Langsung ke konten utama

Tentang Demam Berdarah Dengue

Di awal tahun 2020 saya mendapat pengalaman baru sebagai ibu, yaitu mendampingi anak yang harus dirawat di rumah sakit karena terkena demam berdarah. Dari pengalaman tersebut, ternyata saya baru sadar tentang minimnya ilmu saya tentang penyakit yang satu ini. Banyak hal yang saya baru tahu setelah mengalami sendiri merawat anak yang terkena demam berdarah. Saya akan tulis hal-hal yang saya ketahui sebagai pengingat untuk saya sekaligus tambahan ilmu untuk siapa saja yang membacanya. 



Demam Dengue vs Demam Berdarah Dengue


Ketika ada yang mengalami demam kemudian ditemukan nilai trombositnya turun setelah dilakukan tes darah, kebanyakan orang akan langsung menyebut "DBD" atau kependekan dari Demam Berdarah Dengue. Padahal tidak selalu penurunan trombosit merupakan tanda dari penyakit DBD. Dan tidak semua penyakit yang diakibatkan virus dengue adalah DBD. Bisa saja, virus dengue yang menginfeksi orang tersebut hanya menyebabkan penyakit Demam Dengue (DD). Apa bedanya? 



Perbedaan DD dan DBD adalah dari tingkat keparahan yang terjadi pada orang yang terinfeksi. DD lebih ringan daripada DBD. Gejala utama keduanya sama-sama demam dan penurunan trombosit. Namun sesuai dengan namanya, DBD bisa diikuti dengan pendarahan. Pendarahan yang terjadi bisa hanya berupa kebocoran plasma darah, bisa juga sampai terlihat ada pendarahan seperti dari hidung atau gusi. Pendarahan ini yang bisa menyebabkan kondisi gawat bahkan hingga kematian. Sementara pada DD, karena tidak terlalu parah biasanya pasien yang terinfeksi bisa rawat jalan saja dan penyembuhannya pun biasanya lebih cepat. 


Kebocoran plasma terjadi akibat melebarnya pembuluh kapiler, dan menyebabkan cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan beredar ke jaringan lain. Cairan plasma yang ”nyasar” ini bisa ke mana saja di dalam tubuh, ini yang cukup berbahaya. Cairan plasma yang “nyasar” dan tidak pada tempatnya itu bisa mengganggu kerja organ lain. Dan yang sering menyebabkan kematian pada DBD adalah syok berat akibat kebocoran plasma. Kebocoran plasma ini terlihat dari nilai hematokrit darah yang tinggi. Apa itu hematokrit? 



Tidak Hanya Trombosit


Dalam setiap tes darah rutin, terlihat ada nilai trombosit, leukosit, hemoglobin, hematokrit, dan lainnya. Nilai trombosit yang turun memang seringkali dikaitkan dengan DD atau DBD. Meskipun trombosit yang rendah tidak selalu akibat penyakit DD atau DBD, tapi memang ciri khas DD dan DBD adalah penurunan nilai trombosit. 


Pada pasien DBD, seringnya yang menjadi fokus dan kekhawatiran utama adalah nilai trombosit darah. Padahal tidak hanya trombosit yang perlu diperhatikan, tapi juga hematokrit. Dalam bahasa mudahnya, hematokrit adalah kadar kekentalan darah. Semakin tinggi angkanya, berarti semakin kental darahnya. Darah yang kental berarti kehilangan kandungan air, yang artinya terjadi kebocoran plasma. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kebocoran plasma ini bisa berbahaya karena bisa menyebabkan syok yang bisa mengakibatkan kematian.


Nilai hematokrit memang bisa naik dan turun, tapi pada kondisi normal kenaikan atau penurunan yang terjadi tidak banyak. Yang berbahaya adalah jika kenaikan hematokrit lebih dari 20% nilai normalnya. Dalam kasus DBD, seringkali nilai kenaikan hematokrit lebih dari 20%. Itulah mengapa dalam kasus DBD seringkali harus dirawat inap di rumah sakit karena dibutuhkan tambahan cairan dari infus untuk menormalkan kembali nilai hematokrit. Sementara dalam kasus DD biasanya tidak perlu sampai rawat inap karena tidak sampai terjadi kebocoran plasma uang menyebabkan pengentalan darah. 



Fase Turun-Naik


Seperti yang sudah umum diketahui, ada beberapa fase yang terjadi dalam penyakit DBD. Gejala pertama yang akan muncul adalah demam, dan biasanya demamnya mencapai suhu yang cukup tinggi. Biasanya di hari ke-3 atau ke-4, demam akan turun, tapi justru di sini masa kritisnya. Tanda khas DD maupun DBD, ketika demam turun, tidak ada perbaikan kondisi klinis pasiennya, justru pasien terlihat sangat lemas. Banyak yang lalai di fase ini dan merasa pasien sudah membaik karena demam sudah hilang, padahal di dalam tubuh sedang terus terjadi perburukan. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, badan bisa mengalami syok akibat kebocoran plasma.




Selain fase demam, dalam DD dan DBD ada juga fase penurunan trombosit. Ketika masih dalam fase penurunan trombosit, maka meskipun diberi sebanyak apapun jus jambu atau kurma atau herbal apapun yang klaimnya bisa menaikkan trombosit, trombosit tetap akan turun. Hanya saja memang jus jambu atau herbal itu bisa membantu sedikit menaikkan trombosit sehingga meskipun masih akan turun, penurunan trombositnya tidak terlalu besar. Hanya saja herbal itu tidak bisa menghentikan trombosit untuk terus turun selama memang masih fasenya untuk turun. Sebaliknya, tanpa herbal apapun jika memang sudah waktunya trombosit untuk naik, ya trombosit tetap akan naik.


Biasanya fase penurunan trombosit berlangsung sampai hari ke-5 sampai ke-7 sejak gejala awal muncul. Lamanya fase ini bisa berbeda-beda mungkin tergantung pada imun tubuh pasien. Setelah fase penurunan itu, trombosit akan berangsur kembali naik ke angka normal. Biasanya diiringi juga dengan perbaikan kondisi klinis seperti hilangnya rasa pusing atau sakit kepala, badan lebih segar, perbaikan nafsu makan, dan sebagainya. 



Gejala dan Manifestasi DBD


Gejala khas dari DD maupun DBD adalah demam dan penurunan trombosit. Kadang diikuti juga dengan keluhan sakit kepala, mual, nyeri perut, diare, dan lainnya. Gejala lain yang juga khas adalah pasien pasti merasa lemas, bahkan ketika demam turun di hari ke-3 atau ke-4. Padahal kalau penyakit lain, biasanya jika demam turun maka badan akan kembali nyaman dan tidak lemas. Jadi jika ada yang demam disertai badan lemas bahkan setelah demamnya reda, maka perlu dilakukan tes darah untuk memastikannya.


Manifestasi lain dari DBD adalah adanya ruam yang disebut petekie. Ruam khas DBD ini terjadi akibat kerusakan pembuluh kapiler yang menyebabkan pendarahan di bawah kulit. Cara membedakannya dengan ruam lain adalah petekie ini tidak hilang jika kulit ditekan, karena yang terjadi adalah pendarahan di bawah kulit. Sementara ruam lainnya terjadi di lapisan kulit. Dulu kemunculan ruam petekie ini menjadi gejala awal dari penyakit DBD. Namun sekarang ini, sering terjadi ruam baru muncul saat pasien sudah dalam proses penyembuhan. Petekie justru muncul di akhir, ketika nilai trombosit sudah mengalami peningkatan. Jadi untuk mendapat diagnosis DBD tidak harus menunggu muncul petekie karena bisa jadi petekie muncul setelah masa kritis lewat.


contoh bentuk petekie

Sumber gambar: https://www.orami.co.id/magazine/amp/petekie/


Kebocoran plasma yang terjadi pada pasien DBD juga bisa menyebabkan masalah pada organ lain. Misalnya saja yang terjadi pada anak saya ketika dirawat akibat DBD, terjadi sesak napas akibat kebocoran plasma. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, saat terjadi kebocoran plasma, cairan dari pembuluh darah bisa "nyasar" dan mengganggu organ lain. Dalam kasus anak saya, cairan tersebut mengganggu paru-paru sehingga napas menjadi lebih cepat daripada seharusnya. Jika terjadi gangguan organ lain, maka perlu dilakukan tindakan untuk mengeluarkan cairan yang "nyasar" tersebut. Ketika itu anak saya diberi obat bernama Uresix yang diinjeksi lewat infus, tujuannya untuk membuang cairan berlebih di dalam tubuh. Ternyata efeknya membuat anak saya jadi banyak buang air kecil. Dalam 2 jam sejak diinjeksi obat, anak  saya sampai buang air kecil sebanyak 6 kali dengan jumlah yang cukup banyak. Dan setelah itu napasnya pun kembali normal. Berarti benar bahwa di dalam badannya terdapat kelebihan cairan yang sampai mengganggu paru-parunya.



Obat untuk DD dan DBD


Penyakit DD dan DBD disebabkan oleh virus dengue, sehingga tidak ada obat yang bisa melawannya. Virus hanya bisa dilawan oleh imun tubuh pasien itu sendiri. Yang perlu diobati adalah manifestasi dari penyakit itu sendiri seperti misalnya pemberian paracetamol untuk demamnya atau Uresix dalam kasus anak saya. 


Yang sangat penting juga untuk pasien DD dan DBD adalah supaya menambah jumlah asupan cairan dibandingkan biasanya. Karena dikhawatirkan virus dengue akan merusak pembuluh kapiler yang akan menyebabkan kebocoran plasma yang bisa membahayakan. Dan satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan menambah asupan cairan sehingga kalaupun ada kebocoran plasma, cairan yang bocor dari pembuluh itu tergantikan oleh cairan yang masuk melalui minum. Karena itulah jika pasien DBD tidak bisa minum banyak, perlu dipasangi infus untuk mengganti jumlah cairan yang bocor tersebut agar tidak sampai terjadi syok di tubuh yang bisa menyebabkan kondisi gawat. 



Sebenarnya mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, bukan? Jadi lebih baik mencegah munculnya nyamuk aedes aegypti sebelum mereka sampai menggigit kita. Pemerintah sudah sejak lama mencanangkan program 3M, yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas. Tujuannya supaya nyamuk tidak memiliki tempat untuk berkembang biak. Yuk, jaga lingkungan tetap bersih dan aman dari nyamuk untuk menjauhkan kita dari Demam Berdarah Dengue (DBD). 



Komentar

Popular Posts

Garuda di Dada Timnas -> Salah??

Ada yang mempermasalahkan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. Padahal, timnas Indonesia sendiri lagi berjuang mengharumkan nama Indonesia di ajang Piala AFF 2010.  Ini 100% pendapat pribadi aja yah.. Apa sih yang salah dengan penggunaan lambang Garuda di kaos timnas? Bukannya dengan adanya lambang Garuda di dada itu berarti mereka yang ada di timnas bangga jadi Indonesia dan bangga bisa berlaga di ajang internasional dengan membawa nama Indonesia? Bukannya dengan membawa lambang Garuda di dada itu berarti mereka akan makin semangat untuk main di lapangan hijau karna membawa nama besar Indonesia? Dan itu berarti Bang BePe dan kawan2 itu akan berusaha lebih keras untuk membuat semua warga Indonesia bangga? Pernah liat timnas maen di lapangan hijau? Pernah liat mereka rangkulan sambil nyanyiin lagi wajib INDONESIA RAYA? Pernah merhatiin ga kalo mereka sering mencium lambang Garuda yang ada di dada mereka setiap abis nyanyiin lagu INDONESIA RAYA? Pernah juga ga merha

Makanan Favorit di Setiap Masa "Ngidam"

Setelah bulan lalu saya gagal setoran karena kesulitan mencari waktu untuk menulis di sela-sela perubahan ritme kehidupan selama ramadan, bulan ini saya tidak mau lagi gagal setoran tulisan. Kebetulan tema tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini adalah tentang makanan favorit.  Sebenarnya kalau ditanya apa makanan favorit saya, jujur bingung sih jawabnya. Karena saya bisa dibilang pemakan segala. Buat saya makanan hanya ada yang enak atau enak banget. Hehe… Jadi kalau disuruh memilih 1 makanan yang paling favorit sepanjang masa, ya susah. Makanya ketika beberapa minggu belakangan ini saya sering terbayang-bayang satu jenis makanan, saya jadi terinspirasi untuk menjadikan ini sebagai tulisan untuk setoran tantangan bulan ini. Iya, saya memang sedang sering ngidam. Ngidam kurang lebih bisa diartikan keinginan dari seorang ibu hamil terhadap sesuatu, umumnya keinginan terhadap makanan. Ngidamnya setiap ibu hamil juga beda-beda, ada yang ngidamnya jarang tapi ada juga yang sering

Mama sang Wonder Woman

Mama adalah segalanya.. Mama adalah Wonder Woman terhebat yang pernah ada di dunia ini.. :) Di keluargaku, dan sepertinya juga hampir sebagian besar keluarga, mama merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam urusan rumah. Segala urusan rumah dari mulai cuci baju, cuci piring, bersih-bersih rumah, masak, dan sebagainya itu semuanya mama yang urus.. Anggota keluarga yang lain seperti suami dan anak-anaknya mungkin juga ikut membantu, kadang bantu mencuci, bersih-bersih, ato urusan rumah lainnya. Tapi tetap saja kalau dihitung-hitung, pasti porsinya jauh sama yang biasa dikerjakan mama. Belakangan ini aku lebih sering ada di rumah. Dan dengan semakin seringnya ada di rumah, semakin aku mengerti sibuknya mama di rumah mengurus segala sesuatunya sendiri. Sebagai seorang anak, pastinya sudah jadi kewajiban aku untuk bantu mama dalam mengurus rumah yang juga aku tinggali. Dengan aku sering ikut membantu mama melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, aku jadi tahu bah