan bahwa insyaAllah aku akan dimampukan oleh Allah untuk menjadi ibu dari 4 anak.  Jadi, awal kehamilan aku ini ketahuannya seperti kehamilan pada umumnya, yaitu karena terlambat haid. Tapi saat itu karena aku dalam hati nggak pengen hamil, jadi s

Pergeseran Keinginan Dulu dan Sekarang

  Bicara soal keinginan, sudah pasti kalau manusia selalu punya keinginan yang tak ada habisnya. Mulai dari keinginan yang sederhana dan mudah dicapai seperti ingin makan siang nasi padang, sampai keinginan yang tak bisa dicapai seperti pindah ke Mars. Awalnya saya menulis ini untuk tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Agustus dengan tema "Keinginan yang Masih Ingin Dicapai." Tapi karena gagal saya post sebelum deadline , akhirnya baru saya post sekarang. Tema ini membuat saya berpikir apa keinginan terdalam saya selama ini, yang akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa telah terjadi pergeseran keinginan dari dulu saat masih single sampai sekarang jadi ibu beranak hampir 4. Mengesampingkan Keinginan Pribadi Ketika masih lajang, yang dipikirkan hanya diri sendiri. Jadi kebanyakan keinginan ya berpusat pada diri sendiri. Sementara sekarang, keinginan untuk diri sendiri seperti sudah default- nya untuk dikesampingkan. Misalnya saja dari hal yang sederhana seperti saat mak

Yang Bikin Ku Kangen Bandung

"Asli dari mana, bu?" "Hmmm,, yang jelas saya asli Indonesia sih. Hehehe…" Kira-kira beginilah cara saya menjawab kalau mendapat pertanyaan tentang asal. Karena saya sendiri bingung dan tidak punya jawaban pasti tentang asal usul diri saya. Hehe.. Mencoba menjawab tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini, sebelum mencari tahu apa yang mau diceritakan tentang daerah asal, saya harus mendefinisikan dulu apa itu daerah asal dan menentukan dari mana saya berasal.  Jawaban paling aman kalau ada pertanyaan soal "asal" ya jawab Indonesia saja. Hehe...  Jika bicara soal darah, kakek dan nenek dari papa saya sebetulnya berdarah Jawa, tapi keduanya lalu merantau ke Jakarta, sehingga papa saya lahir dan besar di Jakarta. Lalu keluarga besarnya juga sepertinya semua merantau ke Jakarta, jadi sejak papa kecil hidupnya dihabiskan di Jakarta saja. Dan sepertinya papa juga sudah merasa Jakarta adalah kota asalnya, terbukti dari papa yang setia menjadi Jakmania. H