Langsung ke konten utama

Antara Middlemount dan Bandung (part 1)

Aku kira perjalanan pulang Middlemount-Bandung bakalan lancar aman sentosa, ternyata ada "cerita" dari perjalanan itu.


Perjalanan Middlemount sampe Brisbane mah aman sentosa, lancar jaya. Perjalanan darat Middlemount-Emerald dan perjalanan udara Emerald-Brisbane aman dan lancar. Perjalanan berburu oleh-oleh selama di Brisbane juga lancar-lancar saja.


Cerita pertama dari perjalanan itu adalah di pesawat Brisbane-Singapore. Kan ceritanya tiket aku dan segala macam urusan pergi dan pulang aku Indonesia-Australia diurusnya sama Mas Drajat (kakak ipar -red) jadi aku cuma tahu untuk datang ke bandara, check-in, dan lalu duduk manis di pesawat. Kebetulan Brisbane-Singpore itu perjalanan malam. Nah, pas waktunya makan -tengah- malam, ada seorang pramugari yang nawarin aku mau pilih makanan yang mana, di menunya ada pilihan sesuatu dengan ayam dan sesuatu dengan daging sapi (aku lupa sesuatunya itu ayam dan daging diapain). Aku pilih ayam. Sebelum ngambil makanan di trolinya, pramugari itu tiba2 mengubah bahasa inggrisnya jadi bahasa melayu, dan dia bertanya (percakapannya dibahasa indonesakan aja ya, jadi kira-kira begini):
P: "tapi anda tahu kan kalau makanan ini ga halal?"
Aku diem sebentar, bingung mencerna bahasa melayunya dan informasinya.
E: "tapi kan ini ayam sama sapi, ga ada babi kan?"
P: "iya, tapi ini dibuatnya bukan di dapur halal"
E: "oh, yaudah kalau gitu, saya ga usah makan aja"

Yah, cari amannya sih ga usah makan aja kan ya? Pramugari itupun pergi melanjutkan pembagian makanannya, dan akupun melanjutkan nonton film sambil mensugestikan perut biar ga lapar. Beberapa saat kemudian pramugari itu balik lagi, dan dia tanya apa dari singapura aku akan ada penerbangan lagi pak singapore airlines. Aku jawab iya ke bandung, tapi pesawatnya silk air. Lalu dia bilang mau membantu aku buat bisa dapat makanan halal di penerbangan selanjutnya itu, dia mau coba menghubungi darat. Aku agak surprise dengan kebaikannya itu, dan masih agak bingung sama sistem dapur halal-ga halal itu. Padahal mah penerbangan selanjutnya ga dapat yang halal juga ga masalah toh nanti singapura-bandung cuma 2 jam, bisa aja ga makan, ato bawa aja camilan dari singapur, beres! Tapi aku bilang iya dan terimakasih aja ke pramugari itu. Diapun pergi lagi ninggalin aku.

Ga lama pramugari itu balik lagi.
P: "Saya sudah coba menghubungi darat, tapi saya tidak bisa memesankan makanan halal untuk anda. Lain kali kalau mau makanan halal anda harus order dulu sebelumnya, sehingga anda bisa mendapatkan tanda sticker di kursi anda, dan makanan yang akan diantarkan pada anda berasal dari dapur halal."
E: "oh, iya. saya kurang tahu soal itu. Terimakasih."
Pramugari itupun pergi lagi.

Aku perhatiin, beberapa kursi dari aku ada kursi yang ditempel sebuah sticker pas baru take off, dan yang duduk di situ adalah seorang laki-laki berwajah arab-arab gitu. Aku mikir, oh jadi itu toh maksudnya si pramugari. Tapi ya aku gatau kalau ada dapur halal-ga halal gitu. Terus aku mikir juga, kalau gitu, makanan yang aku makan waktu perjalanan dari Bandung ke Australia itu bukan dari dapur halal dong? Nahloh.. Yasudahlah, istighfar saja da ga tau. Ya sudah, akupun melanjutkan lagi nonton filmnya.


Ga lama, pramugari itu balik lagi dengan membawa sebuah tray, yang dia simpan gitu aja di meja aku, dan dia pun langsung pergi tanpa bilang apa-apa. Aku pun bingung. Aku lihat di penutup makanannya yang dari alumunium foil, ada tempelan sticker bertuliskan "crew". Di makanan punya tetangga-tetangga aku ga ada yang pake sticker begituan. Aku buka isinya: semacam mie goreng dengan sayur-sayuran, tanpa daging apapun. Aku mikir, jangan-jangan ini punyanya pramugari tadi, yang mungkin kasihan kalau aku ga makan, jadi dia kasih makanannya buat aku. Aku tunggu beberapa saat, si pramugari itu ga balik-balik lagi, ya sudahlah aku makan aja itu mie. Lumayan, jadi ga laper! Hehehe.. Tapi baik sekali ya pramugari itu, dia ga nawarin dan aku juga jelas ga minta, tapi dia langsung gitu aja ngasihin makanannya. Baik! :)


Itu insiden pertama. Insiden kedua jauh lebih parah daripada sekedar makanan. Insiden kedua ini kejadiannya di bandara Changi, Siangapura. Ceritanya, kan antara flight Brisbane-Singapore dan Singapore-Bandung tuh ada gap sekitar 10 jam. Daripada rugi ngabisin 10 jam cuma di Changi, kan mending keluar Singapur ya jalan-jalan. Pas pesawat dari Brisbane mendarat di Changi sekitar jam 5.30 pagi, aku langsung solat shubuh dan langsung keluar bandara, ketemu sama teman aku yang bersedia jadi tour guide sehari. Bersenang-senanglah aku dari pagi sampai siang keliling-keliling Singapura. Flight aku itu jam 4, jadi aku mikirnya jam 2 check-in masih sempet. Akhirnya jam 1 aku pergi dari rumah teman aku diantar sama suami dan anak-anaknya juga ke bandara. Sampai bandara sekitar jam 2, dan aku langsung check-in ke tempatnya silk air. Di sinilah muncul masalah.


Pas check-in, awalnya aku dilayani sama mba-mba di counter check-in. Tiba-tiba ada seorang mas-mas yang datang, ngobrol pelan sama si mba-mba, dan aku diminta ngikutin dia ke mejanya, sambil dia bawa paspor dan kertas pesanan tiket aku. Aku langsung curiga ada yang ga beres, karena biasanya check-in sebentar aja dan langsung dapat boarding pass. Nah, pas aku ngikutin mas itu ke mejanya, barulah dia jelasin masalahnya yang bikin aku cukup shock dan jelas bete. Mas itu bilang, seat untuk flight Singapore-Bandung ini penuh. Whoootttt??




...to be continued...

Komentar

Popular Posts

Garuda di Dada Timnas -> Salah??

Ada yang mempermasalahkan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. Padahal, timnas Indonesia sendiri lagi berjuang mengharumkan nama Indonesia di ajang Piala AFF 2010.  Ini 100% pendapat pribadi aja yah.. Apa sih yang salah dengan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas? Bukannya dengan adanya lambang Garuda di dada itu berarti mereka yang ada di timnas bangga jadi Indonesia dan bangga bisa berlaga di ajang internasional dengan membawa nama Indonesia? Bukannya dengan membawa lambang Garuda di dada itu berarti mereka akan makin semangat untuk main di lapangan hijau karna membawa nama besar Indonesia? Dan itu berarti Bang BePe dan kawan2 itu akan berusaha lebih keras untuk membuat semua warga Indonesia bangga? Pernah liat timnas maen di lapangan hijau? Pernah liat mereka rangkulan sambil nyanyiin lagi wajib INDONESIA RAYA? Pernah merhatiin ga kalo mereka sering mencium lambang Garuda yang ada di dada mereka setiap abis nyanyiin lagu INDONESIA RAYA? Pernah juga ga merha

Makanan Favorit di Setiap Masa "Ngidam"

Setelah bulan lalu saya gagal setoran karena kesulitan mencari waktu untuk menulis di sela-sela perubahan ritme kehidupan selama ramadan, bulan ini saya tidak mau lagi gagal setoran tulisan. Kebetulan tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang makanan favorit.  Sebenarnya kalau ditanya apa makanan favorit saya, jujur bingung sih jawabnya. Karena saya bisa dibilang pemakan segala. Buat saya makanan hanya ada yang enak atau enak banget. Hehe… Jadi kalau disuruh memilih 1 makanan yang paling favorit sepanjang masa, ya susah. Makanya ketika beberapa minggu belakangan ini saya sering terbayang-bayang satu jenis makanan, saya jadi terinspirasi untuk menjadikan ini sebagai tulisan untuk setoran tantangan bulan ini. Iya, saya memang sedang sering ngidam. Ngidam kurang lebih bisa diartikan keinginan dari seorang ibu hamil terhadap sesuatu, umumnya keinginan terhadap makanan. Ngidamnya setiap ibu hamil juga beda-beda, ada yang ngidamnya jarang tapi ada juga yang sering

Mama sang Wonder Woman

Mama adalah segalanya.. Mama adalah Wonder Woman terhebat yang pernah ada di dunia ini.. :) Di keluargaku, dan sepertinya juga hampir sebagian besar keluarga, mama merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam urusan rumah. Segala urusan rumah dari mulai cuci baju, cuci piring, bersih-bersih rumah, masak, dan sebagainya itu semuanya mama yang urus.. Anggota keluarga yang lain seperti suami dan anak-anaknya mungkin juga ikut membantu, kadang bantu mencuci, bersih-bersih, ato urusan rumah lainnya. Tapi tetap saja kalau dihitung-hitung, pasti porsinya jauh sama yang biasa dikerjakan mama. Belakangan ini aku lebih sering ada di rumah. Dan dengan semakin seringnya ada di rumah, semakin aku mengerti sibuknya mama di rumah mengurus segala sesuatunya sendiri. Sebagai seorang anak, pastinya sudah jadi kewajiban aku untuk bantu mama dalam mengurus rumah yang juga aku tinggali. Dengan aku sering ikut membantu mama melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, aku jadi tahu bah