Pas banget nih tema Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog bulan ini tentang kumpul-kumpul. Kebetulan ada "hutang" cerita yang belum sempat aku tulis di blog, yaitu cerita di awal bulan ini saat keluarga besar saya mengadakan acara kumpul keluarga. Cocok banget kan sama tema nulis kompakannya?
Terpisah oleh Covid
Sejak pandemi melanda Indonesia di awal tahun 2020, kita seakan dipisahkan dari teman maupun kerabat. Merebaknya virus covid-19 di seluruh dunia memaksa kita untuk menjaga jarak dengan orang lain di luar circle utama kita. Termasuk dengan keluarga besar, terutama yang berada di luar kota. Kita tidak mau tertular virus yang mungkin ada di rumah kerabat tanpa kita ketahui. Pun sebaliknya kita tidak mau menularkan virus yang mungkin tidak kita sadari ada dalam tubuh kita, terlebih kepada keluarga sepuh yang lebih rentan terhadap virus. Jadi pertemuan dengan keluarga yang biasanya rutin dilakukan minimal saat lebaran, tidak bisa dilakukan selama beberapa tahun.
Selama pandemi segala kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah jadi dipindahkan ke dalam rumah. Kerja dari rumah, sekolah dari rumah, pengajian dari rumah, segala kegiatan jadi bisa dilakukan di rumah dengan bantuan teknologi dan internet. Silaturahim dengan keluarga pun pada akhirnya dilakukan secara online, karena ternyata rasa rindu untuk bertatap terlalu besar. Walau hanya lewat layar, rasa rindu bisa sedikit terobati tanpa harus saling membahayakan dengan saling membawa virus.
Sekarang, ketika kasus covid sudah menurun ditambah imunitas masyarakat juga semakin baik dengan cukup tingginya cakupan vaksin, orang-orang sudah tidak terlalu paranoid lagi terhadap virus ini. Termasuk keluarga besar saya juga sudah tidak terlalu parno, mungkin juga karena hampir semuanya sudah menjadi penyintas covid baik varian alpha, delta, omicron, atau entahlah varian virus covid apa lagi yang ada. Lalu akhirnya muncul ide untuk mengadakan acara kumpul keluarga besar, yang sudah 2 tahun lebih tidak dilakukan.
Panitia Acara Lintas Generasi
Keluarga besar yang saya maksud adalah keluarga besar Mangkoewidjojo, yaitu keluarga dari jalur mama saya. Ada 4 generasi dalam keluarga ini. Generasi tertua adalah eyang (mamanya mama saya), dilanjutkan generasi kedua yaitu anak-anaknya eyang (mama saya beserta kakak-kakak dan adik-adiknya). Generasi ketiga adalah cucunya eyang (saya, kakak-adik saya, serta sepupu-sepupu saya), dan generasi keempat adalah cicitnya eyang (anak-anak saya dan keponakan-keponakan saya). Kalau dijumlah 4 generasi tersebut beserta pasangan masing-masing, total anggota keluarga ini adalah 76 orang. Dan masih akan bertambah terus karena ada yang sedang hamil, atau bahkan belum menikah dan punya anak.
Ide untuk mengadakan acara ini muncul dari generasi kedua yang langsung disetujui oleh eyang sebagai generasi pertama. Generasi kedua inilah pula yang menentukan soal waktu dan tempat yang akan digunakan untuk acara. Berhubung jumlah orangnya sangat banyak, tentu dibutuhkan tempat yang bisa menampung semuanya. Apalagi rencana kegiatannya adalah menginap 3 hari 2 malam supaya puas kumpul-kumpulnya, jadi perlu tempat yang cukup untuk semua orang tidur dengan nyaman. Akhirnya generasi kedua memutuskan untuk memilih villa The Maja di Puncak Bogor sebagai tempat kumpul-kumpul keluarga besar.
Jika generasi kedua bertugas memilih tempat dan waktu, generasi ketiga yaitu para bapak muda dan ibu muda bertugas untuk menyusun acara dan teknis kegiatan selama kumpul keluarga besar tersebut. Dari sekian banyak generasi ketiga ada pembagian tugas lagi seperti seksi acara, seksi konsumsi, seksi hadiah, hingga teknis pembagian kamar. Menyiapkan acaranya saja pasti sudah seru karena komunikasi yang intens dengan saudara-saudara walaupun hanya lewat WA.
Eyang meskipun sendiri sebagai generasi pertama, tapi beliau memegang peranan paling penting dalam terlaksananya acara ini, karena eyang adalah orang yang ngebosi acara ini. Beberapa waktu sebelumnya, eyang tiba-tiba mendapat rezeki nomplok dengan jumlah yang cukup besar. Eyang yang sudah tidak merasa memerlukan banyak harta di usianya yang sudah menginjak 85 tahun akhirnya mengeluarkan uang yang cukup besar untuk terlaksananya acara kumpul-kumpul keluarga besar ini. Karena eyang sendiri pasti merasa sudah cukup lama anak cucu cicitnya tidak berkumpul bersama-sama. Tanpa eyang, mungkin acara ini tidak akan bisa terlaksana.
Bukan Kumpul-Kumpul Kalau Tanpa Makanan
Pada hari yang sudah ditentukan semua berkumpul langsung di villa The Maja. Dari Bandung, Jakarta, Depok, juga Bogor semua berkumpul di villa untuk melepas rindu pada saudara-saudara yang sudah lama tidak dijumpai. Sayangnya ada dua keluarga yang tidak bisa menghadapi acara kumpul keluarga ini karena ada yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, dan ada pula yang tinggal di luar negeri dan tidak memungkinkan mudik. Walau begitu suasananya tetap ramai, apalagi dengan banyaknya anak-anak kecil bahkan bayi. Semua langsung heboh bersalaman dan bertukar cerita. Anak-anak pun dengan mudahnya langsung membaur dan bermain bersama.
Semua orang mulai dari anak-anak hingga kakek dan nenek terlihat sangat bahagia begitu menginjakkan kaki di villa The Maja. Selain karena bisa berkumpul dengan saudara yang sudah lama tidak dijumpai, juga karena fasilitas dari villa yang sangat lengkap. Ada lapangan yang luas untuk anak-anak berlari-lari atau bermain bola. Ada lapangan badminton, meja dan peralatan biliar, meja dan peralatan pingpong, hingga kolam renang. Ukuran ruang keluarganya pun sangat luas, bisa menampung jumlah keluarga kami yang sangat banyak dalam satu ruangan.
Tentu bukan kumpul-kumpul namanya kalau tanpa makanan, iya kan? Heheheā¦ Begitu juga di acara kumpul keluarga besar kami kemarin, makanan sangat berlimpah. Untuk makanan berat 3 kali sehari memang sudah disediakan oleh pihak villa, sudah termasuk dalam sewa villa. Menunya pun variatif, walau sayang hampir semua makanan dimasak pedas, padahal isi rombongan kami banyak anak-anak. Tapi anak-anak tetap tidak kekurangan makanan meski yang disediakan dari villa agak pedas. Belum lagi tambahan makanan di malam hari seperti jagung bakar dan kambing guling. Sedep bener deh pokoknyaā¦
Makanan lain pun tidak kalah banyaknya, karena masing-masing keluarga membawa perbekalan tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk semua. Panci di dapur villa penuh terisi krim sup, sementara panci kukusan penuh terisi siomay. Sepanjang lorong menuju dapur juga banyak kardus-kardus berisi aneka makanan ringan dan minuman, seperti sereal, mie instan aneka merk dan rasa, roti-rotian, aneka snack, susu aneka rasa, hingga berbagai pilihan teh dan kopi. Jadi entahlah berapa banyak kalori yang masuk selama saya ada di villa. Hahaā¦ Tapi sepertinya tidak ada yang peduli dengan kalori selama bisa mengobrol dengan seru.
Acara Seru dan Bermanfaat
Acara yang dilakukan di villa lebih banyak acara bebas, yang artinya bebas untuk mengobrol dengan siapa saja dan di mana saja. Karena sudah lama tidak bertemu, pasti banyak cerita yang belum tersampaikan, termasuk curhatan berbagai masalah hidup. Heheā¦ Jadi memang dibutuhkan lebih banyak waktu bebas supaya semua cerita dan curhatan itu bisa tersampaikan. Sementara untuk anak-anak waktu bebas kebanyakan digunakan untuk eksplorasi semua fasilitas villa seperti berenang, main badminton, main pingpong, main bola, main biliar. Atau kalau sedang capek ya duduk saja bersama di ruang keluarga lalu mabar game di handphone. Tentu game yang dimainkan adalah game paling hits di kalangan anak-anak saat ini: stumble guys. Heheā¦
Tapi selain waktu bebas tentu diadakan juga acara games seru dan kuis untuk menambah kemeriahan dan keseruan acara. Ada games aneka permainan ala 17-an baik untuk anak-anak maupun dewasa, seperti lomba voli balon air, lomba estafet bola, lomba tiup bola pingpong, dan lain sebagainya. Selain games ala 17-an, ada juga kuis menggunakan platform kahoot. Semua menggunakan handphone masing-masing untuk menjawab pertanyaan kuis yang dibuat panitia. Pertanyaannya sendiri sangat beragam, mulai dari pengetahuan umum sampai menguji seberapa kenal dengan keluarga ini, misalnya pertanyaan tentang tanggal lahir eyang. Dengan jumlah orang yang banyak, suasana saat games memang sangat meriah sekali, penuh canda tawa, seru!
Meski banyak canda tawa saat ngobrol ataupun dalam acara games, ada juga waktu yang digunakan dengan serius dan tentunya penuh manfaat, yaitu pada sesi nasihat. Papa dan om sebagai yang dituakan dan yang dirasa paling memiliki ilmu dan pengalaman memberikan nasihat agama kepada kami semua supaya bisa menjadi orang yang terus lebih baik lagi, dan supaya selalu mengingat Allah dalam setiap langkah yang kita ambil selama di dunia ini. Selain papa dan om, eyang sebagai bintang utama dalam acara ini juga memberikan sepatah dua patah kata sebagai petuah kepada kami semua.
Syukur, Syukur, Syukur
Eyang dan acara ini mengingatkan kami semua untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur setiap saat tanpa henti. Meski tanpa kata-kata, contoh dari eyang justru menjadi nasihat yang paling mengena di hati untuk selalu bersyukur. Eyang, di usianya yang sudah menginjak 85 tahun tidak pernah berhenti bersyukur kepada Allah SWT meski kondisi fisiknya jauh dari kata nyaman. Sudah beberapa tahun penglihatan eyang diambil oleh Allah SWT akibat penyakit retinitis pigmentosa. Yang awalnya hanya terasa buram saat melihat, lama-lama penglihatan eyang semakin samar, hingga akhirnya sekarang eyang sama sekali tidak bisa melihat. Gelap. Tapi kami semua tidak pernah sekalipun melihat eyang mengeluh, apalagi sampai marah kepada Allah. Justru eyang semakin rajin beribadah.
Eyang tidak pernah terlewat bangun dini hari untuk shalat tahajud. Shalat wajib pun selalu eyang lakukan ketika adzan berkumandang, tidak pernah ditunda. Setiap selesai shalat eyang selalu membutuhkan waktu yang sangaaaatttt lama untuk berdoa. Meski matanya sudah tidak bisa membaca Al-Qurāan, eyang tetap tidak berhenti ikut pengajian walau hanya mendengarkan saja. Bahkan ketika bulan Ramadhan, eyang memaksakan diri ikut shalat tarawih berjamaah di masjid samping rumahnya meski harus naik turun tangga dengan kondisi fisiknya yang sudah melemah. Itu semua adalah nasihat sekaligus tamparan yang sangat luar biasa terutama bagi kami cucu-cucunya yang masih muda. Eyang dengan kondisi fisik yang terbatas saja punya semangat yang luar biasa dalam beribadah, lalu apakah kami yang kondisi fisiknya masih prima justru lalai dalam beribadah?
Selain itu eyang memberi kami nasihat juga tentang pentingnya menjaga kerukunan keluarga. Alhamdulillah keluarga besar kami ini adalah keluarga yang cukup kompak. Sejak saya masih kecil, eyang selalu berusaha membangun kedekatan antara kami semua. Tentu saja kadang ada konflik, tapi eyang selalu berusaha membantu untuk memperbaiki hubungan yang renggang hingga akhirnya semua kembali rukun. Terbukti dengan hampir semua anggota keluarga bisa hadir di acara ini. Kerukunan antara seluruh anggota keluarga ini tentu merupakan hasil didikan eyang kepada anak-anaknya yang terus diturunkan hingga cucu dan cicitnya.
Melihat betapa semua anggota keluarga tampak ceria dan bahagia selama berkumpul di villa, itu menjadi pengingat lain untuk selalu bersyukur. Semua anggota keluarga masih diberi kesehatan untuk bisa berkumpul meskipun hampir semua sempat diterpa badai covid, bahkan ada yang sampai 2x terinfeksi. Selain itu memiliki keluarga yang kompak dan rukun ini adalah satu hal yang wajib disyukuri, karena banyak contoh keluarga yang tercerai berai akibat tidak rukun. Tapi keluarga ini tetap bisa menjadi keluarga yang kompak meski kadang tetap ada konflik ataupun silang pendapat.
Penutup
Acara kumpul keluarga Mangkoewidjojo yang dilakukan awal bulan ini sungguh mengukir memori yang sangat berkesan untuk kami semua. Acara tersebut menjadi obat rindu untuk kami semua setelah lama tidak bisa berkumpul seramai ini. Selain itu acara ini sungguh me-refresh kami semua, karena selain tempat yang dipilih sangat menenangkan, kebersamaan yang terjalin selama acara juga terasa sangat hangat. Kumpul-kumpul keluarga memang selalu terasa menyenangkan. Rasanya saat pulang tangki cinta kami semua terisi penuh. Meski lelah tapi hati kami sangat bahagia. Apalagi tidak ada yang pulang dengan tangan kosong. Makanan yang sangat melimpah akhirnya dibungkus untuk dibagi-bagi ke semua keluarga. Anak-anak pun pulang membawa goodie bag yang penuh berisi makanan dan souvenir. Alhamdulillah kami masih diberi kesempatan untuk berkumpul dengan jumlah yang hampir lengkap. Semoga di tahun-tahun berikutnya Allah masih memberi kesempatan untuk bisa kumpul keluarga besar lagi dengan jumlah anggota yang lebih banyak dan keluarga yang tetap rukun dan kompak. Aamiinā¦
Seru bangeeet. Seneng yaa keluarga besarnya meni akur dan rame. MasyaAllah eyang juga luar biasa ya, semoga sehat terus yaa eyangnya echa.
BalasHapusWah....inspiratif banget nih. Langsung kujadikan bucket list nih Cha kalau panjang umur dan diberikan keluangan rezeki untuk mengadakan acara kumpul-kumpul keluarga besar seperti ini. Luar biasa banget bisa ngumpul 4 generasi sampai 76 orang. Semoga Eyang diberikan kesehatan dan keberkahan dengan umurnya ya.
BalasHapusAlhamdulillah. :). Seneeeng banget membaca kebersamaan keluarga besar Teh Echa berkumpul dalam keadaan sehat walafiat dan sukacita. Alhamdulillah. Dan semuanya bisa hadir pula, 4 generasi. Rezeki tersendiri bisa kumpul-kumpul seperti ini ya Teh. :)
BalasHapusSemoga Eyang dan seluruh keluarga besar sehat walafiat serta selalu dalam lindunganNya. :)
Wah keren iiih bisa kumpul rame gitu. Harus ada yang pinter bikin acara ya kalau kumpul keluarga kayak gini. Apalagi untuk anak-anak, supaya engga liat gadget terus, tapi bersosialisasi sama saudara-saurdara
BalasHapusWiih aku juga kepengen lho ada tradisi kumpul keluarga seperti ini. harus tetap ada sebenarnya walau sudah menikah dan sibuk sendiri. Tentu gol banget ya habis ngga ketemuan selama pandemi
BalasHapus