Langsung ke konten utama

Dear Echa...

 Dear Echa… 


Hai! Apa kabar, Cha? Kayaknya sudah lama ya nggak menyapa diriku sendiri. Gimana? Sibuk ya sama kehidupan “baru” sebagai ibu dengan 4 anak? Sampai-sampai lupa caranya ngobrol sama diri sendiri. Hehe… Masih adaptasi kan ya? Tapi semoga bisa cepat punya ritme yang paling pas ya dalam mengurus suami, rumah, beserta 1 anak SD, 1 anak TK, 1 balita, dan 1 bayi, juga menjalani peran-peran lainnya di lingkungan sosial. 


Seru ya menjalani hari dengan 4 anak? Rumah nggak pernah sepi dari teriakan anak-anak. Kadang teriakan bercanda dan tertawa, tapi kadang berubah jadi teriakan marah dan nangis juga. Belum lagi rumah yang berantakan bikin makin pusing. Mainan yang bertebaran di seluruh penjuru rumah, lantai dengan tumpahan berbagai makanan, sink dapur yang nggak pernah kosong, cucian dan setrikaan yang nggak habis-habis.


Kadang bikin senewen sih ya, dan pegal-pegal juga seharian bersih-bersih. Tapi jangan pernah lupa, Cha, suara teriakan mereka dan rumah yang berantakan itu menunjukkan bahwa anak-anak ada di rumah, dan dalam keadaan sehat. Coba diingat pas kemarin mereka bergantian demam. Rumah memang lebih tenang dan rapi, tapi hati nggak tenang kan ya bolak-balik ngecek suhu anak dan tarikan napasnya. Jadi syukuri saja ramainya rumah sekarang, yang penting anak-anak sehat. 


Masalah mental gimana, Cha? Aman dong? At least nggak separah waktu pas masih hamil kan? Hormon hamil kemarin itu sepertinya memang berpengaruh besar ya, sampai bikin emosi super labil. Kecolek sedikit nangis, kesenggol sedikit ngamuk. Tapi ternyata setelah melahirkan jadinya nggak terlalu senggol bacok ya. 


Dan alhamdulillah segala kekhawatiran selama hamil nggak terjadi. Saat itu kamu selalu cemas nggak bisa menjalani peran sebagai ibu 4 anak. Kamu selalu khawatir nggak mampu mengurus keluarga “kecil”mu dengan baik. Bahkan kamu sampai sempat minta suami untuk siap-siap jika kamu sampai kena post partum depression. Buktinya sekarang? Kamu bisa! Semua tetap aman terkendali, dan kamu sendiri pun bahagia, jauh dari depresi. Justru semakin bahagia kan dengan bertambahnya anggota keluarga baru? 


Itulah Cha, kadang memang overthinking itu nggak baik untuk kesehatan mental. Terlalu banyak “gimana kalau nanti begini atau begitu”, pada akhirnya hanya bikin semakin takut menghadapi masa depan. Padahal kan memang nggak ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti. Belum tentu semua yang dikhawatirkan itu akan terjadi. Bisa saja yang terjadi nanti justru sebaliknya. 


Kalau takut, ingat satu-satunya tempat bersandar itu Allah SWT. Cuma Allah yang bisa memberi kekuatan dan membantu melewati apapun yang terjadi. Jangan pernah lupa kalau Allah selalu ada di setiap tarikan napas, nggak akan pernah pergi. Terlalu banyak berandai-andai tentang apa yang akan terjadi nanti itu nggak bikin tenang, malah semakin takut. Makanya, berserah diri saja ke Allah, sambil tetap berusaha yang terbaik.


Satu lagi, jangan terlalu banyak menyalahkan diri sendiri atas semua hal buruk yang terjadi. Ingat, semua yang terjadi itu sudah diatur oleh Allah, InsyaAllah ada hikmah dalam hal buruk sekalipun. 


Kamu itu hebat, Cha. Kamu selalu berusaha memberikan segala yang terbaik untuk semua orang di sekitarmu. Kalau ternyata memang ada sedikit kesalahan yang kamu lakukan terutama pada anak-anakmu, ingat bahwa kamu itu manusia, wajar berbuat salah. Tapi lalu jangan terlalu lama menyalahkan diri sampai tenggelam dalam rasa insecure ya. Ingat, apapun yang terjadi anak-anakmu tetap sangat mencintaimu dan membutuhkanmu.


Cintai dirimu sendiri, Cha. You deserve to be loved and happy. Mungkin sekarang caramu menemukan bahagia harus sedikit diubah, bukan lagi dengan cara seperti dulu saat kamu hanya sibuk dengan dirimu sendiri. Tapi sekarang kamu tetap bisa bahagia kok, hanya perlu sedikit mengubah cara pandangmu saja.


Tetap semangat ya, Cha! Semangat untuk terus menjadi lebih baik, semangat untuk terus mencintai diri sendiri, dan semangat untuk terus bahagia. 🙂




Komentar

  1. Big hug buat ibu hebat. Teh Echa ... mengurus 4 anak diusia dini memang penuh tantangan. Bersyukur ya suami support dan komunikasi baik. Benar banget ada Allah Yang Maha Pemurah, kalau kita lagi susah hanya kepada-Nya kita berserah. Selalu semagat ya Teh ... Cium sayang buat anak-anak ...

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Garuda di Dada Timnas -> Salah??

Ada yang mempermasalahkan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. Padahal, timnas Indonesia sendiri lagi berjuang mengharumkan nama Indonesia di ajang Piala AFF 2010.  Ini 100% pendapat pribadi aja yah.. Apa sih yang salah dengan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas? Bukannya dengan adanya lambang Garuda di dada itu berarti mereka yang ada di timnas bangga jadi Indonesia dan bangga bisa berlaga di ajang internasional dengan membawa nama Indonesia? Bukannya dengan membawa lambang Garuda di dada itu berarti mereka akan makin semangat untuk main di lapangan hijau karna membawa nama besar Indonesia? Dan itu berarti Bang BePe dan kawan2 itu akan berusaha lebih keras untuk membuat semua warga Indonesia bangga? Pernah liat timnas maen di lapangan hijau? Pernah liat mereka rangkulan sambil nyanyiin lagi wajib INDONESIA RAYA? Pernah merhatiin ga kalo mereka sering mencium lambang Garuda yang ada di dada mereka setiap abis nyanyiin lagu INDONESIA RAYA? Pernah juga ga merha

Makanan Favorit di Setiap Masa "Ngidam"

Setelah bulan lalu saya gagal setoran karena kesulitan mencari waktu untuk menulis di sela-sela perubahan ritme kehidupan selama ramadan, bulan ini saya tidak mau lagi gagal setoran tulisan. Kebetulan tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang makanan favorit.  Sebenarnya kalau ditanya apa makanan favorit saya, jujur bingung sih jawabnya. Karena saya bisa dibilang pemakan segala. Buat saya makanan hanya ada yang enak atau enak banget. Hehe… Jadi kalau disuruh memilih 1 makanan yang paling favorit sepanjang masa, ya susah. Makanya ketika beberapa minggu belakangan ini saya sering terbayang-bayang satu jenis makanan, saya jadi terinspirasi untuk menjadikan ini sebagai tulisan untuk setoran tantangan bulan ini. Iya, saya memang sedang sering ngidam. Ngidam kurang lebih bisa diartikan keinginan dari seorang ibu hamil terhadap sesuatu, umumnya keinginan terhadap makanan. Ngidamnya setiap ibu hamil juga beda-beda, ada yang ngidamnya jarang tapi ada juga yang sering

Mama sang Wonder Woman

Mama adalah segalanya.. Mama adalah Wonder Woman terhebat yang pernah ada di dunia ini.. :) Di keluargaku, dan sepertinya juga hampir sebagian besar keluarga, mama merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam urusan rumah. Segala urusan rumah dari mulai cuci baju, cuci piring, bersih-bersih rumah, masak, dan sebagainya itu semuanya mama yang urus.. Anggota keluarga yang lain seperti suami dan anak-anaknya mungkin juga ikut membantu, kadang bantu mencuci, bersih-bersih, ato urusan rumah lainnya. Tapi tetap saja kalau dihitung-hitung, pasti porsinya jauh sama yang biasa dikerjakan mama. Belakangan ini aku lebih sering ada di rumah. Dan dengan semakin seringnya ada di rumah, semakin aku mengerti sibuknya mama di rumah mengurus segala sesuatunya sendiri. Sebagai seorang anak, pastinya sudah jadi kewajiban aku untuk bantu mama dalam mengurus rumah yang juga aku tinggali. Dengan aku sering ikut membantu mama melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, aku jadi tahu bah