Langsung ke konten utama

Kopi dan Aku

Ketika mendengar topik Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang kopi, sempat bingung mau menulis apa. Saya bukan peminum kopi, dalam artian saya memang sangat jarang minum kopi. Kopi bukan minuman favorit saya lebih karena lambung saya yang sepertinya tidak kuat, sehingga efek yang muncul setelah saya minum kopi sungguh tidak nyaman. Akhirnya lama kelamaan saya kapok minum kopi. Tapi meski bukan pecinta kopi, kopi tetap sering muncul dalam keseharian saya sejak dulu hingga sekarang. 




Kopi dan Papa


Orang terdekat saya yang punya hubungan sangat kuat dengan kopi adalah papa saya. Papa sejak dulu adalah peminum kopi, bahkan mungkin bisa dibilang "pecandu" karena tiada hari tanpa kopi untuk papa. Minimal 2 gelas kopi hitam papa minum setiap harinya, pagi dan sore. Bisa lebih kalau makan di luar rumah. Mungkin saking seringnya minum kopi, jika bagi orang lain kopi bisa membuat melek, bagi papa kopi sama sekali tidak berefek demikian. Minum kopi bercangkir-cangkir pun kalau papa mengantuk ya tidur saja sampai mengorok. Hehe.. 


Sebelum kopi booming seperti sekarang, papa hanya minum kopi dengan cara menyeduh bubuk kopi dengan air mendidih. Tapi ketika kopi semakin booming, papa tidak mau ketinggalan ikut memiliki coffee machine untuk membuat kopi sendiri di rumah. Bahkan papa sering menggiling sendiri kopi dari bentuk bijinya untuk kemudian diseduh dengan coffee machine


Papa, yang tidak pernah absen minum kopi di pagi dan sore hari. Bahkan di kereta pun tetap kopi yang dipesannya.


Dulu ketika saya mulai bekerja dan banyak dinas ke luar kota, oleh-oleh yang paling sering saya bawakan untuk papa adalah kopi dari berbagai tempat di Indonesia. Rasanya banyak sekali daerah yang memiliki kopi khasnya, dan oleh-oleh itulah yang selalu saya beli untuk papa. Tidak hanya saya yang memberi oleh-oleh kopi untuk papa, tapi suami pun pada saat masih PDKT dulu sering membelikan kopi luwak untuk papa. Kebetulan saat itu suami sempat melakukan penelitian di tempat produksi kopi luwak, sehingga punya akses untuk mendapatkan kopi luwak dengan harga yang sedikit miring. Jadi untuk mengambil hati calon mertuanya pun suami saya dulu menggunakan kopi sebagai senjata. Hehehe… 


Meski sering membelikan berbagai jenis kopi dari berbagai daerah, saya sendiri tidak mengerti apa perbedaan dari tiap jenis kopi itu. Saya tidak pernah paham apa beda robusta dan arabika. Saya juga tidak mengerti apa beda kopi Aceh dan kopi Papua. Ketika saya coba icip, rasa yang muncul bagi saya sama, semua kopi itu pahit. Hehehe… Tapi menurut papa tiap daerah memiliki rasa kopi yang berbeda-beda. Entahlah, mungkin memang kondisi daerah yang berbeda membuat kopi yang ditanamnya pun memiliki rasa yang berbeda pada akhirnya. Atau mungkin juga proses yang dilalui biji kopi sejak dipanen hingga bisa diseduh juga berbeda-beda sehingga menghasilkan rasa maupun aroma yang berbeda. 



Kopi dan Masalah Lambung


Meskipun saya sering sekali melihat papa dibuatkan atau membuat kopi hitam, saya tidak pernah tertarik untuk minum kopi hitam. Menurut saya sepertinya kopi hitam itu terlalu pahit. Padahal sebenarnya tinggal ditambah gula saja ya kalau tidak mau pahit. Hehehe… ya saya memang tidak terlalu tertarik saja sih untuk minum kopi hitam. Saat kuliah dulu saya kadang minum kopi juga kalau benar-benar butuh begadang. Tapi kopi yang saya minum bukan kopi hitam, melainkan kopi instan yang sudah dicampur krimer dan gula. Itu pun sangat jarang, mungkin hanya 1 kali dalam sebulan. 


Dulu rasanya saya tidak pernah ada masalah saat meminum kopi. Tapi sekarang, entah kenapa lambung saya tidak mau bersahabat dengan kopi. Efek yang saya rasakan setelah meminum kopi sungguh tidak nyaman. Apa mungkin saking jarangnya saya minum kopi, ketika sekalinya saya minum kopi lalu lambung saya kaget? Entahlah, yang jelas akhirnya sekarang saya memutuskan untuk tidak lagi mencoba-coba minum kopi. Karena enaknya kopi yang saya minum tidak sebanding dengan efek samping yang saya dapat setelahnya. 


Beberapa bulan lalu adalah terakhir kalinya saya minum kopi. Saat itu saya tiba-tiba saja ingin minum kopi, lalu akhirnya saya memesan kopi susu gula aren dari salah satu coffee shop yang ada di aplikasi gofood. Saat minum rasanya enak-enak saja, tapi efeknya baru terasa beberapa jam setelah minum. Rasanya dada agak panas, juga terasa agak deg-degan. Heart burn tersebut sebenarnya tidak ekstrim sampai terasa sakit, tapi terasa terus menerus untuk waktu yang lama, dan jadinya cukup mengganggu. Bahkan sampai berminggu-minggu heart burn itu saya rasakan. Sampai akhirnya saya ke dokter karena khawatir ada masalah dengan jantung, tapi ternyata dokter bilang sepertinya masalahnya dari lambung. Dan benar saja begitu saya minum obat lambung yang diresepkan dokter, rasa panas di dada dan deg-degan yang sebelumnya terasa perlahan hilang.



Karena kopi saya jadi harus berteman dengan 2 jenis obat jnj



Sejak saat itu saya kapok minum kopi. Ada teman yang bilang konon kalau bermasalah dengan lambung, minumnya kopi hitam saja jangan dicampur macam-macam. Tapi saya tetap takut minum kopi lagi, karena ternyata enaknya minum kopi tidak worthed jika dibandingkan dengan efek sampingnya. Makanya di rumah saya tidak pernah tersedia kopi, karena selain lambung saya yang bermasalah dengan kopi, suami pun bukan peminum kopi. Kalau suami masalahnya bukan di lambung, melainkan bagi suami kopi bisa benar-benar membuat susah tidur. Jadi kalau minum kopi akan sangat mengganggu istirahat malamnya. Lagipula pendapat saya dan suami sama, yaitu masih banyak minuman lain yang bisa diminum dan sama-sama enak, misalnya teh yang walaupun sama-sama mengandung kafein tapi tidak memiliki efek samping. 



Kopi dan Gaya Hidup Jaman Now


Saat ini sepertinya ngopi sudah jadi bagian dari gaya hidup, terbukti dengan menjamurnya coffee shop tidak hanya di area pusat kota yang ramai, tapi merambah sampai ke lingkungan perumahan. Dan jika dulu kopi identik dengan bapak-bapak, sekarang justru anak muda bahkan remaja ikut hobi membeli kopi. Karena saat ini kopi dikemas dengan modern, dengan penambahan aneka bahan yang membuat kopi menjadi "kekinian". Minum kopi tidak lagi bertujuan menjaga mata tetap melek, tapi sudah menjadi habit bagi anak muda jaman now. Pulang kuliah atau sekolah jajan es kopi susu sambil ngobrol, atau mengerjakan tugas di coffee shop sambil memesan segelas es kopi susu sudah menjadi pemandangan biasa. 


Tidak hanya bagi anak muda, bagi ibu-ibu pun sekarang kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Banyak ibu-ibu yang menjadikan kopi sebagai "obat" supaya tetap "waras" menghadapi rutinitas harian. Kopi seperti bagian tidak terpisahkan dari me time yang dimiliki emak-emak jaman now. Pagi hari sebelum memulai rutinitas yang hectic dan sebelum anak-anak bangun, seduhan kopi bisa menjadi booster untuk memulai hari. Atau sekarang setelah anak-anak kembali bersekolah offline, ibu-ibu yang bertugas antar jemput anak sering melipir ke kafe atau coffee shop sambil bercengkrama dengan ibu-ibu lainnya dan saling bertukar gosip sampai tips dan trik menghadapi anak-anak. Bentuk sosialisasi orang-orang sekarang tidak bisa jauh dari kopi, walaupun di coffee shop belum tentu kopi sih yang dipesan. Seperti saya yang kalau ikut ke coffee shop selalu pesan teh atau cokelat. Hehehe… 


Sosialisasi dengan sesama macan ternak (mama cantik nganter anak) sesekali dilakukan di cafe sambil ngopi cantik, dan tentu tidak lupa cari spot estetik untuk foto


Meski menjadi gaya hidup jaman now, perlu diingat bahwa kopi kekinian sebaiknya tidak diminum terlalu sering, karena biasanya kopi susu kekinian jumlah gula dan kalorinya tinggi sehingga kurang baik untuk kesehatan. Kopi susu kekinian biasanya tidak hanya mengandung kopi, tapi ditambahkan krimer, gula, susu kental manis, hingga sirup aneka rasa, yang tentu jika diminum terlalu sering bisa memiliki efek yang kurang baik bagi tubuh. Karena tubuh yang mendapat asupan kalori dan gula yang terlalu tinggi lebih berpotensi mengalami masalah kesehatan, diabetes misalnya. 


Bersosialisasi tidak harus selalu dilakukan di coffee shop. Mengobrol tidak harus selalu sambil menyeruput es kopi susu. Jadi es kopi susu kekinian yang tinggi kalori dan gula itu sebaiknya memang tidak diminum terlalu sering. Kopi hitam sepertinya masih lebih baik, itupun dengan catatan gulanya tidak terlalu banyak. Apapun yang berlebihan memang pasti tidak akan baik, jadi sebaiknya minum kopi susu kekinian pun tidak dilakukan terlalu sering.







Komentar

  1. Samaa teh, saya punya asam lambung. Tapi sejak minum affogato (kopi hitam plus eskrim) yang ternyata ga menimbulkan efek samping sama lambung jadi sesekali nyoba berbagai varian kopi hitam.

    BalasHapus
  2. sepertinya memang kopi ini karena ada kadar asamnya jadi kurang bersahabat buat yang punya masalah dengan lambung ya. Beberapa orang mencoba menyiasati dengan kopi decaf tapi biasanya jadi mahal. Tapi memang, kalau nggak bisa ngopi, nggak usah dipaksain juga emang. Minuman lain memang masih banyak, hehehe. Aqua mana aqua, hehehe ...

    BalasHapus
  3. bener Teh Echa, coba minum kopi hitam aja kalau ada masalah lambung. Tapi bener kata Teh Risna sih, ga musti ngopi hehe, banyak juga efek samping nya yang kurang bagus :)

    BalasHapus
  4. Senyum-senyum saat membaca bagian Pak Suami-nya Mamah Echa sedang PDKT, membawakan oleh-oleh kopi untuk Ayahanda Mamah Echa. Itu so sweeeeet ehehehe. :)
    ***
    Waduh saya ikut dag dig dug mengetahui pengalaman tidak mengenakkan Mamah Echa terakhir kali minum kopi susu gula aren, sampai harus ke dokter. Semoga tidak terulang lagi ya Mah. :)
    ***
    Ahh setuju, masih banyak minuman enak selain kopi, ehehe. Jangan dipaksakan minum kalau memang lambung tidak bisa nerimanya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sini senada lagi dengan Teh Uril. Numpang senyum ahemm ketika baca bagian calon suami Teh Echa (di masa itu) yang pedekate ke camer dengan membawakan kopi luwak original, bukan kopi luwak sachetan. Ngemodal yaa... biarpun sudah dapat harga agak miring. Hmm... semahal itukah kopi luwak asli? Tapi worth it ya buat dapetin anaknya. ;) ;) ;)

      Hapus
  5. Papanya teh Echa dan Bapa setali tiga uang ya ... suka ngopi: tapi Bapa tidak sempat punya alat untuk meracik kopi he3 ...

    BalasHapus
  6. Baru tahu loh, efek minum kopi bisa terjadi beberapa jam setelah minum kopinya. Kirain selalu langsung setelah diminum loh. Bisa separah itu ya rasa nggak enaknya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Garuda di Dada Timnas -> Salah??

Ada yang mempermasalahkan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. Padahal, timnas Indonesia sendiri lagi berjuang mengharumkan nama Indonesia di ajang Piala AFF 2010.  Ini 100% pendapat pribadi aja yah.. Apa sih yang salah dengan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas? Bukannya dengan adanya lambang Garuda di dada itu berarti mereka yang ada di timnas bangga jadi Indonesia dan bangga bisa berlaga di ajang internasional dengan membawa nama Indonesia? Bukannya dengan membawa lambang Garuda di dada itu berarti mereka akan makin semangat untuk main di lapangan hijau karna membawa nama besar Indonesia? Dan itu berarti Bang BePe dan kawan2 itu akan berusaha lebih keras untuk membuat semua warga Indonesia bangga? Pernah liat timnas maen di lapangan hijau? Pernah liat mereka rangkulan sambil nyanyiin lagi wajib INDONESIA RAYA? Pernah merhatiin ga kalo mereka sering mencium lambang Garuda yang ada di dada mereka setiap abis nyanyiin lagu INDONESIA RAYA? Pernah juga ga merha

Makanan Favorit di Setiap Masa "Ngidam"

Setelah bulan lalu saya gagal setoran karena kesulitan mencari waktu untuk menulis di sela-sela perubahan ritme kehidupan selama ramadan, bulan ini saya tidak mau lagi gagal setoran tulisan. Kebetulan tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang makanan favorit.  Sebenarnya kalau ditanya apa makanan favorit saya, jujur bingung sih jawabnya. Karena saya bisa dibilang pemakan segala. Buat saya makanan hanya ada yang enak atau enak banget. Hehe… Jadi kalau disuruh memilih 1 makanan yang paling favorit sepanjang masa, ya susah. Makanya ketika beberapa minggu belakangan ini saya sering terbayang-bayang satu jenis makanan, saya jadi terinspirasi untuk menjadikan ini sebagai tulisan untuk setoran tantangan bulan ini. Iya, saya memang sedang sering ngidam. Ngidam kurang lebih bisa diartikan keinginan dari seorang ibu hamil terhadap sesuatu, umumnya keinginan terhadap makanan. Ngidamnya setiap ibu hamil juga beda-beda, ada yang ngidamnya jarang tapi ada juga yang sering

Mama sang Wonder Woman

Mama adalah segalanya.. Mama adalah Wonder Woman terhebat yang pernah ada di dunia ini.. :) Di keluargaku, dan sepertinya juga hampir sebagian besar keluarga, mama merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam urusan rumah. Segala urusan rumah dari mulai cuci baju, cuci piring, bersih-bersih rumah, masak, dan sebagainya itu semuanya mama yang urus.. Anggota keluarga yang lain seperti suami dan anak-anaknya mungkin juga ikut membantu, kadang bantu mencuci, bersih-bersih, ato urusan rumah lainnya. Tapi tetap saja kalau dihitung-hitung, pasti porsinya jauh sama yang biasa dikerjakan mama. Belakangan ini aku lebih sering ada di rumah. Dan dengan semakin seringnya ada di rumah, semakin aku mengerti sibuknya mama di rumah mengurus segala sesuatunya sendiri. Sebagai seorang anak, pastinya sudah jadi kewajiban aku untuk bantu mama dalam mengurus rumah yang juga aku tinggali. Dengan aku sering ikut membantu mama melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, aku jadi tahu bah