Langsung ke konten utama

Thank You Hendra Ahsan

Di bulan Januari ini sudah dimulai gelaran BWF World Tour Tournament, yaitu turnamen badminton kelas dunia yang diselenggarakan bergantian di berbagai negara di dunia. Awal tahun ini dimulai dengan tur Asia, salah satunya Indonesia. Minggu lalu dilaksanakan gelaran Daihatsu Indonesia Master, seperti yang sudah berjalan bertahun-tahun belakangan.


Namun ada yang sedikit berbeda dari gelaran Daihatsu Indonesia Master kali ini, yaitu diadakan acara "Moment of Honor" untuk Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan yang di akhir tahun lalu sudah mengumumkan akan pensiun dari turnamen profesional, alias gantung raket. Acara tersebut diadakan untuk memberikan penghargaan sekaligus melepas kedua pemain legenda Indonesia tersebut yang sudah sangat sering mengharumkan nama Indonesia di berbagai gelaran turnamen bergengsi dunia.

Acara Moment of Honor untuk mengapresiasi Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan setelah pensiun


Akhirnya Gantung Raket


Usia Koh Hendra dan Babah Ahsan memang sudah tidak muda lagi. Koh Hendra saat ini sudah berusia 40 tahun sementara Babah berusia 37 tahun. Usia yang sebenarnya bisa dibilang sudah tua di lapangan badminton. Jarang ada pemain yang masih bertanding secara profesional di atas usia 35 tahun. Namun Koh Hendra dan Babah Ahsan akhirnya baru memutuskan untuk pensiun di tahun ini, meski katanya sudah bertahun-tahun menimbang-nimbang untuk pensiun.


Akhir tahun lalu Koh Hendra mengumumkan bahwa sudah saatnya beliau mengakhiri karier badmintonnya. Para BL alias Badminton Lovers cukup heboh menanggapinya, walau sebenarnya sudah bisa diduga dengan usia Koh Hendra yang sudah menginjak 40 tahun. Namun tetap saja semua merasakan kesedihan karena artinya tidak lagi bisa melihat penampilan Koh Hendra yang apik di pertandingan badminton profesional. Apalagi berselang seminggu Babah Ahsan juga mengumumkan hal yang sama, makin hebohlah para BL.

Ketika Babah mengumumkan akan pensiun, beliau literally "gantung raket". Hehe...

Sebagai salah satu BL yang sudah cukup lama suka dengan badminton aku juga ada rasa mellow saat mendengar kabar pensiunnya Koh Hendra dan Babah Ahsan. Sejak kecil aku sudah suka dengan badminton, dan cukup mengikuti juga perkembangan badminton di Indonesia. Pergantian pemain-pemain top Indonesia dan naik turunnya prestasi badminton Indonesia di kancah internasional cukup aku ikuti. Dari mulai Ricky Rexy, Candra Sigit, sampai Taufik Hidayat sering aku tonton pertandingannya di TV dulu bersama papaku.


Sampai sekarangpun aku masih suka menonton badminton, bahkan jadi lebih rajin mengikuti world tour para atlet badminton sepanjang tahun. Aku masih sangat ingat euforia Asian Games 2018 dulu, ketika badminton Indonesia sedang cukup berjaya dengan adanya Jojo, Ginting, juga Marcus dan Kevin. Sepanjang Asian Games itu aku sebisa mungkin menonton semua pertandingan badminton yang ditayangkan di TV. Dan sejak saat itu rasanya aku makin rajin menonton pertandingan badminton di TV. Bahkan aku menurunkan kesukaanku terhadap badminton kepada anak pertamaku.


Setelah Asian Games itu, pasangan Hendra Ahsan juga baru kembali berpasangan setelah sempat terpisah. Malah sedang naik-naiknya ke puncak kejayaan mereka, jadi aku memang cukup mengikuti perkembangan mereka. Banyak menjuarai turnamen di BWF World Tour, bahkan menjuarai ajang World Tour paling bergengsi yaitu All England. 


Everybody Loves Kokoh-Babah


Salah satu yang membuat para BL makin mengagumi Koh Hendra dan Babah Ahsan adalah karena keduanya masih bisa mengukir prestasi di usianya yang tidak lagi muda. Banyak pemain dunia yang memutuskan pensiun di usia 32-33 tahun, dan biasanya setelah beberapa tahun terjadi penurunan prestasi. Tapi Koh Hendra dan Babah Ahsan justru makin bersinar setelah masuk usia 30-an. Para BL pun memberikan julukan The Daddies untuk keduanya karena mereka tetap bersinar meski sudah menjadi bapak-bapak.


Hal lain yang membuat keduanya dicintai, bahkan sangat dihargai oleh pemain badminton dunia lainnya adalah sikap humble mereka dan attitude yang sangat baik. Keduanya tidak pernah menunjukkan sikap sombong meski sempat beberapa lama menjadi peringkat 1 dunia. Attitude dalam pertandingan juga sangat baik, terbukti mereka selalu mau mengakui jika melakukan fault di lapangan. Padahal seringnya pemain lain akan berusaha menutupi fault yang terjadi di lapangan agar lawan tidak mendapat poin. Selebrasi The Daddies di lapangan juga tidak pernah terlalu heboh yang dapat membuat lawan terganggu.

Satu hal yang sangat sukai dari Babah Ahsan, beliau tidak pernah lupa sujud syukur setelah pertandingan. Sungguh adem lihatnya.

Secara kualitas permainan juga keduanya memang punya skill yang tidak bisa dianggap remeh. Penempatan bola yang cantik, pertahanan yang kokoh, juga pukulan yang keras dan tajam selalu ditunjukkan di setiap pertandingan. Kekompakan keduanya di lapangan juga tidak perlu diragukan lagi. Itulah mengapa pemain dari negara lain pun banyak yang mengidolakan mereka.


Tetap Disayang Meski Sering Kalah


2 tahun terakhir sebenarnya prestasi The Daddies mulai menurun. Pasangan ini jarang bisa naik podium di turnamen-turnamen yang diikutinya. Malah tidak jarang mereka sudah gugur di awal-awal pertandingan. Memang usia tidak bisa bohong, karena kadang stamina The Daddies terlihat tertinggal dibandingkan lawannya yang jauh lebih muda. Kalau diajak main rally panjang atau main 3 game ya kadang jadi kurang fokus dan akhirnya banyak error akibat kelelahan. 


Namun tanggapan para BL terhadap penurunan prestasi itu sangat berbeda dibandingkan dengan tanggapan ketika pemain muda yang prestasinya memburuk. Para BL yang rajin berkomentar di media sosial biasanya akan menulis kritik pedas bahkan malah mencemooh jika atlet muda kalah di babak awal turnamen. Beda kalau The Daddies yang kalah, tidak ada kritik pedas apalagi cemoohan, hanya ada tulisan-tulisan yang terus menyemangati. Seperti semua maklum dan tidak mempermasalahkan kalau The Daddies tidak lagi bersinar.


Para BL hanya ingin melihat permainan apik Koh Hendra dan Babah Ahsan, tanpa ditekan harus meraih medali atau juara. Sementara kepada pemain yang umurnya di bawah The Daddies justru ditekan untuk membawa pulang medali dari tiap turnamen. Banyak yang bilang, yang penting The Daddies aman dari cedera, kalau kalah ya tidak masalah. 


Sebegitu dicintainya The Daddies sehingga semua maklum jika mereka tidak lagi rajin menjuarai turnamen. Attitude baik yang ditunjukkan keduanya pasti berbuah manis, membuat semua orang tidak ingin mengeluarkan cemoohan untuk mereka. Juga memang tidak bisa dipungkiri bahwa The Daddies sudah menyumbangkan banyak sekali prestasinya untuk Indonesia, sehingga para BL pun sangat menghargai itu.




Sekarang, ketika keduanya mau menggantung raket mereka, para BL pun ingin melepas mereka dengan terhormat. Acara Moment of Honor diadakan untuk mengingat lagi semua perjuangan mereka selama ini yang sangat membanggakan bagi Indonesia. Penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada keduanya atas perjuangan tersebut.


Terima kasih Koh Hendra dan Babah Ahsan. Saya sebagai salah satu Badminton Lover yang cukup mengikuti perjalanan kalian sungguh bangga dengan semua prestasi yang telah kalian raih. Indonesia pun pasti sangat bangga memiliki kalian sebagai salah satu atlet badminton terbaik dunia. Kalian sungguh menjadi contoh yang sangat baik bagi para junior maupun penggemar kalian, baik dalam permainan badminton maupun di luar itu.


You are a true legend!


Komentar

Popular Posts

Garuda di Dada Timnas -> Salah??

Ada yang mempermasalahkan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. Padahal, timnas Indonesia sendiri lagi berjuang mengharumkan nama Indonesia di ajang Piala AFF 2010.  Ini 100% pendapat pribadi aja yah.. Apa sih yang salah dengan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas? Bukannya dengan adanya lambang Garuda di dada itu berarti mereka yang ada di timnas bangga jadi Indonesia dan bangga bisa berlaga di ajang internasional dengan membawa nama Indonesia? Bukannya dengan membawa lambang Garuda di dada itu berarti mereka akan makin semangat untuk main di lapangan hijau karna membawa nama besar Indonesia? Dan itu berarti Bang BePe dan kawan2 itu akan berusaha lebih keras untuk membuat semua warga Indonesia bangga? Pernah liat timnas maen di lapangan hijau? Pernah liat mereka rangkulan sambil nyanyiin lagi wajib INDONESIA RAYA? Pernah merhatiin ga kalo mereka sering mencium lambang Garuda yang ada di dada mereka setiap abis nyanyiin lagu INDONESIA RAYA? Pernah juga ga m...

Makanan Favorit di Setiap Masa "Ngidam"

Setelah bulan lalu saya gagal setoran karena kesulitan mencari waktu untuk menulis di sela-sela perubahan ritme kehidupan selama ramadan, bulan ini saya tidak mau lagi gagal setoran tulisan. Kebetulan tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang makanan favorit.  Sebenarnya kalau ditanya apa makanan favorit saya, jujur bingung sih jawabnya. Karena saya bisa dibilang pemakan segala. Buat saya makanan hanya ada yang enak atau enak banget. Heheā€¦ Jadi kalau disuruh memilih 1 makanan yang paling favorit sepanjang masa, ya susah. Makanya ketika beberapa minggu belakangan ini saya sering terbayang-bayang satu jenis makanan, saya jadi terinspirasi untuk menjadikan ini sebagai tulisan untuk setoran tantangan bulan ini. Iya, saya memang sedang sering ngidam. Ngidam kurang lebih bisa diartikan keinginan dari seorang ibu hamil terhadap sesuatu, umumnya keinginan terhadap makanan. Ngidamnya setiap ibu hamil juga beda-beda, ada yang ngidamnya jarang tapi ada juga yang se...

Mama sang Wonder Woman

Mama adalah segalanya.. Mama adalah Wonder Woman terhebat yang pernah ada di dunia ini.. :) Di keluargaku, dan sepertinya juga hampir sebagian besar keluarga, mama merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam urusan rumah. Segala urusan rumah dari mulai cuci baju, cuci piring, bersih-bersih rumah, masak, dan sebagainya itu semuanya mama yang urus.. Anggota keluarga yang lain seperti suami dan anak-anaknya mungkin juga ikut membantu, kadang bantu mencuci, bersih-bersih, ato urusan rumah lainnya. Tapi tetap saja kalau dihitung-hitung, pasti porsinya jauh sama yang biasa dikerjakan mama. Belakangan ini aku lebih sering ada di rumah. Dan dengan semakin seringnya ada di rumah, semakin aku mengerti sibuknya mama di rumah mengurus segala sesuatunya sendiri. Sebagai seorang anak, pastinya sudah jadi kewajiban aku untuk bantu mama dalam mengurus rumah yang juga aku tinggali. Dengan aku sering ikut membantu mama melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, aku jadi tahu bah...