Untuk bisa memberikan cinta seluas-luasnya kepada orang lain, sudah pasti kita harus lebih dulu mendapatkan cinta yang maksimal. Tapi apakah cinta yang didapatkan adalah cinta dari orang lain? Menurut saya tidak, justru yang paling utama adalah cinta dari kita untuk diri kita sendiri. Self love, istilahnya sekarang mungkin seperti itu. Cinta dari orang lain bisa jadi tidak berarti jika kita belum menerima cinta maksimal dari kita sendiri. Dan tentu saja kalau kita tidak bisa mencintai diri sendiri, rasanya tidak mungkin kita bisa mencintai orang lain dengan benar. Padahal, sebagai perempuan, khususnya para ibu, banyak orang lain yang membutuhkan cinta dari kita. Utamanya, anak-anak kita. Lalu bagaimana cara kita memberikan cinta untuk diri kita sendiri?
Self Love dengan: Bahagia
Klise ya? Tapi ya memang menurut saya begitulah adanya. Kalau hati kita bahagia, kita bisa memberi cinta sebesar-besarnya untuk diri kita sendiri lalu untuk orang lain. Dan yang harus diingat adalah, kebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan, tidak tergantung orang lain. Lingkungan sekitar kita bisa saja tidak ideal, tapi kalau kita memilih untuk bahagia, sebenarnya kita bisa loh untuk tetap selalu merasa bahagia.
Sebagai ibu rumah tangga kadang rutinitas yang sama setiap harinya membuat kita bergerak bagai robot, tanpa hati. Bangun subuh langsung masuk dapur, mandiin dan suapin anak-anak, cuci baju-cuci piring, antar sekolah, beres-beres rumah, dan begitu terus sampai tiba waktunya tidur malam. Supaya ga bergerak bagai robot, boleh banget loh untuk punya waktu sendiri, me time istilahnya. Melakukan hal yang disuka di luar rutinitas pekerjaan ibu rumah tangga. Minta tolong pada suami (atau anggota keluarga lainnya) untuk diberi kesempatan me time sejenak. Nonton, nyalon, shopping, baca buku, tidur, atau apapun yang disukai. Sesekali beri reward untuk diri sendiri juga boleh kok.
Tapi tetap harus dalam jalur yaaa. Jangan sampai alasan "butuh me time" jadi mengesampingkan tugas sebagai ibu rumah tangga. Tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga tetap yang utama. Jangan sampai karena merasa butuh me time, anak yang masih bayi ditinggal lama tanpa dititipi susu yang cukup misalnya. Atau karena merasa berhak dapat reward, uang belanja kebutuhan sehari-hari dihabiskan untuk membeli barang yang tidak perlu hanya demi kesenangan semata. Me time-nya harus tetap bertanggung jawab dong yaa..
Namun kadang walaupun sudah diberi kesempatan untuk me time, para ibu rumah tangga masih belum bisa maksimal mencintai diri sendiri. Hari-hari yang "begini-begini aja" kadang membuat para ibu rumah tangga tetap kesulitan menemukan kebahagiaan. Lalu bagaimana caranya untuk bisa selalu bahagia?
Bahagia dengan: Mencintai Semua yang Dilakukan
Klise lagi ya? Hehe.. Ya gimana, kalau kita memang mencintai semua yang kita lakukan, mendapatkan kebahagiaan itu memang adalah suatu keniscayaan. Seperti yang sebelumnya saya sebutkan, kebahagiaan itu kita sendiri yang membuatnya, bukan diberi oleh orang lain. Jadi kita yang harus berusaha untuk menyukai dan mencintai semua yang kita lakukan setiap harinya.
Ibu rumah tangga sehari-harinya berkutat dengan urusan rumah tangga dan anak, memang lebih rentan bosan karena aktivitasnya yang tidak habis-habis tapi itu-itu saja. Tapi kalau kita mau berusaha menikmati dan mencintai apa yang kita lakukan, semua pekerjaan itu pasti tidak lagi berat dan membosankan. Misalnya, untuk saya pekerjaan menyetrika baju adalah pekerjaan yang membosankan karena membutuhkan waktu lama untuk membuat semua baju licin. Tapi saya menggabungkan aktivitas menyetrika dengan menonton drama atau film, jadi tidak lagi terasa terbebani dengan tugas menyetrika. Bahkan kalau drama yang saya tonton sedang seru, saya malah nggak sabar untuk bisa segera menyetrika. Hehe..
Walaupun begitu tidak bisa dipungkiri, kadang sulit untuk mencintai kegiatan yang menjadi pekerjaan wajib kita. Misalnya sahabat mungkin ada yang menikmati memasak, tapi saya kurang suka dan sering merasa memasak itu melelahkan (terutama bagian terakhirnya: cuci peralatan masak dan membersihkan dapur). Dan mungkin setiap ibu punya kesulitan yang berbeda-beda untuk mencintai pekerjaannya. Jadi bagaimana dong supaya kita bisa mencintai semua yang kita kerjakan?
Mencintai Semua yang Dilakukan dengan: Mengingat Pahala yang Allah Janjikan
Yakin kan sama janjinya Allah? Yakin kan kalau semua yang kita lakukan dengan niat karena Allah untuk memberikan manfaat bagi orang lain itu akan Allah berikan pahala? Harus yakin, karena memang itu janjinya Allah. Khususnya bagi para ibu rumah tangga, ada banyak hadist yang menerangkan pahala yang Allah janjikan untuk para perempuan yang mengurusi suami serta anak dan rumahnya.
Nah kalau kita sudah yakin pada janjinya Allah, ingatlah itu setiap kali kita ingin mengeluh. Ingat janji Allah itu setiap kali kita merasa lelah atau bosan. Jika kita mengingat pahala yang akan kita dapatkan, InsyaAllah segala kegiatan yang kita lakukan di rumah untuk mengurus suami, anak, dan rumah tangga akan terasa lebih ringan untuk dikerjakan. Hati kita akan lebih ikhlas untuk mengerjakan semuanya dengan maksimal.
Lalu setelah hati ringan dalam mengerjakan segala kegiatan harian kita, apa yang terjadi? Kita akan mencintai semua pekerjaan kita. Lalu apa lagi yang akan terjadi? Hati kita akan dipenuhi kebahagiaan tentunya. Lalu apa lagi yang akan terjadi? Kita bisa mencintai diri kita dengan maksimal. Dan akhirnya, kita bisa memberikan cinta yang tak terbatas untuk keluarga dan orang-orang di sekitar kita. Dan insyaAllah tidak hanya di dunia saja kita akan bahagia, tapi di akhirat pun kita akan berbahagia di surga. Aamiin..
Bahagia ya moms, you are loved, and you deserve to be happy.
Saya juga pernah gitu, nyetrika sambil nonton drakor, tp kl lg seru setrikanya dimatiin, lanjutin drakornya hehe. Salam kenal, Mbak
BalasHapusHehe,, kalau saya soalnya biar semangat nyetrika ya harus ditemenin drakor. Kalau nggak setrikaannya nggak disentuh sampai tumpukannya ga cukup lagi di keranjang :)
HapusSalam kenal juga ya mba..