Langsung ke konten utama

Cerita Demam Berdarah Alka (part 2)



...dilanjutkan dari cerita sebelumnya, ternyata panjang :)...
 

Pas pagi-pagi aku ditelepon sama ayahnya Alka yang ada di rumah, video call nunjukkin Dinand yang lagi nangis ngambek karena bangun tidur ga nemuin bundanya. Pas ngeliat Dinand nangis tersedu-sedu rasanya nyesek bangeeeeeet, air mata udah mau jatuh tapi aku tahan karna ga mau Alka dan Dinand lihat bundanya nangis. Kalau bisa mah mau deh belah diri supaya bisa ngurusin dua-duanya di tempat berbeda. makanya siang itu aku minta ijin sama Alka untuk pulang dulu sementara dia dijaga sama ayahnya, karena kasihan Dinand kan. Boleh, tapi jangan lama-lama, kata Alka. Pulanglah aku dan sempat main-main dan suapin Dinand dulu. Tapi belum juga satu jam di rumah, udah ditelepon sama ayahnya karena Alka nangis-nangis pengen sama bunda. Akhirnya Dinand lagi yang ngalah. Tadinya mau gantian jaga malamnya, aku di rumah sama Dinand dan ayahnya yang jaga Alka di RS, tapi gagal karena ga dapat ijin dari yang sakit. Akhirnya ya aku lagi yang nginep di RS. Alhamdulillah ternyata Dinand juga cuma nangis pas pagi-pagi itu aja. Sesiangan bahkan sampai malamnya pun dia ga rewel, bisa tidur sama ayahnya, makan ga ada masalah, jadi ga nambah-nambah pikiran kalut yang udah cukup banyak dengan kondisi Alka di RS.

Hasil lab sore itu (tanggal 15 Maret) nunjukkin trombosit masih turun ke 65.000, tapi hematokrit juga terus turun ke 37,2. Jadi masih belum aman sebenarnya karena trombositnya masih turun. Alhamdulillah malamnya Alka bisa tidur jauh lebih nyenyak dari malam sebelumnya yang “diganggu” terus sama perawat. Malam itu malah perawat nyaris ga ngedatangin kamar Alka, ga ada yang dicek lagi. Cuma ke kamar karena dipanggil infusnya habis.

Besoknya tanggal 16 Maret aku sama sekali ga pulang karena ga dibolehin sama Alka. Hasil tes darahnya hematokrit semakin turun ke 35,6 tapi trombosit juga masih terus turun ke 46.000. tapi ga terlalu khawatir karena kondisi Alka udah segeran. Diare udah berhenti, Alka udah mau duduk lama, makan udah lumayan banyak, udah bisa senyum juga walau kadang kalau bangun tidur masih suka rungsing. Dan seharian itu aku jadinya sama sekali ga ketemu Dinand. Rindu, tapi apa boleh buat karena yang di RS lebih butuh aku, di rumah mama Dinand banyak yang nemenin dan jagain.

Pas agak sore aku perhatiin napasnya Alka kok agak cepat ya, ga seperti biasanya. Aku sampai coba hitung napasnya per menit, dan aku browsing juga napas normal anak tuh segimana. Hasil browsing, napas normal anaknya adalah ga boleh lebih dari 40x per menit. Sementara aku hitung, napas Alka berkisar antara 40-43x per menit. Aku confirm ke perawat, perawatnya bilang juga iya ini agak cepat. Pas ada dokter jaga yang visit malamnya, aku tanya juga, tapi katanya diobservasi dulu aja napasnya sampai besok. Kurang puas dengan jawaban dokter jaga, pas paginya dokter Vaya visit aku tanya lagi soal napasnya. Penjelasan dr Vaya adalah, sesak ini kemungkinan manifestasi dari DB juga, kemungkinannya adalah ada cairan yang “nyasar” karena kebocoran plasma seperti yang aku jelaskan sebelumnya. Jadi sama dokter dikasih obat namanya Uresix yang diinjeksi lewat infus, tujuannya untuk membuang cairan berlebih di dalam tubuh. Ternyata efeknya bikin Alka jadi banyak pipis. Dalam 2 jam sejak diinjeksi obat, Alka sampai pipis 6x dengan jumlah yang lumayan banyak. Berarti benar bahwa di dalam badannya jadi berlebih gitu cairannya.

Di tanggal 17 Maret hasil tes darah yang pagi ternyata udah naik trombositnya, yeeaaayyy. Walaupun masih rendah sih, masih 65.000. tapi berdasar keterangan perawat di awal kan kalau sudah naik biasanya akan trennya terus naik. Pas visit dr. Vaya bilang juga trombosit segitu masih terhitung rendah, makanya ditunggu dulu sampai minimal sampai ke 100.000 baru bisa diperbolehkan pulang. Alka sampai udah bilang juga ke dokternya kalau dia pengen pulang. Pas visit ini juga dr. Vaya bilang bahwa bintik-bintik DB baru mulai muncul di badan Alka. Dan pas aku perhatiin emang iya sih kulitnya jadi kemerahan ada bintik-bintik samar gitu. Aku tanya bukannya bintik itu salahsatu tanda awal DB? Dokternya jawab sekarang ini justru kebanyakan ruam/bintik muncul saat sudah proses penyembuhan. Entahlah, mungkin virusnya bermutasi, atau imunitas tubuh manusia sekarang yang berbeda, tapi menurut dokter itu salahsatu perbedaan DB dulu dan sekarang.

Oh iya, malam tanggal 16 Maret itu qodarullah ternyata Chester juga harus dirawat untuk penyakit yang sama, bahkan ditambah typhus. Jadi pas tanggal 17 Maret pagi pada saling mengunjungi tuh. Alka yang udah agak segar mau jalan ke kamarnya Chester lalu main sebentar di kasurnya Chester. Betul-betul BFF banget mereka berdua ini, sampai dirawat di rumah sakit pun bareng. Kondisi Alka dan Chester memang agak sedikit beda karena Alka udah lebih duluan sakit, jadi saat kondisi Alka udah makin segar, justru Chester masih lemas banget. Apalagi ditambah Chester itu sakitnya bukan cuma DB tapi juga typhus, jadi ya lebih parah.

Alhamdulillah di tanggal 17 Maret itu kondisi Alka udah segar, sepanjang pagi-sore dia hanya di kasur saat mau tidur siang aja, sisanya duduk di kursi terus, kadang main, kadang main gadget (iyess, selama di RS memang dibolehin main gadget sebagai sogokan supaya dia mau makan, mau diambil darah, mau minum obat, dll). Kondisi napas Alka yang sempat terlihat sesak kemarin juga terlihat membaik. Walau masih terlihat agak cepat daripada biasanya, tapi udah jauh lebih baik daripada kemarin, dan ga lebih dari 40 napas per menit. Nah karena Alka terlihat udah lebih segar, hari itu aku berulang kali nanya sama dokter dan perawat apa Alka udah bisa pulang. Selain karena kasian Alka juga udah pengen pulang, aku juga udah kangen banget sama anakku yang satu lagi yang udah 2 hari ga ketemu karena ga dibolehin sama pasien DB, ku rinduuuu.. Tapi sama dokter dan perawat disuruh nunggu hasil lab yang sore. Sorenya diambil darah lagi, tapi kan ga bisa langsung keluar ya hasilnya. Pas magrib ayahnya Alka sempat datang, tapi karena belum ada pemberitahuan dari perawat soal hasil lab, jadi kita kira belum bisa pulang malam itu.

Ternyata, ga lama setelah ayahnya pulang perawat datang dan ngasih kabar soal hasil lab. Trombosit sudah naik ke 105.000, alhamdulillah.. dan hematokrit juga alhamdulillah masih baik terus. Dan kabar yang ditunggu pun tiba, dokter ngasih ijin untuk pulang. Yeeaayy, alhamdulillah.. Langsung lah telepon ayahnya untuk jemput. Saat mau pulang kan infusan harus dilepas yaa,, nah itu drama jugaaa. Anaknya nangis-nangis ketakutan karena dia yakin lepas infus akan terasa sakit sesakit saat ditusuknya. Akhirnya dengan segala bujuk rayu dan sedikit paksaan, infus berhasil dilepas diiringi teriakan dan tangisan Alka. Alhamdulillah,, udah bisa pulang. Rasanya legaaaaaaa, ga harus lagi liat tangan Alka dibungkus-bungkus, dan bisa tidur bareng Dinand lagi. Setelah pamitan sama Chester yang masih lemas, kita pun pulaaaangg.. Alhamdulillah..

Sepanjang sakit (sejak pertama ke dokter pas pertama demam sampai akhirnya bisa pulang dari rumah sakit), total Alka diambil darah adalah 8 kali. Itu yang bikin Alka trauma. Untungnyaaa (masih ada aja ya yang dibilang untung, kan harus selalu ingat bersyukur yess), diambil darahnya tuh hanya cukup ditusuk ujung jari aja, ga perlu diambil dari pembuluh vena dari lipatan siku. Karena kalo dari lipatan siku jelas lebih sakit kayanya yaa harus cari-cari pembuluh dulu. Tapi tetap aja walau cuma dari ujung jari aja, 8 kali ditusuk tetap bikin trauma yaa, apalagi ditambah trauma sebelumnya dari bius sunat dan sakit pasca sunat masih belum hilang. Sampai pas cek darah pasca pulang dari RS untuk lihat kondisi darah 4 hari setelah pulang dari RS (tanggal 21 Maret), Alka masih nangis kencang dan badannya tegang ketakutan begitu lihat petugas lab ngeluarin jarum. Alhamdulillah, hasil lab di tanggal 21 Maret itu trombosit udah 410.000, Alka pun udah sangat kembali normal ceria dan aktifnya.
Alhamdulillah, terlalui sudah salahsatu drama dalam kehidupan parenting, setelah drama sunat langsung disambung drama DB. Penuh ketegangan, penuh ketakutan, penuh kekhawatiran. Benar-benar ya, lihat anak kesakitan itu kita ikutan sakit hati. Ga pengen lagiiiii ngulang pengalaman yang sama. Mudah-mudahan ga perlu ada lagi drama semacam ini di kemudian hari. Aamiin..

Komentar

Popular Posts

Garuda di Dada Timnas -> Salah??

Ada yang mempermasalahkan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. Padahal, timnas Indonesia sendiri lagi berjuang mengharumkan nama Indonesia di ajang Piala AFF 2010.  Ini 100% pendapat pribadi aja yah.. Apa sih yang salah dengan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas? Bukannya dengan adanya lambang Garuda di dada itu berarti mereka yang ada di timnas bangga jadi Indonesia dan bangga bisa berlaga di ajang internasional dengan membawa nama Indonesia? Bukannya dengan membawa lambang Garuda di dada itu berarti mereka akan makin semangat untuk main di lapangan hijau karna membawa nama besar Indonesia? Dan itu berarti Bang BePe dan kawan2 itu akan berusaha lebih keras untuk membuat semua warga Indonesia bangga? Pernah liat timnas maen di lapangan hijau? Pernah liat mereka rangkulan sambil nyanyiin lagi wajib INDONESIA RAYA? Pernah merhatiin ga kalo mereka sering mencium lambang Garuda yang ada di dada mereka setiap abis nyanyiin lagu INDONESIA RAYA? Pernah juga ga merha

Makanan Favorit di Setiap Masa "Ngidam"

Setelah bulan lalu saya gagal setoran karena kesulitan mencari waktu untuk menulis di sela-sela perubahan ritme kehidupan selama ramadan, bulan ini saya tidak mau lagi gagal setoran tulisan. Kebetulan tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang makanan favorit.  Sebenarnya kalau ditanya apa makanan favorit saya, jujur bingung sih jawabnya. Karena saya bisa dibilang pemakan segala. Buat saya makanan hanya ada yang enak atau enak banget. Hehe… Jadi kalau disuruh memilih 1 makanan yang paling favorit sepanjang masa, ya susah. Makanya ketika beberapa minggu belakangan ini saya sering terbayang-bayang satu jenis makanan, saya jadi terinspirasi untuk menjadikan ini sebagai tulisan untuk setoran tantangan bulan ini. Iya, saya memang sedang sering ngidam. Ngidam kurang lebih bisa diartikan keinginan dari seorang ibu hamil terhadap sesuatu, umumnya keinginan terhadap makanan. Ngidamnya setiap ibu hamil juga beda-beda, ada yang ngidamnya jarang tapi ada juga yang sering

Mama sang Wonder Woman

Mama adalah segalanya.. Mama adalah Wonder Woman terhebat yang pernah ada di dunia ini.. :) Di keluargaku, dan sepertinya juga hampir sebagian besar keluarga, mama merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam urusan rumah. Segala urusan rumah dari mulai cuci baju, cuci piring, bersih-bersih rumah, masak, dan sebagainya itu semuanya mama yang urus.. Anggota keluarga yang lain seperti suami dan anak-anaknya mungkin juga ikut membantu, kadang bantu mencuci, bersih-bersih, ato urusan rumah lainnya. Tapi tetap saja kalau dihitung-hitung, pasti porsinya jauh sama yang biasa dikerjakan mama. Belakangan ini aku lebih sering ada di rumah. Dan dengan semakin seringnya ada di rumah, semakin aku mengerti sibuknya mama di rumah mengurus segala sesuatunya sendiri. Sebagai seorang anak, pastinya sudah jadi kewajiban aku untuk bantu mama dalam mengurus rumah yang juga aku tinggali. Dengan aku sering ikut membantu mama melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, aku jadi tahu bah