Terakhir sampe mana ceritanya? Sampe ngurus rumah tangga yah? *eh? :D
Mari dilanjutkan..
Nah, gara-gara disuruh ganti topik (lagi) itu, kan aku jadinya males luar biasa. Progres perkembangan tugas akhir aku jadinya amat sangat lambat, malah nyaris ga maju-maju. Di titik ini, akhirnya sang papa turun tangan. Kayanya sih papa pusing liat anaknya ga menghasilkan apa-apa dan cuma diem aja ngejogrok di rumah! Hahaa.. FYI, papa kan satu almamater tuh sama aku, jadi kenal sama beberapa dosen aku yang adalah senior ato junior papa. Lalu, papa menghubungilah salahsatu dosen kenalannya, yaitu Pak DZ. Niatnya ngehubungin ya buat minta pendapat, minta bantuan, masukan, ato apapun lah yang bisa membantu aku bergerak! Lalu pergilah kami berdua ke kampus untuk bertemu sama Pak DZ ini.
Aku pernah diajar sama Pak DZ ini, dan emang Pak DZ ini mah baik sekali. Hanya saja,, Pak DZ ini kan dosen di KK-PPK (baca: Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota), sedangkan aku milih topik yang bukan tentang kota, aku mah milihnya topik yang terkait sama KK-SIWK (baca: Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota). Tapi ya tujuan dari pertemuan itu kan ngobrol-ngobrol dan membuka pikiran aku sih, jadi ga masalah.
Sampe di gedung PWK, naeklah aku dan papa ke lante 5, dan masuk ke lab Kota nyari Pa DZ. Lalu berbincang-bincanglah kita bertiga. Emm,, salah denk. Yang berbincang-bincang mah papa sama Pak DZ. Aku mah jadi pendengar sajah. Sekalian pemikir deng, kan obrolan papa sama Pak DZ itu aku pikirkan masak-masak, nyari ide terapdet soal TA aku yang mandeg itu. Dari obrolan selama sekitar satu jam itu, yang aku dapatkan adalah:
1. Pak Binsar mungkin lagi sibuk sama S3 nya, jadi mungkin agak susah konsen ke bimbingan mahasiswa. *damn
2. Topik soal Terminal Cicaheum bisa banyak dikembangkan, termasuk soal guna lahannya. Kalo mau topiknya soal guna lahan sekitar Terminal Cicaheum, bisa bikin time series perubahan guna lahan sekitarnya.
3. Ada rencana pembangunan Terminal di Gede Bage, kalau mau itu bisa diangkat juga dan dikaitkan dengan Terminal Cicaheum.
Ga cukup banyak emang yang didapet dari pertemuan itu. Tapi, yang paling penting sebenernya adalah, dengan papa ikut turun tangan, aku jadi sadar bahwa aku punya papa dan mama yang menunggu aku untuk menyelesaikan TA aku. Papa mama menunggu aku untuk sidang, menunggu aku untuk lulus, dan menunggu aku memberikan undangan wisuda. Dengan tersadarnya aku *baru sadar?* aku jadi mau berusaha mengumpulkan lagi semangat aku yang sempet terserak karna dihancurkan sang dosen pembimbing *halaaaaaahh*.
Jadi mulailah kembali aku mengerjakan si TA aku itu. Kembali nyari topik yang paling pas, teori, dan segala yg dibutuhkan. Akhirnya, setelah kesana kemari berkeliling dunia maya nyari teori, data, dan lain lainnya, yang aku pilih adalah mengangkat soal kebijakan Terminal Gede Bage itu, terus dikaitkan sama Terminal Cicaheum.
Mulailah aku mengerjakan TA (baca: mengetik karya tulis di word, bukan cuma keliling dunia maya). Dibuatlah proposal yang berisi bab 1 (pendahuluan) dan bab 2 (teori). Judul proposalnya waktu itu apa ya? Lupa, tp yg jelas ada kata kebijakan gitu deh. *lupa, saking banyaknya gonta ganti judul* Lalu pergilah aku ke kampus membawa proposal itu. Di sinilah bencana baru muncul lagi. *L.e.b.a.y*
Jadi begini. Dulu, Pak BN sang pembimbing itu pernah bilang, "kalo mau ketemu saya, pas sms ato telepon itu kamu udah di kampus, jangan masih di rumah". Artinya, aku harus udah di kampus dulu, baru boleh menghubungi beliau itu buat ketemu dan minta waktu. Nah, sialnya, pas aku udah bawa proposal itu, Pak BN malah mulai amat sangat susah ditemui. Mobilnya ga ada, ngetok ruangannya ga ada respon, sms ga dibales, telepon ga diangkat. Hhhh.. Menunggulah aku,, menunggu dan terus menunggu. Kali2 aja sms dibales, gitu. Menunggu, menunggu, dan menunggu. Sampe akhirnya hari itu berakhir tanpa hasil. Ga balik ke kampus lagi aja gitu si bapaknya, entah pergi ke mana. Dan sms tetep ga dibales. Bete ga? Ya iyalaaah.. Tapi masih sabar aja. Mari kita coba lagi besok, kata aku ngomong ke proposal di tangan.
Besoknya, aku coba lagi dateng ke kampus. Sampe depan gedung LFM tuh udah mulai agak bete. Knapa? BMW beliau tidak terlihat ada di parkiran gedung PWK. Apa ga ada lagi? Please jangan suruh aku nunggu lagi. Ternyata, pas naik ke lantai 4, ruang beliau sepi, gelap. Ruang dosen kumpul2 juga gelap, yang berarti ga ada orang di dalamnya. Terus,, di mana Pak BN??? *sigh* Lalu aku ngambil handphone, sms Pak BN. Tunggu,, tunggu,, tunggu. Ga dibales. Aku nongkrong aja gitu di lantai 4, ga ngapa2in. Cuma nongkrong, nungguin lift kebuka dan muncul Pak BN. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang, dan sms yang dikirim tak kunjung dibalas. Hadeuuuuhh.. Harus menunggu sampe kapan ini? Hari itu pun berlalu tanpa menghasilkan sesuatu *lagi*, Pak BN ga muncul lagi. Kemanakah beliau? Hanya Allah yang tau kayanya.
Begitu terus berkali-kali. Sampe akhirnya, entah keberapa kalinya aku ke kampus untuk menemui beliau itu, bisa juga ketemu sama beliau. Alhamdulillaaaaahh.. Duduklah aku di hadapan beliau, ngeluarin proposal yang udah jadi berapa hari yang lalu. Pas diliat sama Pak BN, mata beliau ternyata hanya diem di baris paling atas proposal: judul. Trus beliau bilang: "kebijakan?" sambil agak mengerutkan kening.
*feeling ga enak nih.
..bersambung lagi dulu deh..
Mari dilanjutkan..
Nah, gara-gara disuruh ganti topik (lagi) itu, kan aku jadinya males luar biasa. Progres perkembangan tugas akhir aku jadinya amat sangat lambat, malah nyaris ga maju-maju. Di titik ini, akhirnya sang papa turun tangan. Kayanya sih papa pusing liat anaknya ga menghasilkan apa-apa dan cuma diem aja ngejogrok di rumah! Hahaa.. FYI, papa kan satu almamater tuh sama aku, jadi kenal sama beberapa dosen aku yang adalah senior ato junior papa. Lalu, papa menghubungilah salahsatu dosen kenalannya, yaitu Pak DZ. Niatnya ngehubungin ya buat minta pendapat, minta bantuan, masukan, ato apapun lah yang bisa membantu aku bergerak! Lalu pergilah kami berdua ke kampus untuk bertemu sama Pak DZ ini.
Aku pernah diajar sama Pak DZ ini, dan emang Pak DZ ini mah baik sekali. Hanya saja,, Pak DZ ini kan dosen di KK-PPK (baca: Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota), sedangkan aku milih topik yang bukan tentang kota, aku mah milihnya topik yang terkait sama KK-SIWK (baca: Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota). Tapi ya tujuan dari pertemuan itu kan ngobrol-ngobrol dan membuka pikiran aku sih, jadi ga masalah.
Sampe di gedung PWK, naeklah aku dan papa ke lante 5, dan masuk ke lab Kota nyari Pa DZ. Lalu berbincang-bincanglah kita bertiga. Emm,, salah denk. Yang berbincang-bincang mah papa sama Pak DZ. Aku mah jadi pendengar sajah. Sekalian pemikir deng, kan obrolan papa sama Pak DZ itu aku pikirkan masak-masak, nyari ide terapdet soal TA aku yang mandeg itu. Dari obrolan selama sekitar satu jam itu, yang aku dapatkan adalah:
1. Pak Binsar mungkin lagi sibuk sama S3 nya, jadi mungkin agak susah konsen ke bimbingan mahasiswa. *damn
2. Topik soal Terminal Cicaheum bisa banyak dikembangkan, termasuk soal guna lahannya. Kalo mau topiknya soal guna lahan sekitar Terminal Cicaheum, bisa bikin time series perubahan guna lahan sekitarnya.
3. Ada rencana pembangunan Terminal di Gede Bage, kalau mau itu bisa diangkat juga dan dikaitkan dengan Terminal Cicaheum.
Ga cukup banyak emang yang didapet dari pertemuan itu. Tapi, yang paling penting sebenernya adalah, dengan papa ikut turun tangan, aku jadi sadar bahwa aku punya papa dan mama yang menunggu aku untuk menyelesaikan TA aku. Papa mama menunggu aku untuk sidang, menunggu aku untuk lulus, dan menunggu aku memberikan undangan wisuda. Dengan tersadarnya aku *baru sadar?* aku jadi mau berusaha mengumpulkan lagi semangat aku yang sempet terserak karna dihancurkan sang dosen pembimbing *halaaaaaahh*.
Jadi mulailah kembali aku mengerjakan si TA aku itu. Kembali nyari topik yang paling pas, teori, dan segala yg dibutuhkan. Akhirnya, setelah kesana kemari berkeliling dunia maya nyari teori, data, dan lain lainnya, yang aku pilih adalah mengangkat soal kebijakan Terminal Gede Bage itu, terus dikaitkan sama Terminal Cicaheum.
Mulailah aku mengerjakan TA (baca: mengetik karya tulis di word, bukan cuma keliling dunia maya). Dibuatlah proposal yang berisi bab 1 (pendahuluan) dan bab 2 (teori). Judul proposalnya waktu itu apa ya? Lupa, tp yg jelas ada kata kebijakan gitu deh. *lupa, saking banyaknya gonta ganti judul* Lalu pergilah aku ke kampus membawa proposal itu. Di sinilah bencana baru muncul lagi. *L.e.b.a.y*
Jadi begini. Dulu, Pak BN sang pembimbing itu pernah bilang, "kalo mau ketemu saya, pas sms ato telepon itu kamu udah di kampus, jangan masih di rumah". Artinya, aku harus udah di kampus dulu, baru boleh menghubungi beliau itu buat ketemu dan minta waktu. Nah, sialnya, pas aku udah bawa proposal itu, Pak BN malah mulai amat sangat susah ditemui. Mobilnya ga ada, ngetok ruangannya ga ada respon, sms ga dibales, telepon ga diangkat. Hhhh.. Menunggulah aku,, menunggu dan terus menunggu. Kali2 aja sms dibales, gitu. Menunggu, menunggu, dan menunggu. Sampe akhirnya hari itu berakhir tanpa hasil. Ga balik ke kampus lagi aja gitu si bapaknya, entah pergi ke mana. Dan sms tetep ga dibales. Bete ga? Ya iyalaaah.. Tapi masih sabar aja. Mari kita coba lagi besok, kata aku ngomong ke proposal di tangan.
Besoknya, aku coba lagi dateng ke kampus. Sampe depan gedung LFM tuh udah mulai agak bete. Knapa? BMW beliau tidak terlihat ada di parkiran gedung PWK. Apa ga ada lagi? Please jangan suruh aku nunggu lagi. Ternyata, pas naik ke lantai 4, ruang beliau sepi, gelap. Ruang dosen kumpul2 juga gelap, yang berarti ga ada orang di dalamnya. Terus,, di mana Pak BN??? *sigh* Lalu aku ngambil handphone, sms Pak BN. Tunggu,, tunggu,, tunggu. Ga dibales. Aku nongkrong aja gitu di lantai 4, ga ngapa2in. Cuma nongkrong, nungguin lift kebuka dan muncul Pak BN. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang, dan sms yang dikirim tak kunjung dibalas. Hadeuuuuhh.. Harus menunggu sampe kapan ini? Hari itu pun berlalu tanpa menghasilkan sesuatu *lagi*, Pak BN ga muncul lagi. Kemanakah beliau? Hanya Allah yang tau kayanya.
Begitu terus berkali-kali. Sampe akhirnya, entah keberapa kalinya aku ke kampus untuk menemui beliau itu, bisa juga ketemu sama beliau. Alhamdulillaaaaahh.. Duduklah aku di hadapan beliau, ngeluarin proposal yang udah jadi berapa hari yang lalu. Pas diliat sama Pak BN, mata beliau ternyata hanya diem di baris paling atas proposal: judul. Trus beliau bilang: "kebijakan?" sambil agak mengerutkan kening.
*feeling ga enak nih.
..bersambung lagi dulu deh..
aaaaaaaaaaaaa kok dikit amat siyy ..
BalasHapuskan penasaran :))
hahahaa.. tenang bul! insyaAllah mau dikebut sampe bener2 cerita graduationnya ko! sebelum aku lupa sensasi bahagianya! hehee..
BalasHapus