Langsung ke konten utama

Banyak Belajar dari Komunitas Tercinta

Sebagai seorang introvert, saya bisa dibilang tidak terlalu mudah untuk berteman. Kalau mau dihitung berapa banyak teman yang terhitung dekaaaattt sekali, bisa dihitung pakai jari tangan saja kok, saking memang sedikit sekali saya bisa berteman sampai sangat dekat. Tapi bukan berarti saya gak mau dan gak suka berteman ya, apalagi sampai disebut ansos alias anti sosial. Hanya saja, saya harus benar-benar merasa klop untuk bisa berteman dekat, dan proses sampai klop itu juga nggak bisa instan. Itulah kenapa saya hanya punya sedikit teman dekat, karena filter-nya banyak. Hehe.. 

Meskipun tergolong introvert, sepanjang hidup saya pernah beberapa kali masuk ke dalam suatu komunitas. Menurut saya, komunitas yang baik adalah komunitas yang di dalamnya bisa saling mendukung, saling membantu, dan bisa saling memberikan manfaat satu sama lain. Jadi komunitas yang baik bukan hanya bisa jadi tempat nongkrong dan ngobrol haha hihi, tapi juga bisa membuat kita menjadi lebih dalam berbagai hal. Jadi dari suatu komunitas yang baik ada yang bisa diambil manfaatnya dalam kehidupan kita. Dan dengan banyaknya manfaat yang bisa kita ambil dari suatu komunitas, tentu lama kelamaan akan muncul rasa cinta seiring dengan rasa membutuhkan terhadap komunitas tersebut. 

Saya pernah mengikuti beberapa komunitas, ada yang saya rasakan manfaatnya, ada juga yang tidak. Jika saya tidak merasa mendapat manfaat dari komunitas tersebut, biasanya saya tidak akan lama berada di komunitas tersebut, dan memilih untuk meninggalkannya. Saya akan menceritakan beberapa komunitas di mana saya bisa mendapatkan manfaat di dalamnya, dan tentunya menjadi komunitas yang saya cintai. 

FANDOM

Bergabung dengan suatu fandom, nggak melulu hanya tentang teriak-teriak saat melihat sang idola ya. Haha.. Mungkin ada yang berpikiran ngapain sih bergabung dalam fandom begitu, bisanya hanya teriak heboh kalau lihat idolanya. Tapi kalau dilihat dari sisi lain, ada juga kok manfaatnya. Dengan bergabung di fandom seperti itu, minimal kita dapat teman baru, yang kalau kita mau bisa membantu untuk membawa kita ke dunia yang lebih luas. 

Di masa remaja saya pernah menjadi penggemar grup band Ungu. Sampai sekarang sih saya masih suka lagu-lagu Ungu, tapi ya jelas sudah nggak seperti dulu ya cara menggemarinya. Hehe.. Dulu saya bergabung dengan grup Cliquers (nama fans Ungu) di Facebook. Di sana saya berkenalan dengan beberapa fans lain, dan kadang berdiskusi tentang Ungu, walaupun saya sih lebih sering hanya mencari update event dari Ungu. Pada suatu hari saya melihat ada pengumuman lomba menulis blog tentang ibu, dalam rangka promosi lagu baru Ungu berjudul Doa Untuk Ibu. Saat itu saya baru mulai menulis blog, jadi masih rajin banget buat postingan. Lalu saya daftarkan salah satu tulisan saya untuk diikutsertakan ke lomba itu. Tujuan saya sebenarnya hanya ingin ikut berpartisipasi saja di event milik Ungu, tapi ya siapa tahu beruntung kan bisa dapat hadiah juga dan bertemu Ungu saat penyerahan hadiah. Hehe.. 

Singkat cerita, pada hari pengumuman lomba saya mendapat email bahwa ternyata saya termasuk dalam 20 juara nominasi (atau sebutan lain untuk juara harapan), dan berhak mendapat hadiah juga. Sayangnya karena bukan juara 3 besar jadi gagal deh untuk bisa bertemu Ungu. Hehe.. Tapi hanya dapat juara nominasi pun saya sudah luar biasa senang dan bangga, karena dapat berbagai hadiah merchandise Ungu juga. Dan yang lebih penting, itu pertama kalinya tulisan saya menang lomba. Dan sejak saat itu saya jadi semakin getol menulis dan beberapa kali mencoba ikut dalam lomba menulis juga. 

beberapa hadiah yang saya dapatkan dari lomba blog, antara lain merchandise Ungu berupa tas, topi, kaos, jaket, ditambah dua buah novel, voucher, dan produk dari sponsor Gery Chocolatos. 


EKSTRAKULIKULER

Saya sebenarnya agak bingung nih, ekstrakurikuler di SMA bisa termasuk dalam komunitas atau nggak. Tapi akhirnya saya putuskan untuk dimasukkan saja, karena untuk saya ekskul yang satu ini bukan sekedar kegiatan tambahan di sekolah, tapi sudah merasuk ke dalam jiwa. Cailaaahhh.. Ekskul ini buat saya selama di SMA porsinya sama besar dengan kegiatan formal di kelas, bahkan mungkin malah lebih banyak waktu yang saya habiskan untuk kegiatan ekskul daripada kegiatan di kelas. Hehe.. Dan bahkan setelah lulus SMA pun saya masih suka datang ke kegiatan yang diadakan ekskul ini, makanya akhirnya saya putuskan untuk memasukkan ekskul ini sebagai salah satu komunitas yang saya cintai.

Ekskul yang saya maksud adalah KPA3 alias Keluarga Paduan Angklung SMAN 3 Bandung. Awalnya saya masuk ke ekskul ini hanya karena saya suka musik saja. Tapi ternyata, mendaftar KPA3 adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat. Nggak lebay loh, karena benar-benar banyaaaakkk sekali pengalaman berharga dan pelajaran yang bisa saya dapatkan dari KPA3. Saya bisa setiap hari berkegiatan di KPA3, sejak pulang sekolah dan kadang sampai malam. Bahkan di hari Minggu pun kadang saya ke sekolah untuk kegiatan KPA3. Itulah kenapa sebelumnya saya bilang mungkin porsi "belajar" di KPA3 sama besarnya dengan porsi belajar di kelas. 

Hal ini juga pernah jadi masalah antara saya dengan orangtua sih, saya pernah diomeli habis-habisan karena sering pulang malam sampai seringkali melewatkan waktu ngaji yang biasanya rutin saya ikuti. Lalu apakah saya menyesal? Nggak. Hehe.. Saya akui bahwa yang saya lakukan saat itu salah, karena ada pergeseran prioritas dari mengaji ke kegiatan ekskul. Tapi pengalaman yang saya dapatkan sebenarnya luar biasa, jadi nggak ada yang saya sesali. Berantem sama orangtua saja kan jadi pelajaran buat saya  karena saya jadi tahu caranya speak up untuk mempertahankan keinginan saya dan menjelaskan pada orang tua bahwa kegiatan yang saya ikuti sebenarnya bermanfaat. 

KPA3 memang ekskul musik, tapi ilmu yang saya dapatkan nggak melulu soal musik. Selain ilmu soal musik seperti belajar mengaransemen lagu, banyak pelajaran hidup yang bisa saya ambil selama berada di KPA3. Saya belajar percaya diri karena sebagai pemusik saya harus tampil di atas panggung menghibur banyak penonton. Bahkan kepercayaan diri saya semakin terasah ketika posisi saya di tim tidak hanya menjadi pemain angklung melainkan sering menjadi conductor alias pemimpin dari tim yang tampil memainkan musik. Salah satu pengalaman terindah ketika menjadi conductor tim adalah ketika tim yang saya pimpin berhasil membawa KPA3 menyabet posisi juara pertama dalam Festival Paduan Angklung ITB tahun 2005. 

Selain itu saya juga belajar menjalankan organisasi dengan segala kesulitannya, karena saya sempat berada di jajaran calon ketua namun tidak terpilih dan berakhir menjadi bendahara. Saya juga belajar mengelola event, karena KPA3 rutin mengadakan konser secara mandiri. Saya juga belajar marketing karena untuk mengadakan konser kami harus mencari sponsor yang bisa mendanai acara kami. Saya ingat betapa groginya saya ketika pertama kali harus berkeliling rumah alumni SMA 3 ataupun perusahaan sambil membawa proposal acara untuk meminta bantuan sponsor. Kemampuan berbicara saya jadi terasah karenanya, padahal sebelumnya saya orang yang pendiam dan pemalu. 

contoh konser yang pernah diadakan oleh KPA3, yang membuat saya "naik level" di bidang marketing


Pengalaman terindah sekaligus memberikan saya pelajaran yang luar biasa besar adalah ketika saya terpilih dari sekian banyak anggota KPA3 yang mendaftar menjadi anggota tim muhibah angklung yang berkesempatan berkeliling berbagai negara di Eropa. Muhibah yang dilakukan dinamai Expand The Sound of Angklung (ESA) dan dilakukan tahun 2004 sehingga tim yang terbentuk itu dinamai tim ESA 2004. Di tim tersebut saya dilatih keras dalam hal musik sampai fisik, juga dipaksa untuk melakukan marketing gila-gilaan karena jelas perjalanan ke Eropa untuk 35 orang selama 40 hari membutuhkan dana yang luar biasa besar yang harus kami kumpulkan dari banyak sponsor. Ketika akhirnya perjalanan berhasil dilaksanakan, saya dilatih mandiri karena selama 40 hari perjalanan saya sepenuhnya harus mengurus diri saya sendiri. Itu pertama kalinya saya pergi jauh dan lama tanpa didampingi orang tua. 

Berada jauh di negeri orang dan membawa nama Indonesia juga membuat saya semakin cinta dan bangga terhadap negara kita. Saya sungguh merinding ketika kami membawakan sendiri lagu kebangsaan Indonesia Raya pada pembukaan Aberdeen International Youth Festival 2004 sambil kami melihat bendera Indonesia dikibarkan bersama bendera negara lain yang juga menjadi peserta festival. Kami juga dibuat menangis ketika membawakan lagu nasional Tanah Airku, Indonesia Pusaka, dan Rayuan Pulau Kelapa pada upacara peringatan kemerdekaan 17 Agustus di KBRI Praha, Republik Ceko. Kebanggan dan kecintaan saya akan Indonesia menjadi berlipat ganda sejak bergabung dalam KPA3, khususnya tim ESA 2004.

Tim ESA 2004 berfoto sebelum membawakan lagu Indonesia Raya di pembukaan Aberdeen International Youth Festival di Skotlandia

Pengalaman perdana melakukan upacara kemerdekaan di luar negeri, rasanya terharu dan merinding

Berkesempatan mengelilingi 6 negara di Eropa tentu sebuah pengalaman yang berharga sekali. Saya bahkan saat itu belum pernah bermimpi bisa menginjakkan kaki di Eropa, tapi ternyata saya mendapatkan kesempatan mendatangi 6 negara sekaligus. Ketika pertama kali turun pesawat di Bandara Frankfurt, saya (dan teman-teman yang lain juga) cukup norak berteriak kegirangan karena bisa menginjak tanah Eropa. Hehe.. Bahkan sampai pulang kembali ke Indonesia, saya masih suka merasa bahwa saya masih berada dalam mimpi. Oh iya, perjalanan kami bahkan dituangkan menjadi buku loh oleh Kang Maul, salah satu pemimpin perjalanan tim ESA 2004. Judul bukunya "40 Days in Europe".

Mimpi apa coba kami yang hanya anak SMA bisa berfoto dengan latar Menara Eiffel


ALMAMATER

Ada satu lagi komunitas yang sungguh banyak memberikan manfaat dalam kehidupan saya hingga saat ini, dan karena itu tentu saja saya mencintai komunitas ini. Komunitas ini saya rasa adalah komunitas paling positif yang pernah saya lihat: ITBMotherhood. Ketika pertama kali saya masuk ke dalam grup di Facebook dan membaca thread di dalamnya, saya langsung merasakan aura positif dari grup ini, karena anggotanya saling membantu dan mendukung satu sama lain. Apapun pertanyaan yang diajukan di grup pasti mendapat jawaban, bahkan curhat sekalipun pasti mendapatkan dukungan dari anggota lain. 

Ketika saya baru mempunyai anak dan masih meraba-raba dalam menjalani peran sebagai ibu, banyak kebingungan yang muncul dan sering saya tumpahkan di grup ITBMH. Dan setiap kali itu pula saya mendapat timbal balik baik berupa jawaban atas kebingungan maupun hanya sekedar dukungan. Setiap membaca balasan dari anggota lain sungguh hati saya rasanya hangat. Yang sering kali membuat saya terharu adalah bahwa mereka yang membalas itu kan sebenarnya sama sekali nggak kenal sama saya, tapi bisa membuat hati saya hangat ketika saya lagi galau. Kan hebat banget ya. Saya belajar banyak soal empati dan bersyukur dari grup ini. Melihat orang lain memiliki masalahnya masing-masing yang beragam tingkat kesulitannya, membuat saya sering merasa diingatkan untuk selalu bersyukur sekaligus membangun empati. Kebiasaan saling memberikan dukungan tanpa pandang bulu juga terbentuk berkat grup ini. 

Melihat mamah-mamah yang luar biasa produktif dalam bidangnya masing-masing juga membuat saya ingin ikut produktif. Melihat betapa ramainya pasjum (yang sekarang berubah jadi market day) membuat saya sempat mencoba berdagang menjual pakaian anak. Ya walaupun nggak bertahan sampai sekarang karena saya sempat kesulitan membagi waktu ketika melahirkan anak kedua, tapi sempat merasakan serunya menerima banyak orderan sungguh menjadi pengalaman berharga juga dalam menjadi IRT yang lebih produktif. Atau ketika saya menemukan subgrup yang sesuai minat saya seperti MGN, saya juga dipacu untuk jadi lebih produktif dalam bidang menulis. Tulisan ini pun saya buat untuk memenuhi Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober dengan tema "Komunitas Yang Aku Cintai". Meskipun kadang sulit mencari waktu untuk bisa menulis, tapi berkat dukungan dari para mamah member grup MGN saya berhasil menyetorkan tulisan untuk tantangan setiap bulannya. Bahkan tanpa disangka saya sempat menjadi juara kelima di tantangan bulan lalu saat menulis tentang pengalaman berbahasa, dan membuat saya berkesempatan menambah pengalaman menjadi juri tantangan bulan ini. 

Sertifikat yang membuat saya semakin semangat menulis :) 


Berkat ITBMH juga saya bisa bergabung dalam subgrup yang didasarkan wilayah domisili, yaitu subgrup Playdate Bantim yang sesuai dengan domisili saya di Bandung Timur. Grup WA dari Playdate Bantim ini adalah grup WA paling ramai dari semua grup yang ada di Whatsapp saya. Dalam sehari bisa ratusan bahkan ribuan chat yang harus dibaca, dan kadang malah bikin memori HP penuh. Haha.. Walaupun kadang ratusan chat hanya berisi bercandaan dan aneka stiker, tapi nggak jarang juga ratusan chat berisi aneka info dan tips berharga yang sangat berguna, misalnya ilmu parenting, kesehatan, hingga finansial. Saking ramainya isi chat grup, kadang bisa sangat mudah pembicaraan berubah arah, dari yang tadinya membahas anak, berubah membahas skin care, lalu berubah membahas panci hanya dalam waktu 1 jam. Hehe.. Tapi karena chat sering berisi "daging", saya selalu berusaha mengikuti percakapan. 

Dari grup ini juga saya belajar sekaligus mengajarkan anak tentang bersosialisasi. Meskipun nggak banyak yang saya kenal secara personal di grup ini, saya pernah beberapa kali mengikuti playdate yang diadakan. Tujuannya ya supaya anak-anak belajar bersosialisasi sambil bermain dan belajar, dan ibu-ibu bisa ngerumpi. Hehe.. Kegiatan playdate yang diadakan di grup ini juga beragam sekali, sehingga anak-anak nggak akan bosan. Mulai dari cooking class, art class, hingga messy play sering diadakan oleh grup ini. Bahkan pandemi nggak membuat playdate berhenti, melainkan diubah menjadi playdate virtual. Keren banget deh pokoknya admin grup ini dalam berinovasi. 

Salah satu playdate yang pernah saya ikuti: messy play

Grup ini juga grup yang sangat senang berbagi. Baik berbagi info kewilayahan, info jajanan murah meriah, sampai berbagi giveaway. Saya bahkan pernah mendapat bagian giveaway ketika grup ini merayakan anniversary ke-5 beberapa waktu lalu. Saya berhasil memenangkan kuis yang diadakan lewat quizziz dan mendapat hadiah 1 set sprei. Keseruan saat giveaway sepertinya membuat para mamah di grup ini ketagihan. Tapi nggak hanya untuk bersenang-senang, grup ini juga rajin berbagi dalam kesulitan. Seperti saat banyak anggota grup terkena "badai" covid, anggota grup lain tanpa ragu mengirimkan berbagai bantuan mulai dari makanan hingga vitamin. Berada di grup ini sungguh membuat hari-hari saya selalu hangat dan penuh energi positif. 

Hadiah giveaway yang saya dapatkan dari kuis di grup Playdate Bantim


Penutup

Setiap orang sepertinya perlu memiliki minimal satu komunitas positif yang bisa memberikan manfaat untuk kesehariannya. Karena dengan adanya komunitas, kita bisa memiliki teman untuk berbagi dan kegiatan untuk dijalani. Dengan begitu hari-hari kita nggak akan membosankan dan kita jadi bisa banyak belajar hal baru dari komunitas tersebut. Belajar nggak mengenal usia ya. Jadi jangan batasi diri kita dan cari kesempatan belajar seluas-luasnya dari komunitas yang memiliki nilai positif. 

Komentar

Popular Posts

Garuda di Dada Timnas -> Salah??

Ada yang mempermasalahkan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. Padahal, timnas Indonesia sendiri lagi berjuang mengharumkan nama Indonesia di ajang Piala AFF 2010.  Ini 100% pendapat pribadi aja yah.. Apa sih yang salah dengan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas? Bukannya dengan adanya lambang Garuda di dada itu berarti mereka yang ada di timnas bangga jadi Indonesia dan bangga bisa berlaga di ajang internasional dengan membawa nama Indonesia? Bukannya dengan membawa lambang Garuda di dada itu berarti mereka akan makin semangat untuk main di lapangan hijau karna membawa nama besar Indonesia? Dan itu berarti Bang BePe dan kawan2 itu akan berusaha lebih keras untuk membuat semua warga Indonesia bangga? Pernah liat timnas maen di lapangan hijau? Pernah liat mereka rangkulan sambil nyanyiin lagi wajib INDONESIA RAYA? Pernah merhatiin ga kalo mereka sering mencium lambang Garuda yang ada di dada mereka setiap abis nyanyiin lagu INDONESIA RAYA? Pernah juga ga merha

Makanan Favorit di Setiap Masa "Ngidam"

Setelah bulan lalu saya gagal setoran karena kesulitan mencari waktu untuk menulis di sela-sela perubahan ritme kehidupan selama ramadan, bulan ini saya tidak mau lagi gagal setoran tulisan. Kebetulan tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang makanan favorit.  Sebenarnya kalau ditanya apa makanan favorit saya, jujur bingung sih jawabnya. Karena saya bisa dibilang pemakan segala. Buat saya makanan hanya ada yang enak atau enak banget. Hehe… Jadi kalau disuruh memilih 1 makanan yang paling favorit sepanjang masa, ya susah. Makanya ketika beberapa minggu belakangan ini saya sering terbayang-bayang satu jenis makanan, saya jadi terinspirasi untuk menjadikan ini sebagai tulisan untuk setoran tantangan bulan ini. Iya, saya memang sedang sering ngidam. Ngidam kurang lebih bisa diartikan keinginan dari seorang ibu hamil terhadap sesuatu, umumnya keinginan terhadap makanan. Ngidamnya setiap ibu hamil juga beda-beda, ada yang ngidamnya jarang tapi ada juga yang sering

Mama sang Wonder Woman

Mama adalah segalanya.. Mama adalah Wonder Woman terhebat yang pernah ada di dunia ini.. :) Di keluargaku, dan sepertinya juga hampir sebagian besar keluarga, mama merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam urusan rumah. Segala urusan rumah dari mulai cuci baju, cuci piring, bersih-bersih rumah, masak, dan sebagainya itu semuanya mama yang urus.. Anggota keluarga yang lain seperti suami dan anak-anaknya mungkin juga ikut membantu, kadang bantu mencuci, bersih-bersih, ato urusan rumah lainnya. Tapi tetap saja kalau dihitung-hitung, pasti porsinya jauh sama yang biasa dikerjakan mama. Belakangan ini aku lebih sering ada di rumah. Dan dengan semakin seringnya ada di rumah, semakin aku mengerti sibuknya mama di rumah mengurus segala sesuatunya sendiri. Sebagai seorang anak, pastinya sudah jadi kewajiban aku untuk bantu mama dalam mengurus rumah yang juga aku tinggali. Dengan aku sering ikut membantu mama melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, aku jadi tahu bah