Perkembangan zaman, termasuk di dalamnya perkembangan teknologi sangat mempengaruhi gaya hidup manusia. Salah satu gaya hidup yang berubah dengan cukup signifikan adalah orang-orang saat ini semakin sedikit bergerak. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi membuat orang-orang terlena sehingga melupakan kebutuhannya untuk bergerak. Padahal kita semua tahu bahwa kurang gerak akan menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti misalnya obesitas, masalah pada jantung, tulang, dan organ-organ penting lainnya.
Anak-anak juga tidak luput dari ancaman kurang gerak akibat teknologi. Misalnya saja anak-anak yang hobi bermain gawai hanya duduk berlama-lama memainkan gawainya tanpa banyak bergerak. Bahkan karena belum punya kemampuan membatasi diri, kadang anak-anak justru lebih rentan kurang gerak jika tidak dibatasi waktu bermain gawainya. Karena itulah saya sebagai orang tua membatasi anak-anak memainkan gawai hanya pada weekend, itupun dibatasi jumlah waktunya. Selain itu saya juga selalu mengajak dan mendorong anak-anak untuk lebih banyak bergerak, salah satunya dengan berolahraga.
Beri Contoh, Bukan Hanya Perintah
Teori parenting manapun pasti setuju bahwa anak-anak akan lebih cepat belajar melalui contoh, dan bukan hanya sekedar nasihat apalagi perintah. Bayangkan bagaimana anak-anak bisa dan mau untuk banyak berolahraga jika mereka melihat orang tuanya sendiri lebih banyak duduk dibanding bergerak. Karena itulah jika ingin anak-anak rajin berolahraga, kita sebagai orang tuanya pun harus mau dan rajin berolahraga.
Kebetulan suami saya di masa mudanya adalah "atlet" sepak bola. Yah, walaupun hanya atlet tingkat "kampung", tapi suami cukup jago bermain bola, terbukti bersama tim remaja masjid pernah menjuarai turnamen se-Bandung raya. Heheā¦ Dan minatnya terhadap bola sampai sekarang masih tinggi. Pertandingan Persib di TV hampir tidak pernah terlewatkan (bahkan sampai bisa bertengkar dengan anak-anak karena rebutan TV loh, hahaha). Bermain bola pun kadang masih dilakukan, walaupun suami sendiri mengakui bahwa kemampuannya sudah jauh menurun, sudah umur katanya. Heheā¦ Dengan begitu anak-anak bisa melihat bahwa ayahnya suka berolahraga.
Saya walaupun tidak punya kemampuan mumpuni dalam olahraga, tapi juga punya ketertarikan pada beberapa jenis olahraga. Di jaman kuliah saya sempat ikut mewakili himpunan mengikuti olimpiade KM ITB di cabang futsal, bahkan sampai mendapat medali perak (walaupun saya memang lebih sering duduk di bangku cadangan sih, hehe). Selain futsal saya juga suka pada olahraga badminton, baik memainkan maupun menonton pertandingannya di TV. Selain itu di sela-sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga saya juga kadang berolahraga di rumah, walau hanya sekedar mengikuti senam di youtube selama 15-30 menit. Tapi dengan begitu saya bisa mengajarkan kalau olahraga itu penting, dan anak-anak bisa melihat bahwa saya pun menyempatkan berolahraga
Bersama-sama Lebih Seru
Seringkali, anak-anak akan lebih bisa menikmati berolahraga jika dilakukan beramai-ramai, karena pasti lebih seru. Keuntungan saya karena memiliki keluarga besar adalah lebih seru kalau sedang berkumpul karena jumlah anggota keluarganya banyak. Kalau dihitung keseluruhan anggota keluarga dari orang tua saya sampai anak-mantu-cucu, totalnya ada 25 orang, dan mungkin masih akan bertambah karena adik bungsu saya baru menikah dan belum punya anak. Jadi kalau mengadakan acara kumpul keluarga, cukup keluarga kami saja sudah ramai dan seru, termasuk kalau mengadakan kegiatan olahraga bersama.
Kami pernah menyewa lapangan badminton untuk olahraga keluarga. Kami juga pernah menyewa lapangan futsal untuk digunakan bersama. Jalan pagi juga sering kami lakukan bersama baik hanya keliling komplek maupun ke gelanggang olahraga dekat rumah. Dan karena dilakukan bersama-sama, anak-anak juga sangat excited dan bersemangat dalam bergerak. Bahkan mereka sama sekali tidak tertarik menyentuh gawainya meskipun mereka diperbolehkan memainkannya karena saat itu weekend. Bahkan ketika waktu sewa lapangan sudah habis, mereka merengek minta tambahan waktu. Haha..
Memang seru berolahraga di tempat yang disewa khusus karena lebih private, tapi jika tidak ada budget untuk menyewa lapangan, berolahraga di tempat umum yang tidak menggunakan peralatan khusus juga seru selama dilakukan bersama-sama. Lari atau sekedar jalan pagi di gasibu misalnya, dilanjut sarapan kupat tahu di pinggir lapangan, pasti seru juga untuk anak-anak kalau dilakukan bersama-sama. Dan yang lebih penting, semua jadi ikut bergerak dan sehat bersama.
Penutup
Yang dibutuhkan untuk bisa bergerak sebenarnya hanya niat yang kuat kok. Hehe.. Karena tanpa budget khusus pun sebenarnya bisa untuk berolahraga dengan fun. Apalagi untuk anak-anak, mereka biasanya tidak terlalu peduli di mana mereka berolahraga, yang paling penting untuk mereka adalah kebersamaan dengan keluarga yang seru dan menyenangkan. Jadi membiasakan olahraga kepada anak-anak sebenarnya tidak terlalu sulit, asalkan orang tuanya mau memberi contoh dan ikut berolahraga bersama anak-anak. Yuk banyak bergerak supaya badan selalu sehat!
Komentar
Posting Komentar